Pengertian Price Earnings Ratio: Apa Itu PER?
Price earnings ratio, disingkat P/E ratio atau PER adalah rasio valuasi yang digunakan untuk menghitung nilai relatif saham perusahaan. Hasil perhitungan PER menghasilkan informasi tentang apakah suatu saham dapat dikatakan murah (undervalued) atau dinilai mahal (overvalued). Ini sangat bermanfaat bagi investor untuk memilih saham yang potensial sebagai peluang investasi.
Rumus PER (Price Earnings Ratio Formula)
Cara menghitung PER adalah membagi harga saham dengan laba per saham. Rumus P/E ratio dapat dinyatakan sebagai berikut:
Rumus PER = stock price per share / EPS
Di mana:
- Stock price per share adalah harga saham perusahaan per lembar.
- EPS adalah singkatan dari earnings per share atau laba per saham, yang dihasilkan dari laba bersih dibagi jumlah saham beredar.
Contoh Soal Price Earnings Ratio
PT Moneynesia merupakan perusahaan finansial yang saat ini memiliki harga pasar saham Rp50 dengan EPS 10. Hitunglah price earnings ratio (PER) perusahaan.
Jawab:
- P/E ratio = harga saham / EPS
- P/E ratio = Rp50 / 10
- P/E ratio = 5 x (kali)
Setelah dihitung, PER dari PT Moneynesia bernilai 5 x (kali). Lalu, bagaimana cara interpretasi nilai PER yang baik dan ideal?
Interpretasi Price Earnings Ratio (PER)
Semakin tinggi PER, semakin mahal valuasi perusahaan alias overvalued; semakin rendah PER, semakin murah valuasi perusahaan alias undervalued. Rata-rata nilai price earnings ratio yang ideal yaitu 20 x. Dengan demikian, P/E ratio yang berada di bawah 20 x dianggap PER yang bagus dan menunjukkan undervalued. Sebaliknya, P/E ratio di atas 20 x dianggap overvalued.
Namun, rasio PER yang baik dapat bersifat relatif yang menyesuaikan dengan karakteristik industri. Perusahaan di sektor teknologi mungkin memiliki PER di atas rata-rata dibandingkan industri lainnya. Ini karena model bisnis mereka mendorong pertumbuhan signifikan secara cepat sehingga harga saham relatif meningkat lebih cepat daripada kinerja keuangan mereka.
Jika misalnya sektor teknologi memiliki rata-rata PER 40, saham teknologi dengan PER di bawah 40 akan dianggap undervalued. Ini hanya dalam konteks perhitungan price earnings ratio. Untuk menentukan harga wajar saham perusahaan (fair value), investor sebaiknya melibatkan rasio pasar lainnya seperti P/B ratio dan P/S ratio serta rasio-rasio keuangan yang relevan, antara lain:
Selain itu, rasio P/E (PER) juga memiliki interpretasi lain jika syarat dan kondisi tertentu terpenuhi, yaitu:
- Jika metrik fundamental perusahaan secara keseluruhan baik, tetapi PER bernilai tinggi, ini menunjukkan prospek saham sangat menjanjikan di mana investor menaruh optimis besar pada pertumbuhan perusahaan.
- Jika indikator fundamental perusahaan secara keseluruhan kurang baik, tetapi PER bernilai rendah, ini mengindikasikan prospek saham kurang menarik dan investor pesimis terkait potensi pertumbuhan perusahaan.
Analisis Price Earnings Ratio (PER)
Cara analisis PER yang paling umum yakni industry comparison dan trend analysis.
- Industry comparison berarti membandingkan P/E ratio dengan rata-rata industri di mana perusahaan itu berada. Ini menjadi tidak ideal jika membandingkan PER perusahaan di industri yang berbeda.
- Trend analysis berarti melihat tren historis nilai PER perusahaan setiap periode waktu tertentu. Dengan asumsi metrik fundamental perusahaan bagus, maka saham dengan PER yang rendah layak menjadi pilihan terbaik, yang menunjukkan saham undervalued.
Jenis-jenis Price Earnings Ratio
Ada dua jenis rasio P/E atau PER berdasarkan metode perhitungan, yaitu:
- Trailing P/E – dihitung dengan membagi harga pasar saat ini dengan laba per saham perusahaan selama 12 bulan terakhir.
- Forward P/E – dihitung dengan membandingkan harga pasar saat ini dengan laba per saham yang diharapkan perusahaan selama 12 bulan ke depan.
Kelebihan dan Kekurangan Price Earnings Ratio (PER)
Keunggulan:
- Rumus dan cara menghitung PER mudah dipahami, yaitu stock price per share dibagi EPS.
- P/E ratio populer digunakan untuk menentukan pilihan saham undervalued dan overvalued, selain daripada PBV dan P/S.
Kekurangan:
- Perhitungan PER berfokus pada laba, sementara tidak mempertimbangkan aspek-aspek seperti utang, arus kas, dan aset perusahaan.
- P/E ratio tidak ideal digunakan untuk perusahan lintas industri atau berada di sektor yang berbeda.
Simpulan
Berikut poin-poin penting dari price earnings ratio (PER):
- Price earnings ratio (PER) termasuk salah satu rasio pasar untuk membandingkan harga saham relatif terhadap laba per saham yang dihasilkan.
- PER atau P/E ratio sering kali digunakan untuk menentukan saham overvalued dan undervalued.
- Semakin tinggi PER, semakin mahal nilai perusahaan jika indikator fundamental lainnya kurang baik. PER yang tinggi dan diiringi oleh kinerja fundamental yang bagus, maka saham dianggap punya potensi pertumbuhan besar.
- Semakin rendah PER, semakin murah nilai perusahaan jika metrik fundamental lainnya bagus. PER yang rendah tetapi tidak diimbangi dengan kinerja fundamental yang baik, maka itu mencerminkan prospek saham perusahaan tidak menarik.
- Secara tradisional, PER yang baik yaitu di bawah 20. Akan tetapi, ini harus disesuaikan dengan masing-masing industri yang pastinya memiliki karakteristik berbeda.
- Cara menghitung PER sangat mudah asalkan Anda memahami dengan baik rumus PER, yang dihasilkan dari harga saham dibagi earnings per share (EPS).
- Analisis PER yang paling umum yaitu dengan melihat tren historis dan membandingkan P/E ratio suatu perusahaan dengan kompetitornya pada sektor yang sejenis melalui perhitungan rata-rata.
- Peluang investasi yang lebih aman dan menguntungkan sebaiknya memilih perusahaan yang profitable dan memiliki PER rendah di bawah 20.