Pengertian Net Profit Margin: Apa Itu Rasio NPM?
Margin laba bersih, atau net profit margin (NPM), adalah rasio keuangan yang mengukur profitabilitas perusahaan dengan menunjukkan berapa banyak pendapatan yang berhasil dikonversi menjadi laba bersih. Semakin tinggi NPM, semakin besar laba yang dihasilkan dari total pendapatan perusahaan.
NPM termasuk salah satu indikator utama dari rasio profitabilitas, selain daripada GPM, OPM, ROA, dan ROE. Menganalisis NPM perusahaan dapat memberi gambaran penting kepada investor, analis, dan stakeholders terkait potensi pertumbuhan perusahaan.
Rumus NPM
Formula untuk menghitung net profit margin (NPM) yaitu membagi laba bersih (net profit) suatu perusahaan dengan total pendapatan (revenue) yang dihasilkan selama periode tertentu. Hasil perhitungan NPM dinyatakan dalam persentase. Rumus NPM ditampilkan sebagai berikut:
Rumus NPM = (Net Profit ÷ Revenue) x 100%
Keterangan:
- Net profit adalah laba bersih perusahaan setelah dikurangi semua biaya operasional, beban bunga, dan pajak. Dalam laporan keuangan perusahaan Tbk, net profit sering kali disebut sebagai laba tahun berjalan (profit for the period). Istilah net profit juga dapat mengacu pada EAT (earnings after tax).
- Revenue adalah total pendapatan atau penjualan perusahaan yang berasal dari aktivitas bisnis.
Contoh Soal NPM dan Cara Menghitungnya
Misalnya, PT Moneynesia mengumpulkan pendapatan sebesar Rp700.000.000 selama periode 2022. Setelah dikurangi semua biaya dan beban, PT Moneynesia berhasil mencetak laba bersih senilai Rp250.000.000. Hitunglah net profit margin (NPM) perusahaan.
Jawab:
- NPM = (Net Profit ÷ Revenue) x 100%
- NPM = (Rp250.000.000 ÷ 000.000) x 100%
- NPM = 35,71%
Jadi, PT Moneynesia memiliki NPM sebesar 35,71%, yang berarti bahwa dari total pendapatan perusahaan, sebanyak 35,71% berhasil dikonversi menjadi laba, sementara sisanya 64,29% digunakan untuk menutupi biaya operasional, pajak, pembayaran bunga, dan biaya-biaya lainnya.
Interpretasi Net Profit Margin (NPM)
Semakin tinggi NPM, semakin besar laba bersih yang diperoleh dari total pendapatan, yang berarti perusahaan sangat efisien dalam hal profitabilitas. Sebaliknya, semakin rendah NPM, semakin kecil laba bersih yang dihasilkan dari total pendapatan, yang mengindikasikan kinerja profitabilitas yang belum optimal.
Rasio net profit margin (NPM) yang baik berapa persen? Secara umum, nilai NPM yang baik yaitu lebih dari 10%. Sementara itu, jika NPM negatif, itu berarti perusahaan mencatat rugi bersih. Jika NPM kurang dari 10%, perusahaan mesti berupaya keras untuk memangkas semua biaya-biaya atau menghasilkan lebih banyak pendapatan.
Analisis Net Profit Margin (NPM)
Cara analisis NPM dapat menggunakan pendekatan tren, yaitu mengevaluasi kinerja NPM perusahaan selama periode pengamatan, misalnya jangka waktu 5 tahun terakhir. Perusahaan dengan rasio NPM yang terus meningkat setiap periode menunjukkan adanya penguatan profitabilitas. Jika perusahaan konsisten memiliki NPM > 10% dan terus naik setiap periode, perusahaan dapat dikatakan profitable.
Selain itu, analisis NPM juga dapat menggunakan metode perbandingan industri, yaitu rasio NPM perusahaan dibandingkan dengan rata-rata NPM industri. Jika NPM perusahaan lebih tinggi daripada rata-rata NPM industri, itu berarti kinerja profitabilitas perusahaan berada di atas rata-rata sehingga memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan.
