Apa Itu DSCR?
DSCR adalah singkatan dari Debt Service Coverage Ratio, yaitu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang kepada kreditur dari pendapatan operasinya. DSCR biasanya digunakan oleh pemberi pinjaman atau kreditur untuk menilai risiko yang terkait dengan pemberian pinjaman kepada perusahaan. DSCR sendiri termasuk salah satu jenis rasio leverage atau solvabilitas.
Rumus dan Cara Menghitung DSCR
Cara menghitung DSCR yaitu membagi pendapatan operasional bersih perusahaan (net operating income) dengan total layanan utang (total debt service). Rumus DSCR ditampilkan sebagai berikut:
DSCR = NOI ÷ Debt Service
Keterangan:
- Pendapatan operasional bersih, atau net operating income (NOI) adalah jumlah uang yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas operasi utamanya setelah dikurangi biaya operasi.
- Total layanan utang, atau debt service, adalah jumlah dari semua pembayaran pokok dan bunga yang harus dibayar oleh peminjam kepada kreditur. Ini termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang.
Contoh Soal DSCR
Misalnya, PT Moneynesia memiliki net operating income sebesar Rp500.000.000 dan total utang yang belum dibayar sebesar Rp300.000.000. Hitunglah DSCR dari PT Moneynesia.
Jawab:
- DSCR = NOI ÷ Debt Service
- DSCR = Rp500.000.000 ÷000.000
- DSCR = 1,67 x (kali)
Jadi, PT Moneynesia memiliki DSCR sebesar 1,67 x (kali). Ini mengindikasikan bahwa perusahaan menghasilkan pendapatan operasi bersih 1,67 x (kali) lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk menutupi total utangnya.
Interpretasi DSCR
Semakin tinggi DSCR, semakin rendah risiko yang terkait dengan pinjaman, dan semakin besar kemungkinan perusahaan untuk dapat membayar kewajiban utangnya. Pemberi pinjaman (kreditur) menggunakan rasio DSCR untuk menilai kesehatan keuangan peminjam (debitur), serta kelayakan kreditnya.
Berikut cara membaca nilai debt service coverage ratio (DSCR):
- DSCR > 1 berarti pendapatan operasi bersih perusahaan lebih banyak daripada total utang yang harus dibayar.
- DSCR = 1 berarti jumlah pendapatan operasional bersih perusahaan berjumlah sama dengan total utang.
- DSCR < 1 berarti pendapatan operasi bersih perusahaan tidak mampu menutupi semua utangnya sehingga dapat menyebabkan risiko default atau gagal bayar.
Nilai DSCR yang baik adalah di atas 1,25 x dan dianggap sebagai DSCR yang kuat. Dalam contoh kasus PT Moneynesia, DSCR bernilai 1,67 x yang berarti sangat bagus dalam menjamin pembayaran utang.
Penggunaan DSCR
Debt service coverage ratio (DSCR) menjadi pengukuran yang berguna untuk berbagai pihak dan kepentingan. Berikut berbagai kasus penggunaan DSCR:
- DSCR dapat digunakan oleh pemberi pinjaman (kreditur) seperti bank untuk mengevaluasi risiko pinjaman.
- DSCR dapat digunakan dalam industri real estat untuk mengevaluasi risiko berinvestasi dalam properti yang menghasilkan pendapatan. Investor real estat menggunakan DSCR untuk menentukan apakah properti dapat menghasilkan pendapatan dan arus kas yang cukup untuk menutupi utang sehingga investasi dapat menghasilkan keuntungan.
- DSCR dapat digunakan dalam konteks pembiayaan proyek, di mana DSCR digunakan untuk mengevaluasi kelayakan pembiayaan suatu proyek. Ini termasuk proyek infrastruktur skala besar, seperti pembangkit listrik atau sistem transportasi.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi DSCR
Beberapa faktor dapat mempengaruhi DSCR perusahaan, termasuk:
1. Pendapatan
Pendapatan menjadi faktor kunci yang memengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas dan membayar kewajiban utangnya. Jika pendapatan menurun, perusahaan akan mengalami kesulitan untuk memenuhi total layanan utangnya sehingga akan menghasilkan DSCR yang lebih rendah.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional, seperti gaji, sewa, dan utilitas, dapat memengaruhi arus kas perusahaan dan kemampuannya untuk membayar utang. Biaya operasional yang lebih tinggi dapat mengurangi jumlah pendapatan operasional bersih perusahaan, yang pada gilirannya menurunkan nilai DSCR.
3. Suku Bunga
Suku bunga dapat memengaruhi kewajiban pembayaran utang perusahaan karena suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan jumlah pembayaran bunga yang jatuh tempo atas pinjaman yang belum dibayar. Jika utang perusahaan memiliki tingkat bunga variabel, fluktuasi suku bunga dapat memengaruhi nilai DSCR.
4. Struktur Utang
Struktur utang menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi DSCR. Perusahaan dengan utang jangka pendek yang lebih banyak mungkin memiliki kewajiban pembayaran utang yang lebih tinggi sehingga rasio DSCR akan lebih rendah. Sebaliknya, perusahaan dengan komposisi utang jangka panjang yang lebih banyak mungkin memiliki kewajiban pembayaran utang yang lebih sedikit sehingga rasio DSCR lebih tinggi.
5. Tren Industri dan kondisi pasar
Tren industri dan kondisi pasar juga dapat memengaruhi DSCR perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan di industri siklis (cyclical industry) lebih sering mengalami fluktuasi pendapatan.
Industri siklis adalah jenis industri yang sensitif terhadap siklus bisnis sehingga pendapatan cenderung fluktuatif. Pada saat periode ekspansi ekonomi, pendapatan akan lebih tinggi, sedangkan pendapatan akan lebih rendah pada saat periode kontraksi ekonomi.
Analisis DSCR
Cara paling ideal untuk menganalisis debt service coverage ratio atau DSCR adalah dengan menggunakan standar nilai DSCR yang baik, yaitu 1,25 x. Meskipun setiap perusahaan dan industri memiliki tantangan bisnis tersendiri, meskipun ada banyak faktor yang memengaruhi DSCR, nilai 1,25 x semestinya harus dicapai untuk menjamin pelunasan utang.
Namun, jika Anda ingin mengukur kinerja dan kesehatan keuangan suatu perusahaan secara komprehensif, tentu saja tidak cukup hanya dengan DSCR. Anda dapat menggunakan berbagai metrik dan indikator keuangan lainnya, termasuk rasio-rasio berikut ini:
Simpulan
Berikut poin-poin penting dari debt service coverage ratio (DSCR):
- DSCR adalah indikator untuk menilai tingkat cash flow perusahaan dan kemampuan pelunasan utang.
- Cara menghitung DSCR yaitu membandingkan net operating income (NOI) perusahaan dengan total layanan utang (debt service).
- Rumus DSCR lainnya juga dapat berupa EBIT dibagi debt service dan/atau EBITDA dibagi debt service.
- Interpretasi DSCR yaitu semakin tinggi DSCR, semakin besar kapabilitas perusahaan untuk menutupi total utang dan semakin rendah risiko kredit. Sebaliknya, DSCR yang lebih rendah menimbulkan risiko default.
- Nilai DSCR yang baik umumnya 1,25 x (kali) dan sebaiknya perusahaan tetap menjaga rasio DSCR di atas 1.
- Ada berbagai faktor yang memengaruhi DSCR, termasuk pendapatan, biaya operasional, tingkat suku bunga, struktur modal, dan tren industri.