Pengertian Asset Turnover Ratio
Rasio perputaran aset, atau asset turnover ratio (ATR), adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan secara efisien menggunakan asetnya. ATR merupakan indikator penting karena memberikan wawasan tentang efisiensi operasional perusahaan dan membantu investor untuk mengevaluasi kinerja keuangannya.
Asset turnover ratio (ATR) termasuk salah satu rasio aktivitas, selain daripada inventory turnover, receivables turnover, dan account payable turnover ratio.
Rumus Asset Turnover Ratio
Cara menghitung asset turnover ratio yaitu membagi penjualan bersih perusahaan (net sales) dengan total aset rata-rata (average total assets) selama periode waktu tertentu. Berikut formula untuk menghitung ATR:
Asset turnover ratio (ATR) = Penjualan Bersih / Total Aset Rata-rata
Keterangan:
- Penjualan bersih (net sales) dapat ditemukan di laporan laba rugi perusahaan.
- Total aset rata-rata (average total assets) dapat dihitung dengan menambahkan total aset awal dan akhir untuk periode tersebut dan membaginya dengan dua.
Contoh Soal Asset Turnover Ratio dan Cara Menghitung
Misalnya, PT Moneynesia memiliki net sales sebesar Rp400.000.000 dan total aset rata-rata Rp200.000.000. Berdasarkan informasi tersebut, nilai asset turnover ratio (ATR) perusahaan yaitu sebagai berikut:
Jawab:
- ATR = 000.000 ÷ Rp200.000.000
- ATR = 2
Jadi, total rasio perputaran aset (ATR) dari PT Moneynesia adalah 2 x (kali). Ini berarti setiap rupiah yang diinvestasikan perusahaan dalam aset akan menghasilkan penjualan bersih dua kali lipat.
Interpretasi Asset Turnover Ratio
Semakin tinggi asset turnover ratio (ATR), semakin banyak penjualan atau pendapatan bersih yang dihasilkan perusahaan dari asetnya, yang berarti perusahaan lebih efisien. Sebaliknya, rasio perputaran aset yang rendah mengindikasikan tidak banyak pendapatan yang dihasilkan perusahaan atas investasinya dalam aset, yang berarti perusahaan belum efisien.
Analisis Asset Turnover Ratio
Untuk menganalisis asset turnover ratio, investor dapat mengevaluasi tren nilai ATR perusahaan dari waktu ke waktu. Metode ini disebut juga sebagai trend analysis. ATR yang semakin tinggi setiap periode pengamatan, misalnya setiap tahun, itu menunjukkan efisiensi yang baik oleh perusahaan atas pemanfaatan aset untuk menghasilkan penjualan bersih.
Selain itu, analisis asset turnover ratio juga dapat dilakukan dengan membandingkan ATR perusahaan dengan setiap pesaing di industri yang sama, atau membandingkan dengan ATR rata-rata industri. Jika ATR perusahaan lebih tinggi daripada ATR kompetitor dan rata-rata ATR industri, itu menjadi sinyal positif karena perusahaan jauh lebih efisien dalam mengelola asetnya untuk menciptakan net sales.
Sementara itu, nilai ATR yang baik dan ideal yaitu lebih dari 1,5 kali. Namun, ini juga dapat disesuaikan dan tergantung masing-masing karakteristik industri. Yang pasti, asset turnover ratio sebaiknya paling minimal adalah 1 kali.
Kelebihan Asset Turnover Ratio
Rasio perputaran aset sangat berguna bagi investor dan analis karena memberi informasi tentang kapabilitas perusahaan dalam menggunakan asetnya secara efisien untuk menghasilkan pendapatan atau penjualan. Perusahaan yang mampu menghasilkan lebih banyak pendapatan dari asetnya cenderung lebih menguntungkan dan memiliki return on investment yang lebih tinggi.
Namun, penting untuk dipahami bahwa rasio perputaran aset (ATR) yang tinggi mungkin tidak selalu menjadi tanda positif. Ini karena perusahaan dengan ATR tinggi yang memiliki volume penjualan tinggi mungkin hanya menghasilkan sedikit laba atau bahkan membukukan kerugian bersih akibat HPP dan biaya operasional yang lebih besar.
