Salah satu gaya trading populer dan menguntungkan yaitu scalping. Teknik ini dapat digunakan di berbagai instrumen keuangan, beberapa yang terbaik termasuk forex, crypto, saham, gold, dan CFD. Namun, metode scalping juga melibatkan risiko sehingga penting untuk memahami pendekatan ini dengan komprehensif.
Artikel ini akan memandu Anda untuk memahami apa itu scalping, termasuk cara kerja, contoh, indikator terbaik, dan cara membangun strategi scalping yang efektif.
Apa Itu Scalping?
Scalping adalah strategi trading foreyang memanfaatkan fluktuasi harga aset jangka pendek (biasanya kurang dari sehari) untuk menghasilkan profit. Teknik scalping menargetkan tingkat keuntungan kecil untuk sekali perdagangan, tetapi dilakukan berulang kali sehingga jumlah cuan akan signifikan jika diakumulasikan.
Scalper, julukan bagi trader yang mengadopsi gaya trading scalping, sangat mengandalkan analisis teknikal, mirip seperti pendekatan perdagangan harian. Namun, analisis grafik harga untuk scalping sangat pendek dengan memilih time frame, seperti detik dan menit.
Baik scalping maupun day trading sama-sama harus mengeksekusi perdagangan di hari yang sama, alias tidak menahan posisi hingga esok hari. Namun, frekuensi trading scalping jauh lebih banyak. Jika misalnya day trader melakukan 5 perdagangan sehari, scalper mungkin melakukannya lebih dua kali lipat.
Instrumen Terbaik untuk Scalping
Secara umum, ada lima aset atau instrumen populer dan cocok untuk strategi scalping, yaitu:
- Forex – perdagangan pasangan mata uang, dengan pair forex yang paling banyak diperdagangkan yaitu EUR/USD, USD/JPY, dan GBP/USD. Ketiga pairs ini masuk ke dalam daftar top 10 forex pairs terbaik di dunia.
- Saham – jual beli saham-saham lokal dan saham luar negeri untuk mencari capital gain dengan cepat.
- Crypto – trading jangka pendek untuk mata uang kripto terbesar seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), XRP (XRP), Dogecoin (DOGE), dan Cardano (ADA).
- Gold XAUUSD – komoditas logam mulia terbaik dan paling banyak dipilih untuk scalping dan investasi jangka panjang.
- Contract for Difference (CFD) – instrumen derivatif paling terkenal di dunia yang memberi eksposir ke banyak pasar dan aset. Ini termasuk CFD forex, CFD saham, CFD indeks, CFD crypto, dan CFD komoditas.
Cara Kerja Scalping dalam Trading Online
Strategi scalping beroperasi dengan cara membuka posisi pada suatu aset, menahan aset dalam waktu sangat singkat, dan menjual aset tersebut dengan tingkat profitabilitas tipis. Rata-rata scalper menargetkan keuntungan 1 – 3% dari metode scalping.
Melalui instrumen seperti forex dan CFD, trader berpotensi mendapat untung baik saat harga aset terapresiasi (naik) maupun terkoreksi (turun). Jika trading forex hanya memungkinkan Anda untuk berspekulasi pada nilai mata uang, CFD membuka peluang untuk berspekulasi di berbagai instrumen, termasuk saham-saham raksasa AS seperti Apple, Amazon, Tesla, dan Microsoft.
Jika Anda membuka posisi beli (buy) atau long, ini berarti Anda membeli aset pada harga rendah dan menjual (menutup posisi) pada harga tinggi. Sebaliknya, jika Anda mengambil posisi jual (sell) atau short, Anda berharap harga aset anjlok untuk menghasilkan keuntungan. Perdagangan dua arah seperti ini, sekali lagi, hanya tersedia di instrumen CFD dan forex.
Apakah Metode Scalping Cocok untuk Pemula?
Pada dasarnya, scalping adalah pendekatan perdagangan yang paling berisiko karena berupaya menangkap peluang dari pergerakan harga jangka pendek yang sangat fluktuatif. Ini berarti strategi scalping sama sekali tidak ideal untuk trader pemula, dan lebih disarankan hanya untuk trader pro dan berpengalaman.
