Pengertian: Apa Itu ROE?
Return on equity (ROE) adalah rasio keuangan yang mengukur profitabilitas perusahaan dengan membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham. Dengan kata lain, ROE mengukur berapa banyak laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk setiap rupiah ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Nilai ROE yang baik dan ideal umumnya di atas 15%.
ROE termasuk rasio profitabilitas yang digunakan investor, analis, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengevaluasi kesehatan keuangan, prospek, dan potensi pertumbuhan perusahaan.
Rumus ROE – Cara Menghitung Return on Equity Perusahaan
Formula return on equity yaitu membagi laba bersih dengan ekuitas, dan hasilnya dinyatakan sebagai persentase:
Rumus ROE = Laba Bersih / Total Ekuitas Pemegang Saham
Keterangan: Laba bersih (net profit) adalah pendapatan setelah dikurangi semua biaya-biaya, termasuk pajak dan bunga. Istilah laba bersih dalam laporan keuangan dapat mengacu pada earnings after tax (EAT). Sementara itu, total ekuitas adalah jumlah investasi yang dilakukan pemegang saham dalam perusahaan.
Berikut cara menghitung ROE dari laporan keuangan:
- Buka laporan keuangan perusahaan.
- Lihat pada bagian Laporan Laba Rugi.
- Catat jumlah laba bersih dan ekuitas perusahaan.
- Terakhir, gunakan informasi laba bersih dan ekuitas tersebut dan lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus ROE.
Contoh Soal ROE
PT Moneynesia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp150.000.000 dan memiliki total ekuitas sebesar Rp300.000.000. Berdasarkan informasi tersebut, berapa nilai return on equity (ROE) PT Moneynesia?
Jawab:
- ROE = (net profit / ekuitas) x 100%
- ROE = (Rp150.000.000 / Rp300.000.000) x 100%
- ROE = 0,5 x 100%
- ROE = 50%
Setelah melakukan perhitungan, nilai ROE perusahaan adalah 50%. Ini berarti setiap Rp1 modal yang yang diinvestasikan pemegang saham mampu menghasilkan laba bersih 50%.
Interpretasi ROE
Return on equity, atau disingkat, ROE adalah ukuran penting dari profitabilitas perusahaan. ROE menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan modal dari pemegang sahamnya untuk menghasilkan laba.
Semakin tinggi ROE, semakin banyak laba per rupiah ekuitas yang dihasilkan perusahaan, dan ini merupakan sinyal positif bagi investor. Nilai ROE yang bagus yaitu lebih 15%. Sebaliknya, nilai ROE yang lebih rendah berarti perusahaan belum optimal memanfaatkan modal dari pemegang saham untuk menghasilkan laba.
Perlu dicatat bahwa nilai ROE di bawah 15% belum tentu buruk karena setiap industri dan perusahaan memiliki karakteristik bisnis dan persaingan tersendiri. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan analisis dengan metode yang tepat untuk menilai berapa ROE yang dapat diterima dengan wajar. Namun yang pasti, ROE negatif harus dihindari karena itu menunjukkan perusahaan membukukan rugi bersih.
Analisis ROE
Setidaknya ada dua cara analisis return on equity (ROE) perusahaan, yaitu:
- Trend analysis: ini mengevaluasi return on equity (ROE) selama periode tertentu, misalnya jangka waktu 5 tahun. Jika nilai ROE menampilkan tren naik (apresiasi), itu menjadi sinyal positif bagi investor karena perusahaan dianggap sangat menjanjikan.
- Industry comparison: ini membandingkan return on equity (ROE) suatu perusahaan dengan nilai rata-rata ROE sektor atau industri di perusahaan berada. ROE yang lebih tinggi dapat mengindikasikan bahwa perusahaan berkinerja lebih baik dibandingkan dengan kompetitornya, sementara ROE yang lebih rendah dapat menunjukkan kinerja buruk.
