Poin-poin penting terkait discount rate:
- Tingkat diskonto atau discount rate adalah tingkat bunga yang dibebankan bank sentral kepada bank-bank komersial atas pinjaman uang.
- Bank-bank umum cenderung meminjam dana dari bank sentral untuk menutupi kewajiban jangka pendek.
- Discount rate akan memengaruhi interest rate atau biaya pinjaman (kredit) yang dibebankan bank-bank komersial dan lembaga keuangan kepada pelanggan akhir, seperti masyarakat dan bisnis.
- Bank sentral membebankan discount rate kepada lembaga keuangan seperti bank-bank komersial, sedangkan bank-bank komersial membebankan interest rate kepada pelanggan akhir. Semakin tinggi discount rate, pada gilirannya, semakin mahal bunga kredit oleh pelanggan.
Pengertian Discount Rate
Discount rate adalah tingkat bunga yang ditetapkan bank sentral untuk membebankan biaya pinjaman kepada bank-bank komersial atau lembaga keuangan lainnya, terutama untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek atau menutupi cadangan wajib. Di Amerika Serikat, misalnya, bank sentral (The Fed) menetapkan discount rate yang harus dibayar oleh bank-bank seperti Goldman Sachs atau Bank of America ketika mereka meminjam dana dari bank sentral. Suku bunga yang dibebankan pada pinjaman ini adalah apa yang dikenal sebagai discount rate.
Discount rate bukan hanya sebuah biaya, tetapi juga alat pengendalian ekonomi yang digunakan bank sentral dalam kebijakan moneternya. Dengan mengatur tingkat discount rate, bank sentral dapat memengaruhi jumlah uang yang beredar di pasar dan menjaga stabilitas ekonomi.
Contoh Discount Rate dalam Praktik
Dalam praktiknya, discount rate mempengaruhi pinjaman antar bank dan kredit yang diberikan kepada konsumen. Bank komersial sering kali memiliki kewajiban cadangan, yaitu uang yang disimpan sebagai cadangan untuk memastikan stabilitas operasional dan menghadapi penarikan dana dari nasabah.
Jika bank komersial tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi persyaratan cadangan ini, mereka dapat meminjam dari bank sentral dengan membayar discount rate. Tingkat ini biasanya lebih tinggi daripada suku bunga antar bank sebagai insentif bagi bank untuk saling meminjamkan dana daripada bergantung pada bank sentral.
Sebagai contoh, bayangkan bank komersial X membutuhkan tambahan likuiditas. Bank tersebut dapat meminjam dari bank lain dengan suku bunga antar bank atau dari bank sentral dengan discount rate yang lebih tinggi. Keputusan ini akan memengaruhi biaya operasional bank dan secara tidak langsung dapat berdampak pada tingkat bunga yang dikenakan kepada konsumen, seperti suku bunga hipotek atau pinjaman kartu kredit.
Cara Menghitung Discount Rate
Dalam konteks keuangan, discount rate juga sering digunakan dalam analisis penilaian investasi (discount rate in valuation). Metode umum dalam menghitung discount rate adalah dengan menggunakan model Capital Asset Pricing Model (CAPM), di mana discount rate dapat dihitung berdasarkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor dengan mempertimbangkan tingkat risiko investasi.
Formula sederhana dari CAPM adalah Discount Rate = Rf + β × (Rm−Rf), di mana:
- Rf adalah tingkat pengembalian bebas risiko (sering diukur dengan obligasi pemerintah),
- β adalah ukuran risiko investasi relatif terhadap pasar,
- Rm adalah tingkat pengembalian pasar.
Dengan menggunakan metode ini, investor dapat menghitung discount rate yang tepat untuk menilai suatu proyek atau investasi yang diharapkan akan menghasilkan arus kas di masa depan.
Peran Bank Sentral dalam Mengendalikan Discount Rate
Bank sentral, seperti Bank Indonesia, memiliki otoritas penuh untuk mengatur discount rate sebagai bagian dari kebijakan moneternya. Discount rate Bank Indonesia menentukan biaya bagi bank komersial untuk meminjam dana, yang kemudian memengaruhi suku bunga di pasar umum. Tingkat discount rate di Indonesia dapat bervariasi tergantung pada kondisi ekonomi; ketika inflasi tinggi, bank sentral dapat meningkatkan discount rate untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.
Sebaliknya, dalam kondisi ekonomi yang lemah, bank sentral dapat menurunkan discount rate untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan dana pinjaman yang lebih murah bagi bank komersial.
Kenapa selama resesi ekonomi jumlah uang beredar mesti meningkat? Ini karena bank sentral ingin mencegah deflasi dan mendorong aktivitas ekonomi. Periode resesi, sebagaimana diketahui, akan menimbulkan penurunan permintaan konsumen sehingga untuk menarik pelanggan, bisnis berusaha untuk menurunkan harga produk.