Oleh karena itu, investor dan analis perlu mempertimbangkan indikator rasio aktivitas lainnya, dan rasio-rasio keuangan utama berikut ini:
Ini bertujuan untuk melihat lebih jelas terkait kinerja keuangan dan prospek perusahaan ke depan. Dengan demikian, investor dan analis diharapkan mampu mengambil keputusan yang tepat.
Kekurangan Asset Turnover Ratio
Salah satu kekurangan asset turnover ratio yaitu tidak menjelaskan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Perusahaan boleh saja menghasilkan pendapatan dan penjualan bersih yang besar, tetapi jika perusahaan tidak mampu mengelola biaya dan beban operasi dengan baik, sulit untuk menghasilkan profit. Bahkan, kemungkinan terburuk ialah perusahaan justru mengalami kerugian.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Asset Turnover Ratio
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi asset turnover ratio (ATR):
- Industri: Rasio perputaran aset dapat sangat bervariasi menurut industri. Misalnya, perusahaan berbasis jasa yang membutuhkan lebih sedikit aset mungkin memiliki asset turnover yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan manufaktur atau konstruksi yang tipikal padat modal.
- Model Bisnis: ATR dapat dipengaruhi oleh model bisnis perusahaan. Misalnya, bisnis ritel dengan volume penjualan dan perputaran inventaris yang tinggi akan memiliki ATR yang lebih tinggi dibandingkan dengan butik fashion kelas atas dengan perputaran inventaris yang lebih rendah.
- Manajemen Aset: Manajemen aset yang efisien dapat menghasilkan rasio perputaran aset yang lebih tinggi. Misalnya, perusahaan yang memiliki manajemen inventaris yang lebih baik dapat dengan cepat menjual produknya dan menghasilkan pendapatan, yang mengarah ke asset turnover ratio yang lebih tinggi.
- Kualitas Aset: Perusahaan dengan sebagian besar aset yang sudah usang mungkin memiliki ATR yang lebih rendah dibandingkan dengan aset baru.
- Strategi Penjualan: Perusahaan yang memiliki volume penjualan tinggi tetapi harga lebih rendah mungkin memiliki ATR yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang menjual dengan harga premium.
- Kondisi Ekonomi: Situasi perekonomian secara menyeluruh dapat memengaruhi kinerja ATR. Perusahaan akan selalu berharap kondisi perekonomian yang stabil dan bergairah sehingga akan ada lebih banyak permintaan pada produk yang mengarah pada penjualan tinggi. Pada gilirannya, ATR perusahaan akan meningkat.
Simpulan
Berikut poin-poin penting terkait rasio perputaran aset (asset turnover ratio):
- Asset turnover ratio (ATR) adalah indikator rasio aktivitas yang mengukur kinerja aset perusahaan untuk membukukan pendapatan atau penjualan bersih (net sales).
- Interpretasi rasio perputaran aset yaitu semakin tinggi ATR, semakin efisien penggunaan aset perusahaan untuk menghasilkan net sales. Sebaliknya, asset turnover ratio yang rendah berarti kinerja aset belum efisien untuk menghasilkan penjualan bersih.
- Rumus asset turnover ratio dihitung dengan membagi net sales perusahaan dengan total assets dalam periode tertentu. Cara menghitung ATR akan lebih mudah dipahami dengan contoh soal ATR yang telah dibahas sebelumnya.
- Analisis rasio asset turnover ratio perusahaan yaitu membandingkannya dengan ATR kompetitor dan rata-rata ATR industri, dan menggunakan pendekatan tren historis untuk melihat nilai ATR setiap periode waktu tertentu.
- Secara tradisional, asset turnover ratio (ATR) yang baik adalah lebih dari 1,5 kali.
- Namun, rasio perputaran aset (ATR) tidak dapat menjelaskan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih (net profit) sehingga investor perlu menggunakan rasio-rasio keuangan lainnya untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan secara menyeluruh.