Bank sentral bertanggung jawab atas kebijakan moneter, yang mencakup pengendalian atas inflasi, nilai tukar (exchange rate), dan jumlah uang beredar. Dalam pengambilan keputusan, bank sentral menggunakan sejumlah alat moneter (monetary tools). Sebagai contoh, menetapkan suku bunga acuan tertentu untuk mengendalikan inflasi, membeli mata uang asing (foreign currencies) untuk menekan mata uang domestik, dan terlibat dalam operasi pasar terbuka (open market operations) dengan membeli aset dari sejumlah lembaga keuangan.
Mengenal apa itu bank sentral
Bank sentral adalah lembaga keuangan terpusat yang mengendalikan kebijakan moneter, seperti menggunakan berbagai monetary tools untuk memengaruhi jumlah uang beredar, penetapan tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi. Menurut KBBI, tugas pokok bank sentral adalah membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas mata uang negara, memperlancar produksi dan pembangunan, dan memperluas kesempatan kerja.
Peran bank sentral di hampir semua negara di dunia hampir sama. Akan tetapi, bank sentral di banyak negara berperan secara tunggal, sedangkan bank sentral di Amerika Serikat merupakan sebuah sistem, bukan bank tunggal. The Federal Reserve (The Fed) dikenal sebagai bank sentral AS, tetapi karena ini merupakan ‘sistem’, itu terdiri dari tiga entitas utama: (1) Dewan Gubernur Federal Reserve, (2) Bank Federal Reserve, dan (3) Komite Pasar Terbuka Federal. Di Indonesia, misalnya, bank sentral Indonesia (Bank Indonesia/BI) mengambil peran tunggal.
Peran bank sentral sangat vital dalam sebuah negara karena berfokus untuk menjaga harga tetap stabil, mengendalikan inflasi, mendorong lapangan kerja, dan membantu pertumbuhan ekonomi. Bank sentral bersifat independen, sehingga sama sekali tidak dapat diintervensi oleh pihak mana pun, termasuk pemerintah. Ini yang menjadikan bank sentral sebagai lembaga paling kredibel atau tepercaya yang bekerja secara objektif.
Tujuan bank sentral
Tujuan bank sentral telah berubah-ubah selama bertahun-tahun, yang salah satunya disebabkan oleh peristiwa ekonomi yang buruk. Pada tahun 1970-an, tujuan utama bank sentral adalah menjamin pekerjaan penuh. Akan tetapi, fokus pada lapangan kerja membutakan perhatian bank sentral terhadap inflasi. Alih-alih menjaga harga tetap stabil, bank sentral dapat memompa uang (menyediakan likuiditas) ke dalam perekonomian untuk menggerakkan perekonomian sehingga lebih banyak tersedia kesempatan kerja. Namun, kebijakan menambah jumlah uang beredar justru mengorbankan inflasi.
Sebagai contoh, pada tahun 1973, krisis minyak besar-besaran melanda dunia yang dikenal sebagai ‘krisis OPEC’. Dampak dari krisis OPEC yaitu tingkat pengangguran naik drastis di seluruh negara maju. Sebagai pembalasan, bank sentral mengambil kebijakan dengan membuka keran dan memasok uang dalam perekonomian dengan harapan untuk meningkatkan investasi dan pekerjaan atau mendorong pertumbuhan bisnis. Rencana bank sentral tersebut berjalan sesuai harapan, di mana lapangan kerja meningkat.
Akan tetapi, pencapaian positif tersebut hanya bersifat jangka pendek, sementara menciptakan efek negatif jangka panjang. Pada tahun 1980-an, inflasi mencapai angka dua digit sehingga menyumbat aktivitas bisnis dan investasi, dan pada gilirannya kesempatan kerja menurun dan lebih banyak pengangguran. Peristiwa ini kemudian memberi pelajaran berarti kepada bank sentral bahwa penting untuk menciptakan pendekatan yang lebih seimbang, sebuah strategi yang berfokus pada banyak tujuan, alih-alih hanya satu tujuan. Berikut beberapa contoh tujuan bank sentral:
- Menjaga stabilitas harga
- Memastikan pekerjaan penuh
- Menjamin stabilitas keuangan
- Mendorong pertumbuhan ekonomi
- Memelihara stabilitas nilai tukar
1. Menjaga stabilitas harga
Stabilitas harga menjadi salah satu tujuan pokok bank sentral. Mengontrol tingkat harga untuk tetap stabil adalah aspek penting dari kebijakan bank sentral. Ini tidak terlepas dari serangkaian peristiwa memilukan seperti tingkat inflasi yang tinggi sepanjang tahun 1970-an, 1980-an, dan yang terbaru terjadi pada Juni 2022 di mana inflasi mencapai rekor tertinggi dalam empat dekade, yaitu 9,1%. Inflasi yang menyebabkan harga barang-barang meroket secara menyeluruh dapat menciptakan kesenjangan yang lebih besar: yang miskin akan semakin sulit. Tingkat inflasi yang ideal di sebagian besar negara maju adalah dua persen.
