Fractional reserve banking adalah sistem perbankan di mana bank diminta untuk menyimpan sebagian kecil dari kewajiban deposito mereka sebagai cadangan. Ini berarti bank dapat mengeluarkan lebih banyak pinjaman daripada jumlah simpanan yang mereka pegang, yang mengarah pada penciptaan uang baru.
Cara Kerja Fractional Reserve Banking
Fractional Reserve Banking bekerja dengan cara sebagai berikut:
- Simpanan (deposits): Nasabah menyetor uang ke bank, menciptakan kewajiban bagi bank dalam bentuk giro.
- Persyaratan cadangan (reserve requirement): Bank diharuskan menyimpan sebagian kecil dari simpanan (deposito) ini sebagai cadangan. Fraksi ditentukan oleh bank sentral, yang menetapkan persyaratan cadangan.
- Penerbitan pinjaman: Dengan sisa dana, bank dapat mengeluarkan pinjaman kepada peminjam. Ketika pinjaman dikeluarkan, bank mengkredit rekening peminjam dengan deposit baru. Ini akan meningkatkan jumlah uang beredar.
- Efek pengganda (multiplier effect): Tindakan meminjamkan uang menciptakan deposit baru, yang kemudian dapat digunakan untuk mengeluarkan pinjaman tambahan. Ini menciptakan efek pengganda, di mana peningkatan kecil dalam cadangan dapat menyebabkan peningkatan jumlah uang beredar yang jauh lebih besar.
- Pelunasan pinjaman (repayment of loans): Ketika peminjam melunasi pinjaman, simpanan yang dibuat oleh pinjaman berkurang, yang menurunkan jumlah uang beredar.
- Kontrol bank sentral: Bank sentral dapat mengontrol jumlah uang beredar dengan menyesuaikan reserve requirements. Misalnya, jika bank sentral ingin mengambil kebijakan moneter yang ketat atau kontraktif, ia dapat menaikkan persyaratan cadangan. Ini pada gilirannya akan mengurangi jumlah uang yang dapat dipinjamkan oleh bank-bank komersial.
Contoh fractional reserve banking mencakup sistem perbankan di sebagian besar negara, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan termasuk Indonesia.
Di negara-negara yang menggunakan sistem cadangan fraksional, bank-bank komersial wajib menyimpan sebagian kecil dari kewajiban simpanan mereka sebagai cadangan. Setelah itu, mereka dapat mengeluarkan pinjaman hingga beberapa kali lipat dari cadangan ini.
Aspek-aspek Penting dalam Fractional Reserve Banking
Beberapa poin penting tentang fractional reserve banking meliputi:
1. Penciptaan uang
Melalui proses peminjaman, fractional reserve banking memungkinkan penciptaan uang baru. Bank dapat mengeluarkan pinjaman (loans) hingga kelipatan dari saldo cadangan mereka. Ini kemudian dapat meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat secara keseluruhan.
2. Bank runs
Karena bank hanya menyimpan sebagian kecil dari kewajiban simpanan mereka sebagai cadangan, mereka rentan terhadap bank runs. Jika deposan kehilangan kepercayaan pada bank dan menarik semua simpanan mereka sekaligus, bank mungkin tidak memiliki cadangan yang cukup untuk memenuhi permintaan ini. Pada gilirannya, ini akan menyebabkan krisis keuangan.
3. Regulasi
Fractional reserve banking diatur oleh bank sentral di sebagian besar negara. Bank sentral menetapkan persyaratan cadangan dan memantau stabilitas keuangan sistem perbankan.
4. Peran dalam kebijakan moneter
Bank sentral dapat menggunakan perubahan persyaratan cadangan sebagai alat untuk melaksanakan kebijakan moneter. Sebagai contoh, jika bank sentral ingin mendorong lebih banyak pinjaman, ia dapat menurunkan persyaratan cadangan, yang memungkinkan bank mengeluarkan lebih banyak pinjaman.
Simpulan
Jadi, fractional reserve banking adalah sistem di mana bank-bank komersial hanya diminta untuk menyimpan sebagian kecil dari kewajiban simpanan mereka sebagai cadangan. Pada gilirannya, mereka dapat mengeluarkan pinjaman dan menciptakan uang baru.
Sistem ini memiliki beberapa konsekuensi penting, antara lain terciptanya multiplier effect, potensi bank runs, dan perlunya pengaturan oleh bank sentral. Sistem cadangan fraksional memainkan peran penting dalam kebijakan moneter dan fungsi ekonomi secara keseluruhan.