Pengertian Debt to Equity Ratio: Apa Itu DER?
Rasio utang terhadap ekuitas, atau debt to equity ratio (DER) adalah rasio leverage keuangan yang membandingkan total utang dengan total ekuitas perusahaan. Rasio D/E atau DER adalah ukuran jumlah utang yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai operasinya relatif terhadap jumlah ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham.
Debt to equity ratio biasanya digunakan oleh investor, kreditur, analis, dan stakeholders lainnya untuk mengevaluasi tingkat kesehatan keuangan, risiko, dan kelayakan kredit. Nilai DER yang paling baik dan sehat yaitu di bawah 1 (di bawah 100%), tetapi DER yang ideal rata-rata berada di antara 1 hingga 1,5.
Mengapa Rasio DER Penting?
DER penting karena memberikan gambaran tentang sejauh mana perusahaan menggunakan utang untuk membiayai operasinya, serta seberapa besar ketergantungannya pada pinjaman dibandingkan modal sendiri.
DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak didanai oleh utang daripada ekuitas, yang dapat meningkatkan potensi pengembalian tetapi juga menambah risiko keuangan, terutama jika terjadi kenaikan suku bunga atau penurunan pendapatan. Sebaliknya, DER rendah mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang lebih konservatif dan mungkin lebih stabil, tetapi mungkin juga lebih lambat dalam mengambil peluang pertumbuhan.
Investor dan kreditor memperhatikan DER untuk menilai risiko investasi dan kemampuan perusahaan membayar kewajibannya. Rasio ini membantu mereka memahami kesehatan keuangan perusahaan dan mempertimbangkan apakah tingkat leverage tersebut sejalan dengan industri dan situasi pasar yang ada.
Rumus DER: Cara Menghitung Debt to Equity Ratio Perusahaan
Formula perhitungan debt to equity ratio (DER) yaitu membagi total kewajiban perusahaan (termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang) dengan total ekuitas (investasi dari pemegang saham). Rumus DER ditampilkan sebagai berikut:
Rumus DER = Total Debt / Total Equity
Di mana:
- Total debt adalah semua utang perusahaan, termasuk liabilitas lancar (current liabilities) dan liabilitas jangka panjang (long-term liabilities).
- Total equity adalah jumlah ekuitas atau kepemilikan modal pemegang saham pada perusahaan.
Cara mencari debt to equity ratio (DER) di laporan keuangan:
- Buka laporan keuangan perusahaan.
- Masuk ke halaman laporan posisi keuangan (neraca).
- Catat jumlah total utang dan total ekuitas perusahaan.
- Lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus DER = total utang ÷ total ekuitas.
- Nilai DER akan ditemukan.
Contoh Soal Debt to Equity Ratio
Misalnya, PT Moneynesia memiliki kewajiban pembayaran utang senilai Rp100.000.000 dengan total ekuitas pemegang saham sebanyak Rp1.000.000.000. Hitunglah nilai debt to equity ratio (D/E) PT Moneynesia.
Jawab:
- DER = Total Utang / Total Ekuitas
- DER = Rp100.000.000 / Rp1.000.000.000
- DER = 0,1 x (kali) atau 10%
Jadi, nilai debt to equity ratio dari PT Moneynesia adalah 10% atau 0,1 x (kali), yang menunjukkan bahwa penggunaan utang perusahaan hanya 10% dibandingkan total ekuitas pemegang saham. Ini berarti perusahaan lebih banyak dibiayai oleh ekuitas daripada utang untuk menjalankan operasi bisnis.
Interpretasi Debt to Equity Ratio
Semakin tinggi DER atau D/E ratio, semakin besar porsi penggunaan utang perusahaan terhadap ekuitas. Ini berarti sebagian besar aktivitas operasi perusahaan didanai oleh utang. Sebaliknya, debt to equity yang lebih kecil menunjukkan penggunaan utang lebih sedikit untuk membiayai operasi bisnis. Nilai rasio DER yang baik adalah 1 hingga 1,5 kali, atau dalam persentase 100 s.d. 150%.
Cara membaca debt to equity ratio (DER):
- DER > 100% menunjukkan bahwa jumlah utang perusahaan lebih besar daripada ekuitas. Nilai DER di bawah 1 atau 100% menjadi angka DER yang paling sehat.
- DER = 100% mengindikasikan bahwa penggunaan utang sama banyak dengan total ekuitas.
- DER < 100% menandakan bahwa jumlah utang perusahaan lebih sedikit dibandingkan ekuitas.
D/E ratio atau DER yang terlalu tinggi, katakanlah di atas 150%, dapat menyebabkan kekhawatiran tentang risiko gagal bayar. Kemungkinan paling buruk yaitu perusahaan mengalami krisis keuangan dan kebangkrutan jika perusahaan tidak mampu menghasilkan cash flow yang cukup untuk melunasi utang.
Di sisi lain, penggunaan utang optimal dapat membantu mempercepat pertumbuhan perusahaan jika berhasil menghasilkan lebih banyak arus kas. Dengan demikian, DER yang tinggi tidak selalu buruk asalkan kinerja profitabilitas perusahaan dapat dibuktikan, seperti mencetak laba bersih maksimal.
