Keberadaan koperasi di Indonesia telah banyak membantu pergerakan perekonomian masyarakat. Hal ini tentu tidak lepas dari peran Bapak Koperasi Indonesia yang merintis berdirinya koperasi hingga berkembang sampai sekarang. Mari berkenalan dengan sosok yang memiliki jasa besar bagi perkembangan koperasi di tanah air!
Siapa Bapak Koperasi?
Sosok yang disebut sebagai Bapak Koperasi adalah Mohammad Hatta. Tidak hanya dikenal sebagai wakil presiden pertama di Indonesia, beliau juga memberikan kontribusi besar pada perkembangan koperasi. Tentunya gelar tersebut tidak diberikan begitu saja tanpa alasan. Ada sejarah panjang di balik terpilihnya sosok Mohammad Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Gelar Bapak Koperasi ini didapatkan Bung Hatta pada tanggal 17 Juli 1953 silam melalui Kongres Koperasi Indonesia yang berlangsung di Bandung. Gelar tersebut menjadi bentuk penghargaan kepada Bung Hatta atas semua kontribusi yang diberikan demi perkembangan koperasi sejak awal berdiri.
Sejarah Koperasi
Bung Hatta memang dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Namun perlu diketahui bahwa Bung Hatta bukanlah sosok yang menjadi pelopor berdirinya koperasi. Koperasi didirikan oleh Patih Purwokerto yaitu R.Aria Wiraatmadja pada tahun 1886. Jadi sebenarnya koperasi sudah ada sejak lama meskipun perkembangannya tidak signifikan.
Koperasi yang pertama berdiri di Indonesia diberi nama Hulf Sparbank. Ini merupakan koperasi simpan pinjam yang ikut berperan besar dalam menyejahterakan perekonomian rakyat. Pada saat itu, koperasi ini didirikan agar kaum ningrat tidak meminjam uang kepada lintah darah.
Hulf Sparbank semakin populer khususnya di kalangan para pejabat zaman kolonial. Hal tersebut memicu terjadinya lebih banyak aktivitas koperasi terutama di kalangan politik etis. Tentu saja prinsip yang dijalankan dalam operasionalnya jauh berbeda dengan prinsip yang diterapkan pada koperasi saat ini.
Kegiatan koperasi kemudian mulai meluas dan menjadi salah satu kegiatan rakyat 20 tahun setelah Hulf Sparbank berdiri. Pada tahun 1992, keluarlah Undang-Undang yang mengatur operasional koperasi tepatnya UU No.25 Tahun 1992. Sejak saat itu koperasi kemudian dikenal sebagai sebuah badan usaha yang anggotanya perseorangan maupun badan hukum.
Perkembangan Konsep Koperasi
Koperasi itu sendiri bukan murni berasal dari pemikiran masyarakat Indonesia. Konsep koperasi datang di zaman kolonialisme. Setelah Aria Wiriatmadja mendirikan Hulf Sparbank atau koperasi simpan pinjam, muncullah pemikiran-pemikiran lain untuk mengembangkan koperasi.
Seorang asisten residen dari Purwokerto bernama De Wolf van Westerrode memberikan pengembangan ide koperasi milik Aria Wiriatmadja. Kebetulan beliau pernah belajar mengenai Bank Rakyat di Jerman. Konsep koperasi pun semakin dikembangkan dan diperbaiki dari berbagai sisi.
Di tahun 1908-an tepatnya di masa pergerakan nasional, muncul bentuk koperasi lain yang diberi nama Sarekat Dagang Islam. Koperasi ini membuat masyarakat Indonesia semakin bersemangat dan yakin bahwa koperasi bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Sampai hari dimana Indonesia meraih kemerdekaan, koperasi masih terus berkembang.
Pada tanggal 12 Juli 1947, diadakan Kongres Koperasi Indonesia untuk pertama kali. Lokasi Kongres berada di Tasikmalaya dan acara ini menjadi tanda bahwa perkembangan koperasi Indonesia terlihat semakin nyata. Inilah yang menjadi alasan tanggal 12 Juli dinyatakan sebagai Hari Koperasi.
Kongres Koperasi pertama tadi menghasilkan beberapa keputusan penting. Salah satunya adalah pembentukan SOKRI atau Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia. Selain itu ditetapkan pula asas koperasi yakni gotong royong dan kekeluargaan.
Mengapa Bung Hatta Terpilih sebagai Bapak Koperasi?
