Pengertian Operating Profit Margin
Operating profit margin (OPM) adalah rasio profitabilitas perusahaan yang menghitung berapa persentase pendapatan yang tersisa setelah dikurangi biaya operasional, sebelum dikurangi bunga dan pajak. Ini berarti bahwa OPM adalah metrik yang memberi wawasan tentang berapa banyak keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari operasi bisnis intinya.
Rumus OPM
Cara menghitung operating profit margin yaitu membagi laba operasi dengan total pendapatan, hasilnya kemudian dinyatakan dalam persentase. Berikut tampilan rumus OPM:
OPM = (Laba Operasi ÷ Pendapatan) x 100%
Keterangan:
- Laba operasi dapat mengacu pada earnings before interest & taxes (EBIT).
- Pendapatan atau revenue merupakan total uang yang dihasilkan dari penjualan barang dan jasa dari operasi inti perusahaan.
Contoh Soal OPM
Misalnya, PT Moneynesia mencatatkan total pendapatan Rp600.000.000 dan menghasilkan laba operasi atau EBIT sebesar Rp200.000.000. Hitunglah operating profit margin (OPM) perusahaan.
Jawab:
- OPM = (EBIT ÷ Pendapatan) x 100%
- OPM = (Rp200.000.000 ÷ Rp600.000.000) x 100%
- OPM = 33,33%
Dalam hal ini, PT Moneynesia berhasil mencatatkan 33,33% laba operasi untuk setiap rupiah pendapatan yang dihasilkan perusahaan.
Interpretasi Operating Profit Margin
Operating profit margin adalah metrik penting yang memberi informasi tentang efisiensi operasional dan strategi penetapan harga (pricing strategy) perusahaan. Semakin tinggi OPM, semakin efektif perusahaan mengendalikan biaya operasional sehingga menghasilkan margin keuntungan yang sehat dari aktivitas bisnis intinya. Sebaliknya, OPM yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan belum efisien dalam mengontrol biaya dan sedang berjuang menghadapi tekanan harga dari kompetitor.
Beberapa analis dan investor memiliki standar khusus untuk nilai OPM yang baik dan sehat. Rata-rata OPM yang ideal yaitu 10%, sedangkan OPM yang baik sebaiknya lebih 15%.
Analisis Operating Profit Margin
Karena setiap industri memiliki tantangan, tingkat persaingan, dan karakteristik yang berbeda, maka analisis OPM sebaiknya menggunakan metode industry comparison. Ini berarti OPM perusahaan dibandingkan dengan rata-rata rasio OPM industri di mana perusahaan menjalankan operasinya. Ini menjadi kurang ideal saat membandingkan OPM perusahaan yang beroperasi di industri yang berbeda.
Misalnya, perusahaan di industri yang sangat kompetitif seperti ritel atau perhotelan mungkin memiliki OPM yang lebih rendah daripada perusahaan di industri yang lebih khusus dengan persaingan yang lebih sedikit. Demikian pula, perusahaan dengan biaya operasional yang lebih tinggi (seperti di sektor manufaktur) mungkin memiliki OPM yang lebih rendah daripada perusahaan dengan biaya operasional yang lebih rendah (seperti di industri perangkat lunak).
Jika rasio OPM perusahaan lebih tinggi daripada nilai OPM pesaing dan rata-rata industri, itu menunjukkan kinerja optimal bagi perusahaan dalam hal laba operasi. Sebaliknya, jika OPM di bawah rata-rata industri, perusahaan harus segera mengevaluasi dan mengatur strategi untuk menghasilkan laba operasi yang maksimal di masa depan.
Sementara itu, untuk mendapat pemahaman rinci terkait kemampuan perusahaan menghasilkan laba, pertimbangkan juga rasio-rasio profitabilitas lainnya, termasuk net profit margin (NPM), gross profit margin (GPM), return on assets (ROA), dan return on equity (ROE).
Untuk mendapat wawasan komprehensif tentang kesehatan dan performa keuangan perusahaan, manfaatkan rasio-rasio keuangan inti lainnya, termasuk:
Faktor-faktor yang Memengaruhi OPM
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi operating profit margin (OPM) perusahaan, antara lain:
- Volume penjualan: Perusahaan dengan volume penjualan yang lebih tinggi mungkin dapat menyebarkan biaya tetapnya (fixed costs) ke basis pendapatan yang lebih besar sehingga rasio OPM akan lebih tinggi.
- Strategi penetapan harga: Perusahaan yang dapat membebankan harga yang lebih tinggi untuk produk atau layanannya akan menghasilkan margin keuntungan lebih besar sehingga OPM ikut meningkat.
- Efisiensi operasi: Perusahaan yang mampu mengendalikan biaya operasional secara efektif berpotensi untuk menghasilkan OPM yang lebih tinggi.
- Dinamika industri: Seperti disebutkan sebelumnya, OPM dapat sangat bervariasi antara industri yang berbeda berdasarkan faktor-faktor seperti persaingan dan preferensi pelanggan.
Simpulan
Berikut poin-poin utama terkait operating profit margin (OPM) yang dapat menjadi kesimpulan:
- OPM adalah metrik profitabilitas untuk menilai persentase laba operasi (EBIT) dari pendapatan yang dihasilkan perusahaan selama periode waktu tertentu.
- Rumus OPM yaitu EBIT dibagi revenue, dan hasil perhitungan dinyatakan dalam persentase.
- Cara menghitung OPM sangat sederhana dan informasi yang dibutuhkan tersedia lengkap dalam laporan laba rugi perusahaan. Manfaatkan pula contoh soal OPM untuk mendapat pemahaman lebih mudah.
- Semakin tinggi OPM (operating profit margin), semakin besar laba operasi yang berarti perusahaan mampu menekan biaya operasional dan menghasilkan margin keuntungan optimal.
- Karena masing-masing sektor dan industri memiliki karakteristik unik, analisis OPM hanya relevan dilakukan untuk industri sejenis.
- Pertimbangan nilai rasio OPM yang baik yaitu lebih 15%, sedangkan nilai rata-rata sekitar 10%.