Pengertian: Apa Itu PBV?
Price-to-Book (P/B) ratio, atau rasio PBV, adalah metrik keuangan untuk mengukur valuasi perusahaan dengan membandingkan harga saham dengan book value per share (BVPS). PBV termasuk rasio nilai pasar (market value ratio) yang paling populer digunakan untuk menentukan apakah suatu saham harga dinilai mahal (overvalued) atau dinilai murah (undervalued).
Rumus PBV – Cara Menghitung Price to Book (P/B) Ratio
Formula untuk menghitung rasio PBV yaitu harga saham (stock price) dibagi dengan book value (BV) suatu perusahaan. Berikut rinciannya:
Rumus Rasio PBV = Stock Price / Book Value Per Share
Di mana:
- Stock price merupakan harga saham per lembar perusahaan di pasar yang nilainya didasarkan pada permintaan dan penawaran. Saat menghitung P/B ratio, harga saham yang digunakan disesuaikan dengan periode penelitian. Beberapa peneliti dan analis menggunakan harga saham harian, bulanan, atau tahunan.
- Book value per share atau BVPS dihitung dengan membagi ekuitas dengan jumlah saham yang beredar.
Contoh Soal PBV (P/B Ratio)
Harga saham PT Moneynesia saat ini bernilai Rp7.000 per lembar, dan perusahaan memiliki nilai buku Rp8.000 per lembar. Hitunglah nilai price to book (P/B) ratio PT Moneynesia.
Jawab:
- PBV = Harga saham / BVPS
- PBV = Rp7.000 / Rp8.000
- PBV = 0,875 kali
Jadi, nilai P/B ratio atau PBV (price to book value) PT Moneynesia diketahui 0,875 kali atau bernilai kurang dari 1. Ini menunjukkan harga saham perusahaan dinilai lebih rendah daripada nilai bukunya alias undervalued.
Cara Membaca Nilai PBV
Secara umum, berikut cara membaca nilai price to book value (PBV):
- Rasio PBV > 1 artinya harga saham dinilai lebih tinggi daripada book value.
- Rasio PBV = 1 artinya harga saham dinilai sama daripada book value.
- Rasio PBV < 1 artinya harga saham dinilai lebih rendah daripada book value.
Masing-masing nilai ini dapat diinterpretasikan dan dianalisis dengan berbagai cara dan dalam konteks tertentu. Namun, secara tradisional, nilai PBV yang baik dan bagus yaitu lebih kecil daripada 1 (satu) karena mengindikasikan harga saham perusahaan dinilai murah (undervalued) sehingga potensial sebagai investasi.
Interpretasi PBV
P/B ratio atau PBV adalah rasio pasar untuk menilai undervalued dan overvalued suatu saham. Semakin tinggi nilai price to book value ratio (P/B ratio), semakin mahal saham suatu saham. Sebaliknya, semakin rendah PBV, semakin murah suatu saham.
Namun, PBV yang tinggi juga menunjukkan bahwa pasar menaruh optimisme besar pada prospek dan masa depan perusahaan. Sebaliknya, PBV yang rendah mengindikasikan saham perusahaan tidak terlalu menarik sehingga wajar harga saham dinilai lebih rendah daripada nilai buku.
Dalam pandangan sederhana dan tradisional, seperti yang telah dijelaskan, P/B ratio atau PBV yang bagus yaitu yang bernilai lebih rendah khususnya kurang dari 1.
Analisis PBV
Anda telah memahami bagaimana cara membaca dan interpretasi rasio PBV di mana secara sederhana P/B ratio < 1 dianggap lebih baik sebagai peluang investasi. Untuk melihat gambaran lebih tepat, Anda perlu memahami cara analisis PBV dengan benar.
Salah satu cara paling populer untuk menentukan nilai wajar suatu saham (fair value) adalah dengan menggunakan analisis perbandingan industri (industry comparison). Ini berbicara tentang bagaimana rasio PBV suatu perusahaan dibandingkan dengan PBV industri tempat perusahaan berada.
Jika PBV perusahaan berada di atas rata-rata PBV industri, misalnya industri manufaktur, saham perusahaan dianggap terlalu mahal alias overvalued. Sebaliknya, saham menjadi undervalued jika PBV lebih kecil daripada PBV industri.
Perlu dicatat bahwa setiap industri sangat bervariasi dalam hal karakteristik, model bisnis, persaingan, dan sebagainya. Oleh karena itu, menjadi tidak ideal jika PBV perusahaan keuangan dibandingkan dengan PBV perusahaan ritel. Itu menjadi relevan jika PBV perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis (berada di sektor yang sama).