2. Memastikan pekerjaan penuh
Mengacu pada sejarah, menjamin ketersediaan pekerjaan yang cukup adalah salah satu tujuan utama bank sentral. Namun, karena welfare state telah berkembang sehingga pemahaman tentang kebijakan moneter meningkat, bank sentral kemudian mengambil langkah mundur. Bagaimanapun juga, pekerjaan penuh masih menjadi tujuan yang tidak dapat diabaikan. Sebagian besar bank sentral akan mengambil sikap jika pengangguran mulai merangkak naik. Jika ini terjadi, bank sentral biasanya menurunkan suku bunga untuk mendorong pinjaman atau kredit yang lebih murah kepada bisnis. Pada gilirannya, bisnis dapat melakukan ekspansi sehingga merangsang peluang pekerjaan baru.
3. Menjamin stabilitas keuangan
Untuk menjaga stabilitas keuangan, bank sentral sering kali menjadi sumber atau pemberi pinjaman terakhir, yang dikenal sebagai lender of last resort. Sebagai contoh, bank-bank komersial besar membutuhkan pinjaman jangka pendek untuk menyesuaikan aset dan kewajiban. Mereka kadang-kadang perlu membayar pinjaman ke entitas keuangan lain, tetapi mereka sedang kesulitan likuiditas jangka pendek dengan berbagai alasan sehingga butuh uang tunai (cash) atau aset likuid untuk membayar utang. Di sinilah bank sentral masuk sebagai sumber pinjaman terakhir.
Di sektor swasta, ini sangat penting karena beberapa kesalahan pembayaran jangka pendek bisa berdampak parah. Satu default jangka pendek yang mungkin bernilai kecil dapat menyebabkan institusi lain berhenti beroperasi dengan mereka sehingga pelanggan mulai pergi ke tempat lain. Akibatnya, reputasi perusahaan bakal hancur dan tidak lagi ada kepercayaan. Jadi, bank sentral memainkan peran vital untuk memastikan kredibilitas dan stabilitas perbankan.
4. Mendorong pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi, bagaimanapun juga, adalah tugas utama pemerintah, dan bank sentral biasanya akan membantu mendorong pencapaian itu. Namun, kondisi perekonomian yang baik hanyalah sebuah konsekuensi, dan tidak bisa disebut sebagai tujuan utama bank sentral. Tugas bank sentral lebih berfokus pada hal-hal yang bersifat moneter meskipun itu berpotensi menopang ekonomi, misalnya dengan menetapkan suku bunga tertentu untuk mengendalikan inflasi atau menjaga stabilitas harga. Pada gilirannya, kebijakan moneter ini dapat merangsang pertumbuhan ekonomi.
5. Memelihara stabilitas nilai tukar
Nilai tukar mata uang dalam negeri yang melemah dari waktu ke waktu menegaskan penurunan kepercayaan dan permintaan di pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi politik dan krisis keuangan. Ini kemudian menciptakan ketidakpastian dan ketidakstabilan ekonomi. Dalam hal ini, bank sentral berperan untuk memelihara stabilitas nilai tukar, seperti dengan membeli mata uang domestik dari exchange market untuk merangsang permintaan. Stabilitas nilai tukar dapat memengaruhi rantai pasokan internasional, termasuk aktivitas impor dan ekspor.