Untuk mendapatkan wawasan terperinci dan komprehensif terkait kesehatan dan kinerja keuangan perusahaan, sebaiknya pertimbangkan rasio-rasio lainnya, termasuk:
Sebagai contoh, perusahaan mencatatkan nilai ROE tinggi, tetapi indikator likuiditas seperti DER (debt to equity ratio) juga bernilai tinggi. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan mengambil utang yang signifikan untuk memaksimalkan laba sehingga risiko bisnis yang dihadapi perusahaan juga meningkat.
ROE vs. ROA
Mengapa menggunakan ROE daripada ROA? ROE adalah indikator profitabilitas yang sangat terfokus dan lebih ideal digunakan untuk melihat pengembalian investasi dari pemegang saham di suatu perusahaan. ROE yang tinggi artinya perusahaan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang sahamnya, sedangkan ROE yang rendah artinya perusahaan tidak mampu memaksimalkan investasi pemegang saham secara efektif.
Selain itu, ROE mungkin juga berguna untuk mengevaluasi perusahaan yang memiliki jumlah utang yang signifikan karena tidak memperhitungkan risiko yang terkait dengan penggunaan pembiayaan utang. Dengan demikian, investor dapat menilai valuasi perusahaan lebih spesifik hanya berdasarkan ekuitas.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Return on Equity (ROE)
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi ROE perusahaan, antara lain:
- Margin Laba: ini mewakili persentase pendapatan yang dipertahankan perusahaan sebagai laba setelah membayar semua Semakin besar margin keuntungan, semakin tinggi ROE karena perusahaan menghasilkan lebih banyak laba per rupiah pendapatan.
- Perputaran Aset (Asset Turnover): ini mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk menghasilkan pendapatan. Rasio perputaran aset yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan semua aset dengan efisien, pada gilirannya akan menghasilkan ROE yang lebih tinggi.
- Leverage Keuangan: ini mengacu pada penggunaan utang perusahaan untuk membiayai operasi bisnis. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) yang lebih tinggi akan mendorong kenaikan ROE karena mampu perusahaan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dengan menggunakan uang kreditur (pihak ketiga).
- Buyback saham: ini merupakan kebijakan ketika perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri dari pasar. Buyback saham dapat mengurangi jumlah saham beredar, yang kemudian dapat meningkatkan ROE, dengan asumsi laba bersih konstan atau meningkat.
Kelebihan dan Kekurangan Return on Equity (ROE)
Keunggulan:
- ROE adalah indikator profitabilitas yang bermanfaat untuk menunjukkan seberapa efektif perusahaan memanfaatkan ekuitas pemegang sahamnya untuk menciptakan profit.
- Penggunaan ROE dapat diaplikasikan secara luas, termasuk membandingkan ROE perusahaan yang berbeda dalam industri yang sama.
- Rumus dan cara menghitung ROE dapat dipahami dengan mudah, hanya dengan membagi net profit dengan ekuitas.
Kelemahan:
- Perhitungan ROE didasarkan pada data akuntansi sehingga itu mungkin tidak sepenuhnya dapat mencerminkan nilai aset dan utang perusahaan yang sebenarnya.
- ROE tidak memperhitungkan risiko pembiayaan utang untuk operasi perusahaan.
Simpulan
Berikut poin-poin penting tentang ROE (return on equity):
- ROE adalah indikator profitabilitas yang secara khusus mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas pemegang saham.
- Perhitungan atau rumus ROE yaitu net profit dibagi jumlah ekuitas pemegang saham.
- Semakin tinggi ROE, semakin efisien dan efektif perusahaan dalam menggunakan ekuitas untuk menghasilkan keuntungan bersih.
- Nilai ROE yang baik minimum 15%. Namun, penting untuk menganalisis ROE dalam konteks bisnis, ukuran, dan industri di mana perusahaan berada. Yang pasti, ROE yang buruk adalah yang bernilai negatif.
- Manfaatkan metode trend analysis dan industry comparison untuk menganalisis return on equity (ROE), sambil juga mempertimbangkan rasio-rasio keuangan lainnya.