Di Amerika Serikat, memiliki rumah pertama kini semakin sulit dijangkau. Menurut data terbaru dari Zillow, harga rumah starter—rumah dengan nilai terendah di suatu wilayah—telah melonjak drastis hingga melampaui angka $1 juta di lebih dari 100 kota di seluruh negeri. Fenomena ini mencerminkan tantangan serius dalam keterjangkauan perumahan yang semakin berat bagi banyak orang.
Lonjakan Harga Rumah di Amerika Serikat yang Mencengangkan
Menurut Orphe Divounguy, seorang ekonom senior di Zillow, lonjakan harga rumah starter ini dipicu oleh meningkatnya permintaan terhadap rumah dengan harga termurah saat keterjangkauan menjadi semakin sulit.
Data Zillow menunjukkan bahwa harga rata-rata rumah starter secara nasional sekarang mencapai $196.611, yang masih dalam jangkauan pendapatan median rumah tangga. Namun, dalam lima tahun terakhir, harga rumah starter telah naik 54,1%, lebih tinggi dari kenaikan harga semua jenis rumah sebesar 49,1% pada periode yang sama.
Negara bagian seperti California, New York, dan Washington memimpin dengan jumlah kota terbanyak yang memiliki harga rumah starter di atas $1 juta. California menduduki peringkat tertinggi dengan 71 kota, sementara New York dan Washington masing-masing memiliki 11 dan 8 kota.
Selain itu, negara bagian seperti Florida, Maryland, dan Virginia juga tercatat memiliki setidaknya satu kota dengan harga rumah starter yang sangat tinggi.
Dampak Terhadap Kepemilikan Rumah
Kenaikan harga rumah ini telah membuat banyak calon pembeli, terutama generasi muda, harus menunda rencana mereka untuk memiliki rumah. Usia median pembeli rumah kini mencapai 35 tahun, lebih tua satu tahun dibandingkan tahun 2019.
Menurut Divounguy, banyak orang terpaksa menunda kepemilikan rumah karena semakin sulit untuk mengumpulkan uang muka dan memenuhi persyaratan finansial lainnya. Data dari National Association of Realtors juga menunjukkan penurunan persentase pembeli rumah pertama kali, yang turun menjadi 29% pada bulan Juni dari 31% pada bulan Mei.
Pengaruh Kebijakan Moneter
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi keterjangkauan perumahan adalah kebijakan moneter yang diterapkan oleh Federal Reserve untuk menekan inflasi. Suku bunga acuan yang tinggi telah menyebabkan naiknya suku bunga hipotek, sehingga semakin membebani pembeli rumah.
Suku Bunga AS Tinggi, Sektor Perbankan Terancam, dan Dampak ke Indonesia
Meskipun suku bunga hipotek telah sedikit menurun baru-baru ini—dengan suku bunga rata-rata untuk hipotek 30 tahun turun menjadi 6,47%—tantangan keterjangkauan tetap ada.
Di sisi lain, meskipun suku bunga hipotek menurun, ada kekhawatiran bahwa penurunan ini justru dapat mendorong kenaikan harga rumah lebih lanjut. Namun, penambahan pasokan rumah baru tetap menjadi bagian penting dari solusi jangka panjang untuk mengatasi defisit perumahan yang semakin parah, terutama di kota-kota besar seperti Boston, Sacramento, dan Portland.
Tantangan di Masa Depan
Meskipun upaya untuk menambah pasokan rumah telah ditingkatkan oleh para pembangun, defisit perumahan yang ada masih jauh dari terpenuhi. Selain itu, di beberapa pasar yang mahal, terdapat aturan zonasi yang ketat terhadap pembangunan rumah baru, yang semakin menghambat penambahan pasokan.
Secara keseluruhan, penurunan suku bunga mungkin dapat memberikan sedikit bantuan jangka pendek bagi calon pembeli rumah. Namun, solusi jangka panjang yang lebih efektif adalah dengan menambah pasokan perumahan secara signifikan untuk menjembatani kesenjangan antara permintaan dan penawaran.
Tanpa langkah-langkah yang tepat, kepemilikan rumah akan semakin sulit dijangkau bagi generasi mendatang. Jika tidak, harga rumah yang semakin hal di Amerika Serikat (AS) akan semakin tidak terjangkau oleh masyarakat.