Fungsi bank sentral
Sebagai otoritas independen, bank sentral adalah lembaga keuangan puncak dalam sistem perbankan yang juga dianggap sebagai bagian integral dari struktur keuangan suatu negara. Secara garis besar, peran dan fungsi bank sentral adalah mengendalikan, mengatur dan menstabilkan sistem moneter suatu negara, bersama dengan sejumlah tanggung jawab lainnya. Berikut ini adalah 8 (delapan) fungsi bank sentral yang penting untuk diketahui, yaitu sebagai berikut:
- Regulator mata uang atau bank penerbit
- Bank bagi pemerintah
- Penjaga cadangan kas
- Penjaga mata uang internasional
- Pemberi pinjaman terakhir
- Clearing house untuk transfer dan penyelesaian
- Pengendali kredit
- Melindungi kepentingan deposan
1. Regulator mata uang atau bank penerbit
Bank sentral adalah lembaga keuangan independen yang memiliki hak eksklusif untuk mencetak uang kertas dalam suatu perekonomian. Ini merupakan salah satu fungsi utama dari bank sentral yang dampaknya sangat signifikan dalam perekonomian. Karena peran ini, bank sentral juga disebut sebagai bank penerbit (bank of issue) atau bank sirkulasi. Fungsi ini berlaku di hampir semua negara di dunia, termasuk di Indonesia di mana peran ini diambil oleh Bank Indonesia (BI).
Sebelumnya, semua bank komersial diizinkan untuk menerbitkan catatan sendiri yang pada akhirnya menyebabkan ketidakteraturan dalam perekonomian. Untuk menghindari situasi ini, pemerintah di hampir seluruh dunia memberi wewenang khusus kepada bank sentral untuk menjalankan fungsi sebagai penerbit mata uang, sehingga akan menghasilkan keseragaman sirkulasi dan keseimbangan pasokan uang.
2. Bank bagi pemerintah
Fungsi penting bank sentral berikutnya ialah bertindak sebagai bank bagi pemerintah. Peran ini memungkinkan bank sentral menerima simpanan dan mengeluarkan dana kepada pemerintah serta terlibat dalam pembuatan dan penerimaan pembayaran untuk pemerintah. Selain itu, bank sentral juga menyediakan fasilitas pinjaman jangka pendek kepada pemerintah untuk mendukung pemulihan dalam perekonomian. Tidak hanya itu, bank sentral sebenarnya juga dapat bertugas sebagai agen dan pensihat pemerintah, seperti dalam bidang kebijakan ekonomi, pasar uang, dan pasar modal.
3. Penjaga Cadangan Kas
Bank sentral juga berfungsi sebagai penjaga cadangan kas atau custodian of the cash reserves. Ini merupakan praktik di mana bank-bank komersial menyimpan sebagian dari saldo kas mereka dalam bentuk simpanan di bank sentral. Bank-bank komersial dapat menarik saldo ketika kebutuhan terhadap uang tunai (cash) meningkat dan mereka kemudian membayar kembali dengan cara yang sama ketika kebutuhan kas berkurang. Selain itu, bank sentral juga bertugas dalam kebijakan penciptaan kredit bank umum.
4. Penjaga mata uang Internasional
Fungsi penting dari bank sentral adalah memastikan adanya keseimbangan minimum mata uang asing. Tujuan menjaga keseimbangan ini adalah untuk mengelola kebutuhan cadangan devisa darurat dan mengatasi defisit neraca pembayaran.
5. Pemberi pinjaman terakhir
Bank sentral dapat berfungsi sebagai lender of last resort atau pemberi pinjaman terakhir dengan cara menyuplai uang kepada bank-bank anggota pada saat krisis uang tunai. Fungsi ini mencakup memberikan pinjaman atas surat berharga, tagihan treasury, dan mendiskontokan kembali tagihan. Ini dianggap sebagai salah satu fungsi terpenting dari bank sentral karena membantu melindungi struktur keuangan ekonomi dari keruntuhan, memastikan selalu ada kepercayaan.
6. Lembaga kliring untuk transfer dan penyelesaian
Fungsi bank sentral berikutnya yaitu bertindak sebagai lembaga kliring dari bank-bank komersial dan membantu mereka dalam hal penyelesaian utang bersama. Di lembaga kliring, perwakilan dari berbagai bank akan bertemu dan menyelesaikan pembayaran antar bank.
7. Pengendali kredit
Dalam perekonomian suatu negara, bank sentral dapat berfungsi sebagai pengendali kredit. Secara umum, bank-bank komersial menjadi pihak yang menciptakan banyak kredit dalam bisnis yang kemudian berdampak pada kenaikan angka inflasi karena kelebihan jumlah uang beredar di pasar. Untuk mengantisipasi dan mengatasi ini, bank sentral berperan dalam mengontrol cara penciptaan kredit oleh bank-bank komersial dengan melakukan operasi pasar terbuka atau melakukan perubahan dalam cash reserve ratio (CRR) untuk mengendalikan proses penciptaan kredit oleh bank-bank komersial.
