Membuat perencanaan keuangan membantu Anda untuk mencapai berbagai tujuan, termasuk persiapan biaya pernikahan, beli rumah, menabung untuk hari tua (pensiun), biaya umroh dan haji, dan melunasi utang serta kredit mobil. Namun, ini semua tampak seperti angan-angan jika itu hanya terbayang dipikiran, sementara tidak ada target dan aksi yang jelas tentang bagaimana dan kapan itu semua harus tercapai. Oleh karena itu, peran financial planning sangat dibutuhkan, dan metode SMART adalah pilihan yang tepat untuk mewujudkan mimpi Anda.
Apa itu konsep SMART dalam perencanaan keuangan?
SMART adalah akronim dari “Specific, Measurable, Attainable, Realistic, dan Timely”. Prinsip SMART dalam perencanaan keuangan akan mendorong Anda untuk lebih jelas dan tegas dalam membangun tujuan finansial. Sebagai contoh, alih-alih hanya mengucapkan “Saya ingin menghemat uang untuk masa depan”, Anda bisa menetapkan target lebih terencana seperti “Saya akan menghemat duit Rp 1 juta per bulan selama dua tahun untuk biaya umroh”.
Cara menetapkan tujuan keuangan yang SMART
Baik tujuan finansial (financial goals) jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang, serta apa pun target yang ingin Anda capai, perencanaan keuangan SMART berikut ini akan mempermudah jalan Anda untuk mewujudkannya.
1. Specific – buat tujuan yang spesifik
Prinsip SMART dalam perencanaan keuangan yang pertama adalah “specific”. Ini menyarankan Anda untuk menetapkan tujuan secara spesifik, lebih tajam, atau tertarget. Cara mudah untuk membuat arah yang clear adalah dengan pendekatan “what”, “how much” dan “how long”, yaitu apa yang akan Anda capai, berapa banyak jumlahnya, dan berapa lama jangka waktunya. Ini akan membuat haluan Anda lebih konkret dan tidak mengambang.
Sebagai contoh, Anda ingin menekan pengeluaran sebesar Rp 2 juta per bulan selama dua tahun untuk persiapan dana darurat. Dari sini Anda bisa melihat bahwa tujuan Anda adalah menghemat uang dengan cara menekan pengeluaran. Kemudian, jumlah yang akan diselamatkan adalah Rp 2 juta setiap bulan yang dikumpulkan selama jangka waktu dua tahun. Dengan seperti ini, Anda akan lebih termotivasi untuk bagaimana bisa mengurangi biaya-biaya hingga Rp 2 juta setiap bulan.
2. Measurable – rancang tujuan yang terukur
Prinsip SMART dalam perencanaan keuangan yang kedua adalah “measurable”. Ini mendorong Anda untuk membuat target yang terukur yang dituangkan dalam bentuk, misalnya, satuan. Tujuan yang terukur akan membantu Anda untuk mulai lebih mudah. Ketika tujuan finansial Anda dapat diukur, Anda bisa membuat pos pemeriksaan di sepanjang jalan untuk melihat setiap kemajuan (progress).
Sebagai contoh, Anda telah membuat target spesifik dengan menghemat uang Rp 2 juta setiap bulan. Jika gaji Anda dibayar bulanan, Anda mungkin bisa langsung menyisihkan Rp 2 juta setiap akhir bulan. Namun, jika upah Anda berbasis harian, itu akan lebih mudah untuk menaksir jumlah duit yang bisa dihemat per hari untuk mencapai Rp 2 juta setiap bulan. Jadi, mencocokkan pos pemeriksaan dengan siklus gaji Anda dapat membuat penghematan menjadi lebih mudah yang akan bekerja secara otomatis.
3. Attainable – bangun tujuan yang dapat dicapai mengacu pada tindakan
Prinsip SMART dalam perencanaan keuangan yang ketiga adalah “attainable”. Ini membuat Anda berpikir tentang apakah tujuan finansial tersebut dapat dicapai dengan menuangkannya ke dalam aksi atau tindakan.
Sebagai contoh, Anda berencana akan menabung Rp 2 juta setiap bulan untuk menyiapkan dana darurat. Lalu, bagaimana cara Anda mendapatkan uang Rp 2 juta tersebut? Apakah berasal dari gaji atau dari pekerjaan freelance? Kemudian, apakah Anda akan mengumpulkan langsung setiap bulan atau per minggu atau per hari? Dari sini, Anda bisa bertanya-tanya pada diri sendiri: apakah ini bisa dicapai dengan kondisi yang ada? Pada akhirnya, ini akan membantu Anda memetakan tindakan ke depannya.
Baca juga:
4. Realistic – pastikan tujuan tetap realistis
Prinsip SMART dalam perencanaan keuangan yang keempat adalah “realistic”. Ini sangat menekankan pada tujuan realistis yang mengacu pada kondisi Anda saat ini. Sebagai contoh, Anda memiliki gaji atau total pendapatan Rp 5 juta per bulan, sementara Anda memiliki tanggungan anak dan keluarga. Situasi seperti ini sangat tidak realistis untuk menghemat uang Rp 2 juta setiap bulan.
Anda boleh saja memiliki target tinggi, tetapi Anda harus tetap bersikap bijaksana, tidak memaksakan diri, dan tidak mengorbankan tanggung jawab penting lainnya. Dengan kata lain, Anda bisa menyesuaikan jumlah uang yang akan dihemat setiap bulan sesuai dengan kemampuan.
Jadi, pada tahap ini Anda bisa bertanya-tanya pada diri sendiri: apakah rencana dan tindakan yang Anda ambil masuk akal atau tidak? Apakah Anda perlu memecah tujuan ke bagian-bagian lebih kecil yang lebih mudah?
5. Timely – fokus dengan tujuan yang tepat waktu
Sekarang, Anda sudah mengenal tujuan Anda, cara mengukur kemajuan Anda, upaya untuk mencapainya, dan apakah itu masuk akal atau realistis dengan kondisi saat ini. Setelah itu, Anda bisa masuk ke tahap kelima dari konsep SMART, yaitu “timely”. Ini mendorong Anda untuk membuat ketetapan terkait tenggat waktu. Alih-alih hanya mengatakan “sesegera mungkin”, Anda bisa menetapkan jangka waktu yang lebih nyata. Namun, penentuan ini juga mempertimbangkan keempat aspek sebelumnya. Jadi, tanyakan pada diri Anda sendiri: apakah tujuan Anda memiliki kerangka waktu yang realistis dan apakah itu bisa membuat Anda tetap fokus untuk mencapainya?
Simpulan SMART dalam Perencanaan Keuangan
Berikut ringkasan tentang perencanaan keuangan (financial planning) dengan rumus SMART:
- Specific. Tentukan tujuan yang spesifik dan rinci untuk membangun fokus utama.
- Measurable. Buat tujuan yang dapat diukur dengan jelas, seperti dalam satuan uang.
- Attainable. Bangun tujuan yang dapat dicapai dengan menyesuaikan pada kondisi Anda saat ini yang mampu menjaga motivasi Anda.
- Realistic. Pastikan tujuan yang dibangun selalu masuk akal (realistis).
- Timely. Fokus pada tujuan yang tepat sasaran dengan menentukan batas waktu nyata yang dapat mendorong untuk tetap berkomitmen menyelesaikannya.