Jadi, dengan menurunkan tingkat diskonto, bank-bank komersial memiliki akses ke kredit yang lebih murah untuk disalurkan kepada konsumen akhir. Kebijakan bank sentral ini disebut juga kebijakan moneter ekspansif atau longgar dengan menurunkan suku bunga sehingga biaya pinjaman di masyarakat akan lebih rendah. Pada gilirannya, bisnis dan konsumen akan mengambil lebih banyak pinjaman untuk konsumsi sehingga merangsang pergerakan ekonomi.
Berapa Discount Rate di Indonesia?
Di Indonesia, discount rate saat ini diatur oleh Bank Indonesia (BI), dan angkanya sering disesuaikan berdasarkan kondisi ekonomi global dan domestik. Pada saat kondisi ekonomi memanas atau terjadi inflasi tinggi, bank sentral Indonesia mungkin menaikkan discount rate untuk menekan pengeluaran konsumen dan mengontrol inflasi. Sebaliknya, jika ekonomi lesu, BI dapat menurunkan discount rate untuk merangsang lebih banyak kredit, sehingga meningkatkan aktivitas ekonomi.
Perlu diingat bahwa kebijakan ini sangat dinamis dan dapat berubah sesuai situasi ekonomi. Oleh karena itu, discount rate saat ini bisa bervariasi dari waktu ke waktu.
Discount Rate dalam Penilaian Investasi (Discount Rate in Valuation)
Dalam valuasi investasi, discount rate memiliki peran penting dalam menentukan nilai sekarang (present value) dari arus kas di masa depan. Ini adalah konsep dasar yang digunakan dalam metode arus kas diskonto atau discounted cash flow (DCF) untuk menilai apakah sebuah investasi layak atau tidak. Discount rate digunakan sebagai tingkat pengembalian yang disesuaikan dengan risiko investasi, di mana semakin tinggi tingkat risiko, semakin tinggi pula discount rate yang diinginkan investor.
Misalnya, jika investor memiliki proyek yang diharapkan menghasilkan arus kas di masa depan, mereka akan mendiskontokan arus kas tersebut ke nilai sekarang menggunakan discount rate yang tepat. Tingkat diskonto yang lebih tinggi akan menghasilkan nilai sekarang yang lebih rendah, yang berarti investor akan lebih hati-hati dalam mengevaluasi proyek berisiko tinggi.
Pengaruh Discount Rate pada Konsumen dan Ekonomi
Tingkat discount rate yang tinggi memiliki dampak langsung pada ekonomi. Ketika bank sentral menaikkan discount rate, biaya pinjaman bagi bank komersial juga meningkat, yang berarti bank tersebut kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga pinjaman untuk konsumen. Akibatnya, biaya kredit meningkat bagi masyarakat, yang dapat menekan daya beli konsumen dan memperlambat ekonomi.
Sebaliknya, discount rate yang rendah mendorong bank komersial untuk meminjam lebih banyak dari bank sentral dan memperluas kredit kepada konsumen. Kebijakan ini sering diterapkan selama masa resesi untuk merangsang perekonomian dengan meningkatkan jumlah uang beredar. Kondisi ini dikenal sebagai kebijakan moneter ekspansif, di mana bank sentral bertujuan menurunkan discount rate untuk memberikan insentif bagi bank agar meningkatkan kredit kepada masyarakat.
Perbedaan Antara Discount Rate dan Interest Rate
Meskipun sering kali disamakan, discount rate dan interest rate memiliki perbedaan mendasar. Discount rate adalah tingkat bunga yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank-bank komersial atau lembaga keuangan lainnya untuk pinjaman jangka pendek. Sementara itu, interest rate atau suku bunga adalah tingkat bunga yang dikenakan oleh bank komersial kepada konsumen akhir, seperti untuk pinjaman pribadi, hipotek, atau kartu kredit.
Dengan demikian, discount rate merupakan alat kebijakan moneter yang berdampak pada suku bunga yang dibebankan bank kepada konsumen. Ketika bank sentral menaikkan discount rate, bank-bank komersial sering kali menaikkan suku bunga yang mereka bebankan kepada konsumen akhir, mempengaruhi seluruh ekonomi.
Kesimpulan
Discount rate adalah instrumen penting yang dikendalikan oleh bank sentral untuk memengaruhi kondisi moneter dan ekonomi. Di Indonesia, Bank Indonesia menggunakan discount rate sebagai alat pengendalian inflasi dan stabilisasi ekonomi. Discount rate juga berperan dalam penilaian investasi, di mana tingkat diskonto yang tepat penting untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan.
Dengan memahami discount rate, baik dalam konteks kebijakan moneter maupun penilaian investasi, kita dapat melihat bagaimana kebijakan ini memiliki pengaruh besar terhadap stabilitas ekonomi dan pengambilan keputusan dalam investasi.