CBDC adalah singkatan dari Central Bank Digital Currency. CBDC merupakan bentuk digital dari mata uang fiat yang diterbitkan dan didukung oleh bank sentral.
Tidak seperti cryptocurrency, CBDC dikeluarkan dan diatur oleh otoritas terpusat, biasanya bank sentral suatu negara, dan dimaksudkan untuk berfungsi sebagai alternatif digital untuk uang tunai fisik (kertas dan logam).
Apa Itu CBDC?
Berikut adalah beberapa poin penting tentang CBDC:
- Digitalisasi uang tunai: CBDC dirancang untuk mendigitalkan uang tunai fisik tradisional untuk menawarkan tingkat keamanan dan efisiensi yang sama tetapi dengan kenyamanan tambahan yang dapat digunakan secara elektronik.
- Pembayaran real-time: Dengan CBDC, transaksi dapat diproses secara instan dan real-time, yang mengurangi kebutuhan akan perantara dan meningkatkan kecepatan transaksi.
- Inklusi keuangan: CBDC berpotensi meningkatkan inklusi keuangan dengan menyediakan akses ke sistem pembayaran digital kepada mereka yang tidak memiliki akses ke layanan perbankan tradisional. Ini pada gilirannya dapat membantu mengurangi jumlah individu yang tidak memiliki rekening bank.
- Mengurangi biaya transaksi: Penggunaan CBDC berpotensi meminimalkan fee transaksi karena menghilangkan kebutuhan akan perantara dan menyediakan akses pembayaran yang lebih efisien.
Negara-negara yang Menggunakan CBDC
Beberapa negara telah menerapkan atau sedang menjajaki implementasi CBDCs. Berikut adalah beberapa contoh di antaranya:
- China: People’s Bank of China adalah yang terjauh dalam mengembangkan CBDC, yang disebut Digital Currency Electronic Payment (DCEP). Bank sentral tersebut telah melakukan beberapa program percontohan di kota-kota besar dan akan segera diluncurkan sepenuhnya.
- Swedia: Bank sentral Swedia, Riksbank telah menjajaki implementasi CBDC, yang disebut e-krona, sejak 2017. Bank-bank telah melakukan beberapa tes dan berencana untuk mulai menguji e-krona pada tahun 2023.
- Bahama: Bank Sentral Bahama meluncurkan Sand Dollar, CBDC-nya sendiri, pada Oktober 2020. Sand Dollar dimaksudkan untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mengurangi biaya transaksi di negara ini.
- Amerika Serikat: Federal Reserve, bank sentral AS, telah mempelajari kemungkinan mengeluarkan CBDC, tetapi belum ada rencana konkret yang diumumkan. Namun, pada Desember 2020, Kongres AS mengusulkan RUU yang akan mengharuskan Federal Reserve untuk mempelajari dan mengembangkan dolar digital.
- Indonesia: Bank Indonesia, bank sentral Indonesia, tengah mengembangkan rupiah digital sebagai bentuk CBDC.
- Thailand: Uji coba terkait mata uang digital bank sentral (CBDC) juga telah dan sedang dijalani oleh negara Gajah Putih Thailand.
Cara Kerja CBDC
Spesifikasi cara kerja CBDC dapat bervariasi tergantung pada desain mata uang dan negara yang menerbitkannya. Namun, secara umum, CBDC bekerja sebagai berikut:
- Penerbitan: Bank sentral mengeluarkan CBDC, yang pada dasarnya merupakan representasi digital dari mata uang fiat negara tersebut.
- Penyimpanan: CBDC disimpan dalam dompet digital, yang dapat diakses dan digunakan melalui berbagai perangkat seperti smartphone, tablet, dan
- Transaksi: CBDC dapat digunakan untuk melakukan pembayaran barang dan jasa, seperti halnya uang tunai fisik atau metode pembayaran digital lainnya. Transaksi dapat dilakukan secara peer-to-peer (P2P) atau melalui sistem pembayaran merchant.
- Verifikasi: Transaksi yang menggunakan CBDC diverifikasi dan diproses oleh bank sentral atau entitas resmi lainnya, yang memastikan integritas dan keamanan sistem pembayaran.
- Penukaran: CBDC dapat ditukarkan dengan uang tunai fisik di bank sentral atau lembaga-lembaga resmi lainnya, seperti halnya penukaran uang tunai fisik.
Simpulan
Secara keseluruhan, CBDC dirancang untuk menyediakan sistem pembayaran digital yang aman, efisien, dan terjamin, sekaligus menjaga tingkat kepercayaan sama terhadap uang tunai fisik. CBDC juga dapat dirancang dengan berbagai fitur, seperti uang yang dapat diprogram, yang memungkinkan transaksi yang lebih kompleks dan kasus penggunaan baru di luar metode pembayaran tradisional. Dengan ini, bagaimana masa depan uang tunai fisik?