Gaya trading scalping membutuhkan wawasan luas tentang pasar keuangan, analisis teknikal, dan praktik manajemen risiko yang efektif. Sebagian trader juga memanfaatkan program komputer untuk memperoleh kecepatan saat masuk dan keluar dari posisi dan meminimalkan risiko yang datang dari bias, emosi, dan keputusan impulsif.
Contoh Scalping Saham
Mari ambil contoh scalping pada instrumen CFD saham. Katakanlah Anda mengambil 10 kontrak untuk CFD saham Microsoft (MSFT) dengan membuka posisi long pada harga $300 per saham. Karena teknik scalping menetapkan target profit dan risiko ketat, Anda mungkin akan menutup posisi perdagangan saat harga naik 2% atau turun 1%.
Jika harga saham Microsoft meroket ke $306, Anda dapat menjual (menutup posisi) segera dan menghasilkan keuntungan senilai $6 per saham atau sebesar 2%. Karena Anda memiliki 10 CFD, total profit Anda menjadi $60. Sebaliknya, saat harga saham MSFT anjlok ke $297, Anda mungkin akan menutup posisi segera untuk membatasi risiko penurunan harga lebih lanjut.
Langkah-langkah Memulai Scalping
Jika disederhanakan, berikut adalah cara scalping dalam beberapa langkah:
- Pilih aset atau instrumen terbaik untuk diperdagangkan, seperti CFD, forex, saham, crypto, dan emas XAUUSD.
- Tentukan target profit/loss yang dapat diterima, misalnya target profit per perdagangan yaitu 2% dan batas kerugian per trading yaitu 1%.
- Lakukan analisis teknikal dengan mengidentifikasi pola-pola grafik (chart patterns) potensial dan mengombinasikan itu dengan berbagai indikator teknikal.
- Tentukan berapa banyak modal sekali trading yang digunakan untuk scalping. Pastikan Anda telah memahami dan mengimplementasikan praktik money management yang baik.
- Mulai masuk ke perdagangan dengan membuka posisi. Untuk trading CFD dan forex, Anda dapat membuka posisi sell (short) di awal untuk mengejar keuntungan dari penurunan harga aset. Untuk scalping saham biasa di bursa efek, Anda hanya bisa mengambil posisi buy (long) di awal dan memperoleh cuan saat harga saham melonjak.
- Tutup posisi perdagangan dengan target keuntungan yang telah ditetapkan atau batasi kerugian pada level tertentu. Manfaatkan fitur seperti stop order atau limit order untuk eksekusi perdagangan otomatis.
Kelebihan dan Kekurangan Teknik Scalping
Kelebihan:
- Potensi menghasilkan keuntungan lebih cepat.
- Hanya berfokus pada analisis teknikal dan cenderung tidak membutuhkan analisis fundamental.
- Gaya trading scalping bisa lebih mudah diotomatisasi dalam sistem perdagangan yang digunakan.
Kekurangan:
- Aktivitas yang cenderung melelahkan karena menuntut Anda untuk memantau pergerakan pasar sepanjang hari.
- Biaya perdagangan (trading fee) akan meningkat karena scalping merupakan pendekatan trading yang aktif dengan lebih banyak pesanan (order).
- Tingkat profitabilitas untuk sekali perdagangan sangat kecil.
- Kerugian bisa sangat signifikan jika pasar bergerak tidak sesuai prediksi dan Anda tidak menerapkan manajemen risiko yang tetap.
- Butuh perangkat yang memadai untuk melakukan analisis dan pemantauan pasar.
Indikator Terbaik untuk Scalping
Scalping adalah strategi perdagangan cepat untuk mendapat untung dari pergerakan harga kecil di pasar. Saat menggunakan indikator teknikal untuk scalping, fokusnya adalah mengidentifikasi tren harga jangka pendek dan momentum untuk masuk dan keluar dari perdagangan dengan segera.
