Pada awal tahun 2025, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami lonjakan harga yang signifikan. Setelah beberapa hari berada di bawah tekanan di level psikologis Rp3.800-an, saham BBRI hari ini berhasil naik tinggi, menutup perdagangan pada harga Rp4.090 per unit, meningkat hingga 7,63% dalam satu hari. Lonjakan ini tidak hanya membawa angin segar bagi para investor, tetapi juga menjadi sorotan utama di pasar modal Indonesia.Â
Berikut penjelasan lebih dalam faktor-faktor yang mendorong kenaikan saham BBRI dan bagaimana pembagian dividen berperan dalam pergerakan positif ini.
Latar Belakang Saham BBRI
Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BBRI memiliki kapitalisasi pasar yang mencapai Rp619,88 triliun. Dalam beberapa bulan terakhir, saham BBRI sempat mengalami volatilitas. Dalam sebulan terakhir, saham ini mencatatkan penurunan sebesar 1,92%, dan secara year-to-date (YTD) hingga pertengahan Januari 2025, mengalami pelemahan 2,85%. Meskipun demikian, fundamental saham BBRI tetap kuat, dengan rasio price to earnings (PER) sebesar 10,13 kali dan price to book value (PBV) sebesar 1,92 kali, yang menunjukkan valuasi saham ini tergolong murah.
Pengaruh Pembagian Dividen Interim
Salah satu katalis utama yang mendorong kenaikan saham BBRI adalah pembagian dividen interim tahun buku 2024. Dividen yang dibayarkan sebesar Rp135 per saham, meningkat 60,7% dibandingkan dividen interim tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp84 per saham. Total dividen yang dibayarkan mencapai Rp12,66 triliun, memberikan sinyal positif kepada pasar bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang solid.
Kenaikan dividen ini menarik minat investor, terutama yang mencari pendapatan pasif melalui investasi saham. Bagi pemegang saham yang tercatat per 30 Desember 2024, pembayaran dividen menjadi momen penting yang meningkatkan kepercayaan terhadap prospek perusahaan. Kenaikan dividen ini juga mencerminkan strategi manajemen BBRI yang berfokus pada memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
Penurunan Suku Bunga BI
Selain pembagian dividen, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% turut mendukung pergerakan saham BBRI. Penurunan ini menjadi langkah pertama BI di tahun 2025, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah dinamika global dan domestik.
Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya dana (cost of funds) bagi perbankan akan turun, yang berpotensi meningkatkan margin keuntungan. Selain itu, penurunan suku bunga juga mendorong permintaan kredit, sehingga bank seperti BBRI dapat meningkatkan pendapatan bunga. Kebijakan BI ini mencerminkan pandangan pro-stabilitas dan pro-pertumbuhan, memberikan momentum positif bagi sektor perbankan.
Sentimen Positif dari Valuasi Saham
Valuasi saham BBRI yang murah juga menjadi faktor penting dalam menarik minat investor. Dengan PER sebesar 10,13 kali, saham ini berada di level yang menarik bagi investor jangka panjang. PBV sebesar 1,92 kali menunjukkan bahwa saham BBRI dihargai lebih rendah dibandingkan nilai buku perusahaannya, memberikan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari potensi apresiasi harga saham di masa depan.
Volume dan Nilai Transaksi
Lonjakan saham BBRI juga didukung oleh tingginya aktivitas perdagangan. Pada hari itu, saham BBRI ditransaksikan sebanyak 3.975 kali dengan volume sebesar 4,08 juta lembar saham dan nilai transaksi mencapai Rp1,62 triliun. Tingginya volume perdagangan mencerminkan minat yang besar dari investor untuk masuk ke saham ini, baik dari investor institusi maupun ritel.
Prospek BBRI ke Depan
Dengan berbagai katalis positif, saham BBRI memiliki prospek yang cerah di tahun 2025. Penurunan suku bunga BI diperkirakan akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi sektor perbankan. Selain itu, pembagian dividen yang lebih tinggi menunjukkan komitmen manajemen dalam memberikan imbal hasil yang kompetitif kepada para pemegang saham.
Namun, investor juga perlu memperhatikan risiko yang mungkin muncul, seperti potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan dinamika kebijakan moneter internasional. Dalam hal ini, kemampuan manajemen BBRI untuk beradaptasi dengan kondisi pasar akan menjadi faktor kunci keberhasilan.
Kesimpulan
Saham BBRI naik setelah pembagian dividen interim dan penurunan suku bunga BI menjadi bukti bahwa sentimen positif dapat menggerakkan pasar secara signifikan. Dengan valuasi yang menarik, kinerja keuangan yang solid, dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan, BBRI tetap menjadi salah satu saham unggulan di Bursa Efek Indonesia.Â
Bagi investor, momentum ini dapat dimanfaatkan untuk memperkuat portofolio investasi, dengan tetap mempertimbangkan risiko yang ada. Sebagai salah satu emiten perbankan terbesar, BBRI siap melanjutkan tren positifnya di tahun 2025.