8. Melindungi deposan
Deposan adalah pihak (nasabah) yang menyimpan uang di bank dalam bentuk deposito. Bank sentral menjalankan fungsi untuk melindungi kepentingan deposan, seperti mengawasi fungsi bank umum.
Mengenal sejarah dan asal mula bank sentral pertama di dunia
Bank sentral pertama di dunia didirikan di Swedia pada tahun 1668, yaitu Sveriges Riksbank. Kehadiran the first central bank in the world ini berasal dari Stockholms Banco, bank pertama di Swedia, yang mengalami kegagalan pada tahun 1656. Pada tahun 1661, Stockholms Banco menjadi bank pertama yang memperkenalkan sistem uang kertas secara resmi di Eropa.
Pada saat itu, uang kertas itu mendapat popularitas tinggi dengan menggantikan uang koin yang berat atau tidak praktis. Pada tahun-tahun berikutnya, Stockholms Banco menerbitkan lebih banyak uang kertas daripada yang dapat di-cover oleh simpanannya. Akibatnya, konsumen was-was terhadap peningkatan jumlah uang kertas yang beredar. Ini kemudian mendorong mereka untuk menarik atau mengklaim koin asli mereka. Peristiwa ini dapat disebut sebagai lari di bank (run on the bank).
Secara ringkas, run on the bank atau a bank run adalah peristiwa yang mendorong nasabah untuk menarik uang dari bank dengan keyakinan bahwa bank akan collapse atau berhenti berfungsi dalam waktu dekat. Istilah bank run juga dapat mengacu pada rush money, di mana nasabah melakukan penarikan uang secara besar-besaran di akun bank mereka.
Karena Stockholms Banco tidak memiliki jumlah koin yang cukup untuk menutupi kewajiban, bank tersebut kemudian bangkrut. Konsekuensinya, terjadi pembiaran di mana konsumen menggenggam uang kertas yang tidak lagi memiliki nilai (value). Peristiwa memilukan ini mendorong kaum bangsawan Swedia untuk mengambil alih (akuisisi) bank dan menciptakan Sveriges Riksbank.
Pada akhirnya, Sveriges Riksbank adalah bank sentral yang mengambil alih kebijakan moneter, mengambil kendali atas pasokan uang secara resmi. Selama masa krisis parah dan proses adaptasi, terjadi pelarangan untuk penggunaan semua uang kertas. Namun, dua abad kemudian pada tahun 1874, uang kertas diperkenalkan kembali ke pasar.
Daftar bank sentral negara-negara di dunia
Berikut ini adalah beberapa contoh bank sentral di berbagai negara di dunia:
- European Central Bank, bank sentral untuk 19 negara Uni Eropa yang menggunakan euro
- Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat
- Bank of England, bank sentral United Kingdom
- Central Bank of Russia, bank sentral Rusia
- Reserve Bank of Australia, bank sentral Australia
- Bank Indonesia, bank sentral Indonesia
- Central Bank of Malaysia, bank sentral Malaysia
- Monetary Authority of Singapore, bank sentral Singapura
- Central Bank of Brazil, bank sentral Brazil
- Bank of Canada, bank sentral Kanada
- People’s Bank of China, bank sentral China
- Central Bank of Egypt, bank sentral Mesir
- Reserve Bank of India, bank sentral India
- Bank of Japan, bank sentral Jepang
- Bank of Korea, bank sentral Korea Selatan
- Central Bank of the Republic of Turkey, bank sentral Turki
- Saudi Central Bank, bank sentral Arab Saudi
Kenapa bank sentral dibutuhkan?
Bank sentral di suatu negara dibutuhkan sebagai lembaga keuangan (otoritas) independen yang mengontrol pasokan uang atau pengendali moneter. Kebutuhan terhadap bank sentral bermula saat masalah yang terjadi di Swedia pada abad ke-16. Pada saat itu, Stockholms Banco merupakan bank Eropa pertama yang memasukkan uang kertas ke dalam sirkulasi, tetapi ini menghasilkan jumlah yang berlimpah di pasar sehingga menyebabkan inflasi.