Berikut adalah beberapa indikator teknikal terbaik untuk scalping:
1. Moving Averages (MA)
Moving averages membantu memuluskan data harga dan menampilkan harga rata-rata aset selama periode tertentu. Untuk strategi scalping, trader sering mengombinasikan MA jangka pendek (misalnya 5 periode) dan jangka menengah (misalnya 20 periode). Ketika MA jangka pendek melintas di atas MA jangka menengah, ini memberi sinyal beli (buy), dan sebaliknya untuk jual (sell).
2. Bollinger Bands
Bollinger Bands terdiri dari tiga garis—simple moving average (SMA) di tengah dan dua garis deviasi standar di atas dan di bawah SMA. Dalam teknik scalping, trader mencari pergerakan harga di dekat band atas (upper band) atau band bawah (lower band), yang dapat mengindikasikan potensi reversal atau sinyal overbought/oversold.
3. Relative Strength Index (RSI)
RSI adalah indikator scalping populer yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga aset yang berkisar antara 0 dan 100. RSI membantu trader untuk mengidentifikasi kondisi overbought (RSI > 70) dan oversold (RSI < 30). Untuk gaya trading scalping, trader mungkin mencari RSI di sekitar level tersebut untuk mengantisipasi pembalikan harga.
4. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD adalah indikator momentum mengikuti tren yang menjelaskan hubungan antara dua MA. Scalper menggunakan MACD untuk mengidentifikasi perubahan momentum tren dan potensi titik masuk dan keluar.
5. Average True Range (ATR)
ATR merupakan indikator yang mengukur volatilitas pasar dengan menghitung kisaran rata-rata antara harga tertinggi dan terendah selama jangka waktu tertentu. Dalam strategi scalping, ATR berfungsi untuk menentukan level stop-loss yang tepat dan mengelola risiko trading secara efektif.
Scalping vs Swing Trading
Berikut ini adalah beberapa perbedaan scalping dan swing trading yang paling mendasar:
- Time frame: Scalping menggunakan grafik dengan kerangka waktu lebih pendek daripada swing trading, umumnya hitungan detik dan menit. Sementara itu, swing trading bisa menjangkau grafik jam, harian, dan mingguan.
- Daily trading: Scalping secara aktif melakukan banyak trading dalam sehari, sedangkan swing trading tidak melakukan perdagangan dalam sehari (minimal menahan posisi dalam beberapa hari).
- Analisis: Scalping hanya melibatkan analisis teknikal, sedangkan swing trading bisa memanfaatkan analisis teknikal dan fundamental secara bersamaan.
- Target keuntungan: Rata-rata scalper menetapkan 1 – 3% untuk profit sekali perdagangan, sedangkan swing trading lebih besar, mungkin lebih 10% per trading.
Simpulan
Jadi, scalping adalah metode trading yang memanfaatkan fluktuasi harga jangka pendek untuk menghasilkan keuntungan tipis dengan cepat, tetapi dengan lebih banyak frekuensi perdagangan. Beberapa indikator scalping terbaik termasuk MA, RSI, Bollinger Bands, MACD, dam ATR.
Berkaitan dengan aset-aset atau instrumen terbaik untuk scalping, pilihan paling umum yaitu forex (FX), crypto, saham, dan CFD. Untuk memaksimalkan profit dari dua arah, baik saat harga naik maupun anjlok, Anda dapat mencoba trading FX dan CFD.
Terakhir, strategi scalping lebih ideal untuk trader profesional dan berpengalaman, dan sangat berisiko bagi pemula. Meskipun begitu, teknik ini dapat dipelajari dan Anda perlu wawasan dan jam terbang yang cukup untuk berhasil.
Mulailah trading online dengan deposit rendah dan jangan pertaruhkan modal investasi yang Anda sendiri belum mampu kehilangannya saat risiko kerugian terjadi. Ingatlah bahwa, cara scalping terbaik yaitu dengan berfokus pada manajemen risiko alih-alih hanya sekadar mengejar untung.