Namun, tentu saja rasio NPM tidak cukup untuk menggambarkan kinerja profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, Anda mesti mengevaluasi metrik profitabilitas lainnya, termasuk ROA, ROE, GPM, dan OPM. Selain itu, untuk mendapat wawasan yang jelas terkait kesehatan keuangan dan potensi perusahaan, Anda sebaiknya juga menganalisis rasio-rasio keuangan lainnya, termasuk:
Faktor-faktor yang Memengaruhi NPM
Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi net profit margin (NPM) perusahaan:
- Pendapatan: Jumlah pendapatan yang dihasilkan perusahaan berdampak langsung pada margin laba bersihnya. Dengan meningkatnya pendapatan, perusahaan dapat menyebarkan biaya tetapnya ke basis yang lebih besar, menghasilkan NPM yang lebih tinggi.
- Harga Pokok Penjualan (HPP): Harga pokok penjualan mengacu pada biaya langsung yang terkait dengan produksi dan penjualan produk atau layanan. Jika HPP meningkat, itu dapat mengurangi NPM.
- Biaya Operasi: Biaya operasi mengacu pada biaya yang terkait dengan menjalankan bisnis, seperti sewa, gaji, dan utilitas. Jika beban usaha meningkat, itu dapat menekan rasio NPM.
- Strategi Penetapan Harga: Jika sebuah perusahaan memberi harga produknya terlalu rendah, itu mungkin tidak dapat menutupi semua biaya bisnis sehingga NPM akan lebih kecil. Jika penetapan harga (pricing) terlalu tinggi, itu justru dapat menyebabkan volume penjualan yang lebih rendah dan menurunkan rasio NPM.
- Persaingan: Kompetisi dalam industri juga dapat memengaruhi margin laba bersih suatu perusahaan. Jika pesaing menawarkan produk serupa dengan harga lebih murah, hal itu dapat mengurangi NPM perusahaan.
- Efisiensi operasi: Jika sebuah perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan meminimalkan pemborosan, hal itu dapat mengurangi biaya dan meningkatkan profitabilitas. Pada gilirannya, NPM akan meningkat.
- Kondisi Ekonomi: Kondisi ekonomi seperti inflasi, resesi, dan suku bunga dapat memengaruhi net profit margin perusahaan. Inflasi dapat meningkatkan biaya, sementara resesi dapat menyebabkan penurunan volume penjualan.
- Perpajakan: Tarif pajak yang lebih tinggi dapat mengurangi profitabilitas, sementara tarif pajak yang lebih rendah dapat meningkatkan profitabilitas.
- Suku bunga: Suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya pinjaman dan mengurangi profitabilitas, sedangkan suku bunga yang lebih rendah dapat menurunkan biaya pinjaman dan mengoptimalkan profitabilitas.
Simpulan
Berikut poin-poin penting tentang net profit margin (NPM):
- Margin laba bersih, atau net profit margin (NPM), adalah metrik keuangan utama untuk mengukur profitabilitas perusahaan dengan menghitung persentase pendapatan yang tersisa setelah dikurangi semua biaya.
- Semakin tinggi NPM, semakin efisien operasional perusahaan yang berarti perusahaan menghasilkan porsi laba bersih lebih banyak dari semua pendapatan yang dihasilkan.
- Cara menghitung NPM yaitu membagi net profit perusahaan dengan total revenue. Dengan kata lain, rumus NPM dapat ditampilkan sebagai berikut: NPM = net profit ÷ Hasil dari perhitungan NPM dinyatakan sebagai persentase.
- Analisis NPM suatu perusahaan dapat dilakukan dengan melihat tren rasio NPM setiap periode dan membandingkannya dengan rata-rata NPM industri.
- NPM perusahaan mungkin mengalami naik turun, dan beberapa faktor yang memengaruhi NPM yaitu jumlah pendapatan, HPP, biaya operasional, strategi pricing, kompetisi, kondisi perekonomian, ketentuan pajak, dan tingkat suku bunga.