Pengertian Cash Ratio
Rasio kas, atau cash ratio, adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi liabilitas jangka pendek hanya dengan menggunakan kas dan setara kasnya. Cash ratio termasuk rasio likuiditas yang paling konservatif dibandingkan current ratio dan quick ratio. Ini karena rasio kas hanya mempertimbangkan aset paling likuid yang dimiliki perusahaan, yaitu uang tunai (cash).
Cash ratio sangat bermanfaat untuk menilai solvabilitas jangka pendek perusahaan karena dapat menunjukkan apakah perusahaan memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi utang jangka pendeknya. Bagi kreditur, seperti bank, rasio kas mungkin menjadi pertimbangan utama dalam penilaian kredit. Semakin tinggi cash ratio, semakin banyak kas yang tersedia untuk melunasi kewajiban.
Rumus Cash Ratio
Formula untuk menghitung cash ratio yaitu membandingkan jumlah kas dan setara kas (cash and cash equivalents) perusahaan dengan liabilitas lancar (current liabilities):
Rumus cash ratio = cash & cash equivalents ÷ current liabilities
Keterangan
- Kas dan setara kas (cash and cash equivalents) termasuk uang tunai, surat berharga, dan investasi jangka pendek yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi uang tunai.
- Kewajiban lancar (current liabilities) termasuk semua utang jangka pendek yang harus dibayar dalam waktu satu tahun, seperti utang dagang, utang dividen, dan utang wesel.
Contoh Soal Cash Ratio
Misalnya, PT Moneynesia memiliki total aset perusahaan sebesar Rp1.500.000.000, di antaranya Rp500 juta aset lancar dan Rp1.000.000.000 aset tetap. Dari jumlah aset lancar, sebanyak Rp300.000.000 dalam bentuk kas dan setara kas. Sementara itu, perusahaan memiliki total utang Rp500.000.000, yang terdiri dari utang jangka pendek Rp100.000.000 dan utang jangka panjang Rp400.000.000. Berdasarkan informasi ini, hitunglah cash ratio perusahaan.
Jawab:
- Cash ratio = kas & setara kas ÷ utang jangka pendek
- Cash ratio = Rp300.000.000 ÷ Rp100.000.000
- Cash ratio = 3 x (kali)
Jadi, PT Moneynesia memiliki cash ratio sebesar 3 x (kali), yang berarti bahwa kas perusahaan tiga kali lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk menutupi utang jangka pendek. Atau, setiap Rp1 kewajiban lancar perusahaan akan dijamin oleh Rp3 cash.
Interpretasi Cash Ratio
Semakin tinggi cash ratio, semakin besar margin keamanan untuk menutupi liabilitas lancar perusahaan, yang berarti perusahaan memiliki posisi likuiditas yang lebih kuat. Sebaliknya, semakin rendah cash ratio, semakin rentan perusahaan terhadap risiko gagal bayar, yang akan mengguncang keuangan perusahaan.
Namun, rasio kas yang terlalu tinggi (berlebihan) juga tidak baik karena itu menunjukkan perusahaan tidak menginvestasikan uang mereka ke proyek-proyek yang produktif alias terlalu banyak uang yang menganggur. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola modal kerja (working capital) secara efektif.
Sementara itu, nilai cash ratio yang baik yaitu antara 1 hingga 1,5 kali atau setara 100 hingga 150 persen. Ini menjadi ukuran rasio kas yang sehat bagi perusahaan, baik untuk menjamin semua utang jangka pendek maupun untuk mengelola modal kerja.
Analisis Cash Ratio
Cara analisis cash ratio yang sederhana yaitu dengan mengevaluasi tren historis rasio kas perusahaan setiap periode. Misalnya, bagaimana nilai cash ratio perusahaan dalam lima tahun terakhir: apakah mampu menjaga pada level yang baik dan sehat, atau sebaliknya.
Selain itu, metode perbandingan industri juga dapat digunakan untuk menganalisis cash ratio perusahaan. Misalnya, sektor manufaktur memiliki rata-rata cash ratio 1,3 x (kali). Angka ini dapat menjadi patokan bagi perusahaan untuk menjaga rasio kas mereka agar tidak terlalu jauh jaraknya dengan ukuran industri.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Cash Ratio
Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat memengaruhi rasio kas (cash ratio) suatu perusahaan:
1. Operating Cash Flow (OCF)
Arus kas operasi (operating cash flow) suatu perusahaan adalah uang tunai yang dihasilkan dari operasi bisnis normalnya. Jika perusahaan memiliki arus kas operasi yang tinggi, akan ada lebih banyak kas yang tersedia untuk melunasi utang jangka pendek.
2. Investasi
Jika perusahaan menginvestasikan lebih banyak uang tunai ke dalam aset jangka panjang seperti properti, pabrik, dan peralatan atau sekuritas, itu dapat mengurangi cash ratio perusahaan.
3. Piutang Usaha
Jumlah piutang usaha (account receivable) yang besar dapat menekan ketersediaan utang tunai (cash) perusahaan sehingga ini akan mengurangi rasio kasnya.
4. Persediaan
Perusahaan yang memiliki kelebihan persediaan (inventory) mungkin tidak memiliki cukup kas untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya sehingga cash ratio perusahaan akan lebih rendah.
5. Utang
Semakin banyak utang (debt) perusahaan, semakin besar tanggung jawab perusahaan untuk melunasi kewajiban tersebut. Ini berarti kas perusahaan akan difokuskan untuk menutupi utang sehingga ketersediaan kas menjadi lebih sedikit dan itu akan menekan rasio kas perusahaan.
6. Dividen
Saat perusahaan membayarkan dividen kas (cash dividend) dalam jumlah yang lebih besar kepada pemegang saham, itu akan mengurangi cadangan kas perusahaan. Ini berarti akan mendorong nilai cash ratio yang lebih rendah.
Simpulan
Berikut poin-poin utama tentang cash ratio:
- Rasio kas, atau cash ratio, adalah metrik yang berfungsi untuk melihat seberapa besar kas perusahaan mampu menutupi utang jangka pendek.
- Semakin tinggi cash ratio, semakin kuat posisi kas perusahaan untuk menjamin semua kewajiban lancarnya. Sebaliknya, cash ratio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan likuiditas.
- Cara menghitung cash ratio yaitu jumlah kas dan setara kas perusahaan dibagi liabilitas lancar, dan hasilnya dinyatakan sebagai persentase.
- Rumus cash ratio ini dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis perusahaan dari sektor dan industri yang berbeda.
- Namun, analisis cash ratio dengan metode perbandingan industri semestinya hanya digunakan untuk perusahaan sejenis yang berada di sektor yang sama.
- Secara tradisional, cash ratio yang baik yaitu minimal 1 x (kali) dan maksimal 1,5 x (kali). Meskipun begitu, ini juga dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing industri yang mengacu pada nilai rata-rata cash ratio industri.
- Untuk menjaga nilai rasio kas yang sehat, perusahaan harus memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi cash ratio. Beberapa di antaranya termasuk operating cash flow, piutang usaha, persediaan, utang, dividen, dan investasi.