Ketika sebuah keluarga muslim menyambut kelahiran bayi, tradisi aqiqah menjadi salah satu momen penting. Namun, seberapa dalam pemahaman kita tentang hukum aqiqah dalam Islam?
Aqiqah anak bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga sebuah upaya untuk menyebarkan kebahagiaan dan mendapatkan doa dari lingkungan sekitar. Tujuan utamanya adalah agar bayi tumbuh menjadi anak yang shalih atau shalihah.
Tapi, bagaimana jika kendala keuangan keluarga menjadi penghalang utama untuk melaksanakan aqiqah? Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai hukum aqiqah, syarat-syaratnya, dan tata cara pelaksanaannya. Simak setiap detailnya dengan seksama!
Dalil dan Hukum Aqiqah dalam Islam
Dalam kitab Fiqih As-sunah karya Sayyid Sabiq, dikemukakan bahwa istilah ‘aqiqah’ berasal dari kata ‘iqqah,’ yang artinya adalah rambut bayi manusia atau domba yang disembelih sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak.
Tradisi mencukur rambut bayi pada hari ketujuh merupakan ajaran yang diikuti oleh umat Islam, dan oleh karena itu, hukum aqiqah dikategorikan sebagai sunah muakkad, suatu perbuatan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Namun, pertanyaan muncul ketika seseorang dihadapkan pada kondisi finansial yang kurang memadai. Apa hukum aqiqah dalam Islam, dan apakah boleh menundanya jika keuangan tidak memungkinkan?
Menurut Ibn Taimiyyah dalam Fiqh at-Ta’amul Ma’a an-Nas, jika seseorang mampu secara finansial, sebaiknya aqiqah dilaksanakan segera setelah kelahiran anak. Namun, bagi yang tidak mampu, disarankan untuk tidak berhutang demi melaksanakan aqiqah agar tidak menimbulkan kerugian.
Dengan demikian, hukum aqiqah anak bagi mereka yang tak mampu adalah tidak dianjurkan. Penting juga dicatat bahwa aqiqah tidak diwajibkan kecuali jika telah dinazarkan sebelum kelahiran bayi.
Batas Umur Aqiqah Anak
Pelaksanaan aqiqah yang dianjurkan biasanya dilakukan pada usia anak yang mencapai 7, 14, hingga 21 hari setelah kelahiran. Hal ini ditegaskan oleh sabda Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa setiap anak yang baru lahir memiliki tanggungan aqiqah pada hari ketujuh.
Meskipun disarankan pada hari ketujuh, aqiqah tetap dapat dilakukan pada usia 14-21 hari jika kondisi keuangan belum memadai pada hari ketujuh. Namun, perlu dicatat bahwa aqiqah tidak memiliki batas waktu, sehingga tetap bisa dilaksanakan meskipun anak telah balig atau dewasa.
Syarat Pelaksanaan Aqiqah
Setelah memahami hukum aqiqah, perhatikan beberapa syarat pelaksanaannya yang sesuai dengan syariah, di antaranya:
- Jumlah Hewan Aqiqah: Jumlahnya berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Laki-laki disarankan menyembelih dua ekor kambing atau domba, sedangkan perempuan cukup satu ekor. Namun, jika terkendala oleh kondisi keuangan, penyembelihan satu ekor juga dapat diterima.
- Kondisi Hewan Aqiqah: Kondisi hewan sebelum disembelih menjadi syarat penting. Hewan harus sehat, cukup umur (sekitar satu tahun), tidak cacat, dan tidak kurus.
Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah
Selain memahami hukum dan syarat aqiqah, perhatikan pula tata cara pelaksanaan aqiqah anak, yaitu sebagai berikut:
- Memperhatikan Waktu Pelaksanaan: Walaupun aqiqah tidak memiliki batas waktu yang kaku, disarankan untuk melaksanakannya pada hari ketujuh setelah kelahiran anak jika kondisi keuangan memungkinkan.
- Mencukur Rambut Anak: Cara mencukur rambut anak tidak memiliki ketentuan khusus dalam Islam, namun umumnya dilakukan dengan mencukur sampai botak. Tujuannya adalah agar bayi terhindar dari godaan setan.
- Memberikan Nama Kepada Anak: Memberikan nama dengan makna baik menjadi langkah penting dalam aqiqah. Ini bisa menjadi doa dan harapan agar anak memiliki kehidupan yang sesuai dengan artinya.
- Makan Bersama: Setelah penyembelihan, makan bersama dengan keluarga dan berdoa bersama merupakan tata cara terakhir dalam pelaksanaan aqiqah.
Setelah memahami semua aspek hukum aqiqah, syarat, dan tata cara pelaksanaannya, dapat disimpulkan bahwa hukum aqiqah adalah sunah muakkad. Aqiqah anak menjadi suatu perintah yang sangat dianjurkan atau hampir wajib dalam Islam.
Oleh karena itu, persiapkanlah dengan baik, termasuk secara finansial, jauh sebelum kelahiran anak untuk melaksanakan aqiqah dengan sepenuh hati.
Tips Keuangan yang Terkait dengan Aqiqah
Sejak awal kehamilan, mulailah merencanakan dan menyisihkan dana untuk aqiqah secara bertahap. Sisihkan dana aqiqah dalam anggaran yang terpisah dari kebutuhan sehari-hari atau anggaran bulanan lainnya. Ini membantu memastikan bahwa dana tersebut tidak tergerus untuk keperluan lain. Baca selengkapnya: Perencanaan Keuangan SMART.