Lalu apa yang membuat Bung Hatta akhirnya terpilih sebagai Bapak Koperasi Indonesia? Meskipun bukan berperan sebagai pendiri atau pelopor koperasi, namun Bung Hatta memang memiliki kontribusi besar. Koperasi bisa berkembang pesat di Indonesia dan masih ada sampai sekarang berkat campur tangan sekaligus pemikiran cerdas dari beliau.
Bung Hatta dipilih sebagai Bapak Koperasi Indonesia karena memberikan inspirasi melalui pemikiran, tulisan, serta semua opininya terkait koperasi. Banyak sekali pemikiran Bung Hatta tentang koperasi yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Semua itu memberikan petunjuk bagi koperasi-koperasi di tanah air sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu bukti nyata buah pikiran Bung Hatta mengenai koperasi ditunjukkan melalui buku. Buku tersebut berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun yang diterbitkan pada tahun 1971. Di buku tersebut, Bung Hatta menuliskan semua pemikirannya mengenai pembangunan koperasi dengan prinsip-prinsip yang benar.
Tidak hanya menulis buku, Bung Hatta juga sering memberikan ceramah mengenai koperasi di berbagai kesempatan. Kontribusinya dalam menulis dan memberi ceramah terkait koperasi ternyata mendatangkan banyak manfaat. Sistem koperasi kemudian berkembang lebih baik dan terbukti bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Perkembangan Koperasi bersama Bung Hatta
Kehadiran Bung Hatta bersama pemikiran dan opininya terkait koperasi membawa banyak kemajuan. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan koperasi pada saat ini memang sangat bergantung pada Bung Hatta. Tidak hanya lewat pemikiran tertulis dan lisan, Bung Hatta juga ikut berkontribusi dalam aksi-aksi nyata.
Setelah menyatakan kemerdekaan Indonesia, Bung Hatta bekerja keras mendorong perkembangan koperasi di tanah air. Pada saat itu beliau berusaha untuk memasukkan koperasi agar bisa mendukung perekonomian nasional setelah kemerdekaan. Selain itu Bung Hatta juga membuat lembaga koperasi bisa berdiri sendiri dan lepas dari lembaga perdagangan yang ada di dalam negeri.
Semua tindakan Bung Hatta bagi koperasi di Indonesia benar-benar memberikan kemajuan yang signifikan. Jadi tidak berlebihan jika pada akhirnya Bung Hatta mendapatkan gelar sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Kontribusinya begitu besar dan membuat koperasi berkembang pesat hingga sekarang.
Kontribusi Bapak Koperasi sampai Saat Ini
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa Bung Hatta mendapatkan gelar sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada saat diadakan Kongres Koperasi II tahun 1953. Tentunya kongres kedua ini juga menghasilkan banyak keputusan penting. Salah satunya adalah penetapan gelar baru Bung Hatta yang sudah memberikan jasa untuk perkembangan koperasi.
Selain itu, pada kongres ini juga dilakukan penggantian SOKRI menjadi DEKOPIN atau Dewan Koperasi Indonesia. Kongres yang diselenggarakan di Bandung ini juga menghasilkan putusan bahwa koperasi akan masuk sebagai salah satu jenis mata pelajaran di sekolah. Bahkan di kongres tersebut juga dibahas mengenai perencanaan penyusunan Undang-Undang koperasi yang baru.
Jasa yang diberikan oleh Bapak Koperasi Indonesia masih terus teringat sampai sekarang. Meskipun koperasi telah berkembang begitu jauh dan semakin banyak muncul di Indonesia, tentunya jasa Bung Hatta tidak akan pernah terlupakan.
Sampai saat ini, pemikiran Bung Hatta mengenai koperasi masih dijadikan acuan. Meskipun zaman terus berkembang, namun teori hasil pemikiran Bung Hatta masih relevan untuk dijadikan prinsip koperasi. Itulah mengapa buku-buku tulisan Bung Hatta masih sering dijadikan referensi dalam proses pengembangan koperasi itu sendiri.
Peran Bapak Koperasi Indonesia dalam perekonomian masyarakat di tanah air begitu besar. Melalui pengembangan koperasi, Bung Hatta mendukung masyarakat untuk terus bergerak demi ekonomi yang lebih maju. Semangat ini sebaiknya terus kita lanjutkan sehingga koperasi-koperasi di tanah air semakin maju dan berkembang sesuai prinsipnya.