Analisis Debt to Equity Ratio
Analisis debt to equity ratio (D/E) atau rasio DER dapat dengan membandingkan DER perusahaan dengan kompetitor yang berada di industri yang sama. Atau, juga dapat membandingkan dengan rata-rata DER industri. Karena setiap industri memiliki kondisi pasar, model bisnis, dan karakteristik unik tersendiri, tidak ideal untuk membandingkan DER perusahaan yang berbeda sektor bisnis.
Sebagai contoh, di antara semua sektor, biasanya sektor perbankan memiliki DER yang paling tinggi. Ini karena model bisnis dan karakteristik usaha bank yang memang menggunakan dana yang dihimpun dari masyarakat untuk menghasilkan bunga dengan cara menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Saat bank menghimpun dana dari pemilik modal, itu akan dicatat sebagai utang oleh bank.
Selain itu, Anda juga dapat menganalisis debt to equity ratio dengan melihat tren historis DER perusahaan selama periode waktu tertentu, misalnya tahunan. Jika dari tahun ke tahun DER perusahaan menurun, itu berarti perusahaan mampu menekan penggunaan utang. Sebaliknya, jika DER terus meningkat, itu mungkin menunjukkan bank sedang mengupayakan pertumbuhan lebih tinggi.
Namun, tidak bisa melihat kinerja keuangan dan risiko perusahaan hanya dari rasio D/E saja. Anda harus melibatkan indikator leverage lainnya seperti DAR, DSCR, dan ICR, termasuk rasio-rasio keuangan di bawah ini:
Sebagai contoh, jika rasio utang (leverage) perusahaan menurun setiap tahun, tetapi profitabilitas juga ikut menurun, itu berarti perusahaan ingin memperkecil risiko bisnis, tetapi juga menghambat pertumbuhan bisnis. Yang diharapkan yaitu leverage perusahaan mengecil, tetapi profitabilitas tetap stabil dan bahkan terus meningkat.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Debt ti Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (D/E) adalah rasio keuangan penting yang menunjukkan proporsi pembiayaan perusahaan dari utang dan ekuitas. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi DER perusahaan, antara lain:
- Prospek pertumbuhan: saat perusahaan ingin menggenjot laba dan pertumbuhan, kebijakan untuk mengambil utang lebih banyak mungkin akan dilakukan. Pada gilirannya, ini akan mendorong kenaikan DER.
- Filosofi perusahaan: setiap manajemen perusahaan memiliki pendekatan tersendiri terkait penggunaan utang, apakah konservatif atau agresif. Perusahaan yang masih mengejar pertumbuhan mungkin cenderung agresif terhadap utang sehingga rasio DER akan lebih tinggi.
- Suku bunga: jika suku bunga pinjaman (loan interest rate) lebih rendah atau murah, perusahaan mungkin cenderung mengambil utang untuk mendanai bisnis mereka dan melakukan ekspansi. Ini akan mendorong kenaikan DER. Sebaliknya, suku bunga yang lebih tinggi akan mendorong lebih sedikit pinjaman sehingga DER dapat menurun.
- Struktur modal: perusahaan dengan model bisnis yang menuntut banyak aset tetap, seperti tanah, pabrik, dan mesin, mungkin akan lebih mudah mendapatkan fasilitas kredit karena aset-aset tersebut dapat dijadikan jaminan. Ini dapat meningkatkan nilai DER pada akhirnya.
- Siklus bisnis: ini dapat menjadi faktor eksternal yang dapat memengaruhi DER. Saat periode resesi ekonomi, pendapatan perusahaan menurun dan mendorong mereka mengambil pinjaman untuk membiayai operasi. Sebaliknya, selama ekspansi ekonomi, perusahaan dapat menggunakan keuntungan bisnis untuk membayar utang dan meningkatkan posisi ekuitasnya.
Simpulan
Berikut ringkasan dan poin-poin utama terkait debt to equity ratio (DER):
- Rasio utang terhadap ekuitas, atau debt to equity ratio, adalah metrik leverage yang mengukur porsi penggunaan liabilitas perusahaan dibandingkan ekuitas pemegang saham.
- Cara menghitung debt to equity ratio (DER) yaitu total utang (debt) dibagi total ekuitas (equity). Rumus DER ini dapat diaplikasikan dengan mudah di mana data yang dimasukkan dalam perhitungan tersedia di neraca perusahaan.
- Interpretasi debt to equity ratio yaitu semakin tinggi DER, semakin meningkat risiko bisnis yang berasal dari penggunaan utang. Sebaliknya, semakin rendah DER, semakin menurun risiko finansial dari utang.
- Nilai DER yang baik dan sehat yang kurang dari 1 atau lebih kecil dari 100%. Namun, rasio D/E 1 hingga 1,5 masih dianggap ideal.
- Analisis DER sebaiknya dilakukan untuk perusahaan sejenis atau berada di industri yang sama, dan mempertimbangkan indikator leverage serta rasio-rasio keuangan penting lainnya. Ini bertujuan untuk melihat kondisi kesehatan keuangan perusahaan secara menyeluruh.
- Ada banyak faktor yang memengaruhi debt to equity ratio (DER), termasuk faktor internal dan eksternal. Ini mencakup prospek pertumbuhan, struktur modal, tingkat suku bunga, filosofi manajemen, dan siklus bisnis.