Selain itu, untuk mendapatkan informasi berapa harga wajar (fair value) suatu saham, tidak cukup hanya dengan menggunakan indikator PBV. Pertimbangkan juga metrik market value lainnya seperti price earnings ratio (PER) dan rasio-rasio keuangan lainnya, termasuk:
Perspektif Nilai PBV yang Baik
Ada dua perspektif untuk menilai berapa nilai PBV yang baik, yaitu perspektif pemegang saham (shareholders) yang sedang memiliki saham perusahaan dan perspektif investor yang akan membeli saham perusahaan.
Bagi investor yang ingin membeli saham potensial, mereka sebaiknya mencari saham dengan PBV yang lebih kecil khususnya di bawah 1. Ini berarti investor akan berinvestasi saham pada harga diskon atau lebih murah.
Sebaliknya, shareholders yang sedang mengoleksi saham perusahaan akan berharap nilai PBV perusahaan terus meningkat dari waktu ke waktu hingga lebih dari 1. Ini berarti harga saham dan valuasi perusahaan naik yang mengindikasikan investasi menguntungkan.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Rasio PBV
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi price to book value (PBV) perusahaan, antara lain:
- Industri: Industri yang berbeda mungkin memiliki rata-rata PBV yang berbeda karena faktor-faktor seperti prospek pertumbuhan, margin keuntungan, dan risiko.
- Kinerja keuangan perusahaan: Perusahaan yang secara konsisten menguntungkan (profitable) dari waktu ke waktu dan memiliki neraca yang kuat biasanya memiliki PBV yang lebih tinggi.
- Prospek pertumbuhan: Perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang besar dan memiliki masa depan cerah biasanya memiliki PBV yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan prospek pertumbuhan terbatas.
- Kondisi pasar: ini termasuk kondisi ekonomi, suku bunga, dan sentimen investor yang berpotensi memengaruhi P/B ratio suatu perusahaan.
Kelebihan dan Kekurangan Price to Book Value Ratio (P/B Ratio)
Keunggulan:
- PBV adalah alat penilaian sederhana dan mudah digunakan untuk menggambarkan nilai perusahaan (firm value).
- P/B Ratio dapat digunakan untuk membandingkan market value perusahaan yang berbeda dalam industri yang
- Price to book value (PBV) didasarkan pada aset berwujud (tangible assets) sehingga ideal digunakan untuk mengukur valuasi perusahaan yang memiliki aset berwujud yang signifikan, seperti perusahaan real estat dan manufaktur.
Kelemahan:
- Perhitungan PBV mengabaikan aset tidak berwujud (intangible assets) seperti nilai merek, kekayaan intelektual, dan sumber daya manusia, yang mungkin merupakan bagian penting dari nilai perusahaan.
- Karena didasarkan pada data akuntansi, PBV mungkin tidak dapat mencerminkan nilai pasar yang sebenarnya dari aset dan kewajiban perusahaan.
- Rasio P/B mungkin tidak cocok untuk mengevaluasi perusahaan dengan pendapatan negatif.
Simpulan
Berikut ringkasan utama dari penjelasan apa itu price to book (P/B) ratio atau rasio PBV:
- Price to book value ratio, atau PBV, adalah rasio pasar yang sering digunakan oleh investor untuk mengidentifikasi saham murah (undervalued) dan saham mahal (overvalued).
- Rumus PBV yaitu membandingkan harga saham perusahaan dengan nilai buku. Perhitungan ini dapat digunakan untuk semua jenis perusahaan di sektor yang berbeda. Pahami contoh soal PBV beserta cara menghitungnya untuk memahami rasio ini dengan lebih mudah.
- Secara tradisional, PBV < 1 dianggap lebih menarik sebagai peluang investasi karena nilai pasar perusahaan dianggap murah. Sebaliknya, PBV > 1 dianggap tidak menarik sebagai peluang investasi, tetapi selalu diharapkan oleh pemegang saham saat ini.
- Semakin tinggi PBV, semakin mahal nilai pasar perusahaan. Semakin rendah PBV, semakin murah market value perusahaan.
- Analisis rasio PBV yang ideal yaitu menggunakan industry comparison, perbandingan PBV masing-masing perusahaan di sektor bisnis yang sejenis.
- Sebagai peluang investasi, PBV di bawah 1 atau lebih rendah adalah pilihan terbaik. Sebagai pemegang saham, PBV yang lebih tinggi akan selalu diharapkan.
- PBV dapat menjadi salah satu indikator kuat untuk menghitung nilai wajar perusahaan, tetapi untuk mendapatkan informasi lebih akurat, investor juga perlu menganalisis rasio-rasio keuangan lainnya.