Indeks LQ45 di Indonesia dikenal sebagai kumpulan 45 saham paling likuid dengan fundamental yang kuat. Selama tahun 2023, Indeks LQ45 mengalami kenaikan sebesar 3,56 persen, menandai pemulihan pasar saham sejak penurunan yang dalam pada tahun 2020. Dengan prospek yang membaik, investor mulai mempertimbangkan saham-saham mana yang memiliki valuasi rendah di dalam indeks LQ45.
Tahun 2024 diyakini sebagai periode yang menguntungkan bagi pasar saham, didorong oleh kemungkinan penurunan suku bunga. Dalam teori investasi, penurunan suku bunga cenderung mendorong arus masuk ke aset berisiko seperti saham (dan bahkan crypto), yang berpotensi meningkatkan likuiditas pasar.
Para investor dapat memulai dengan menyusun daftar saham murah dengan fundamental bagus yang berpotensi naik 2024 dan seterusnya. Salah satu cara paling sederhana yaitu dengan memantau indeks LQ45, yang dapat menjadi acuan untuk melihat saham-saham likuid dengan valuasi yang rendah dan menarik untuk dibeli.
Daftar Saham LQ45 Fundamental Kuat dengan Valuasi Murah
Berikut adalah rekomendasi tiga saham murah dengan fundamental bagus yang terdaftar di Indeks LQ45 yang menjanjikan untuk dibeli tahun 2024:
1. Saham TLKM – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
TLKM adalah saham yang menjanjikan sebagai investasi pada tahun 2024 untuk disimpan dalam jangka panjang. Ini sejalan dengan kinerja positif emiten Telekomunikasi ini sehingga menarik perhatian investor. Terlebih lagi, TLKM juga dianggap sebagai saham murah dengan fundamental kuat yang terdaftar di indeks saham paling likuid, LQ45.
Potensi penggabungan antara Telkomsel dan Indihome, yang merupakan bagian dari bisnis Fixed Mobile Convergence (FMC), diyakini akan memberikan dampak positif pada kinerja emiten milik pemerintah Indonesia ini.
Telkomsel diperkirakan akan memperkuat basis pelanggannya hingga 158,3 juta pada tahun 2023 dengan meluncurkan layanan home broadband melalui Indihome. Ini juga membuka peluang untuk mendapatkan 8,47 juta pelanggan baru dari pengguna Indihome.
Dampak positif dari bisnis FMC Telkomsel mencakup efisiensi operasional dan memungkinkan Telkom untuk fokus pada bisnis B to B dan digital.
Meskipun TLKM memiliki price to book value (PBV) tertinggi di antara saham-saham telekomunikasi, yaitu sekitar 3 kali, PBV TLKM masih berada di angka rata-rata selama lima tahun terakhir. Dibandingkan dengan saham-saham kompetitor seperti XL Axiata (EXCL) dan Indosat (ISAT), prospek saham TLKM terlihat lebih menguntungkan.
Moneynesia memperkirakan prediksi harga saham TLKM pada tahun 2024 naik dengan target ke atas Rp4.500 per lembar, menunjukkan potensi apresiasi lebih 8 persen daripada harga hari ini Rp4.160. Sementara itu, saham TLKM berpotensi naik dan meroket ke Rp5.000 pada tahun 2025.
Baca juga: Apa Bisa Hidup Layak hanya dari Dividen?
2. Saham ASII – PT Astra Internasional Tbk
ASII adalah salah satu emiten Blue Chip yang saat ini dianggap memiliki valuasi murah dengan price to earnings (P/E) saat ini sebesar 6,1 kali, dibandingkan dengan rata-rata P/E selama lima tahun terakhir sekitar 11 kali. Selain itu, price to book value (PBV) ASII saat ini berkisar di angka 1,1 kali.
Meskipun saham ASII menghadapi tekanan jual dalam beberapa bulan terakhir, kinerja keuangan perusahaan masih tetap mengesankan dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 10 persen pada kuartal III/2023.
Dengan kapitalisasi pasar (market cap) yang besar mencapai Rp210 triliun, saham ASII masih menjadi daya tarik bagi investor asing. Harga saham ASII hari ini Jumat (16/2/2024) ditutup menguat 1,46% ke Rp5.200. Investor ritel dapat mempertimbangkan ASII sebagai saham murah dengan fundamental bagus di kategori saham-saham LQ45.
Sementara itu, dalam menghadapi tantangan dan persaingan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV), Astra Internasional telah berkomitmen untuk mengembangkan pasar EV dengan merilis Battery Electric Vehicle (BEV) dan Hybrid Electric Vehicle (HEV).
Prediksi saham ASII tahun 2024 cukup menantang dengan pergerakan stagnan dan cenderung melemah ke rentang harga Rp4.450 – Rp5.350. Namun, dalam jangka panjang, prospek ASII masih menjanjikan dengan asumsi pertumbuhan pasar EV sesuai dengan harapan.
Baca juga: Metode Perhitungan Nilai Wajar Saham
3. Saham ADRO – PT Adaro Indonesia Tbk
Meskipun industri batu bara dianggap sudah mengalami kemerosotan setelah terjadi euforia besar sepanjang tahun 2023, saham ADRO tetap menarik perhatian investor. ADRO dapat dipilih sebagai saham yang masih memiliki valuasi murah dengan fundamental kuat di sektor pertambangan.
Permintaan batu bara masih tetap tinggi dalam jangka pendek, meskipun terjadi transisi menuju energi bersih terbarukan (EBT). Proyeksi konsumsi batu bara dunia masih relatif stabil, dengan harga yang cukup menguntungkan bagi produsen, meskipun ada depresiasi harga dari puncaknya pada tahun 2023.
Per hari ini, harga saham ADRO bergerak di Rp2.520 dan memiliki price to book value (PBV) 0,8 kali, menandakan valuasi yang murah karena di bawah 1 kali. Prediksi saham ADRO sepanjang tahun 2024 berpotensi naik dan menguat maksimal hingga sekitar Rp3.000 per lembar.
Pandangan Akhir
Jadi, ada setidaknya tiga saham murah dengan fundamental bagus yang menjanjikan untuk dibeli hari ini atau pada tahun 2024, yaitu TLKM, ASII, dan ADRO. Dengan potensi kenaikan harga yang signifikan dan valuasi yang relatif rendah, saham TLKM, ASII, dan ADRO yang juga terdaftar di Indeks LQ45 layak masuk ke dalam portofolio investasi.
Selain ketiga saham tersebut, ada beberapa saham lainnya yang dianggap undervalued dan memiliki fundamental kuat, seperti Vale Indonesia Tbk (INCO) dan BTPN Syariah (BTPS) yang sama-sama sedang mengalami tekanan jual yang tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Apakah ini menjadi waktu terbaik untuk mengoleksi INCO dan BTPS saat harga saham terdiskon signifikan? Bagaimana menurut Anda?