Ekonomi AS tumbuh pada laju yang lebih cepat dari perkiraan pada kuartal kedua (Q2) tahun 2024, menurut laporan terbaru dari Biro Analisis Ekonomi (BEA).
Estimasi awal untuk Produk Domestik Bruto (GDP) Amerika Serikat (AS) pada kuartal kedua menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 2,8%. Anga ini jauh di atas perkiraan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 2%. Selain itu, angka ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan GDP kuartal pertama yang telah direvisi turun menjadi 1,4%.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi AS
Pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan ini menunjukkan bahwa perekonomian AS berhasil mempertahankan momentumnya meskipun ada tekanan inflasi dan ketidakpastian global. Menurut Oren Klachkin, ekonom pasar keuangan di Nationwide, kuartal kedua kemungkinan akan menjadi kuartal terbaik untuk perekonomian tahun ini.
“Kami memperkirakan laporan GDP yang lebih dingin mulai sekarang karena konsumen memperketat pengeluaran mereka dan bisnis menjadi lebih enggan untuk berinvestasi dan merekrut,” tulis Klachkin dalam laporan Q2 GDP.
Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (PCE)
Sementara itu, indeks “core” Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang tidak termasuk kategori makanan dan energi yang bergejolak, tumbuh sebesar 2,9% pada kuartal kedua.
Angka ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2,7% namun jauh lebih rendah dari kenaikan 3,7% pada kuartal sebelumnya. Penurunan ini menunjukkan adanya pelonggaran dalam tekanan inflasi, meskipun masih ada kekhawatiran yang tersisa.
Respons Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed)
Data ini dirilis ketika investor mencoba menilai kapan Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga dan apakah bank sentral dapat mencapai “soft landing” di mana inflasi turun ke target 2% tanpa terjadi penurunan ekonomi yang signifikan. Memasuki hari Kamis, pasar telah memperkirakan peluang 100% bahwa Fed akan memangkas suku bunga pada akhir pertemuan bulan September.
Neil Dutta, kepala penelitian ekonomi di Renaissance Macro, menyatakan bahwa data hari ini akan memperkuat gagasan bahwa Fed memiliki keuntungan waktu. “Dalam pandangan Fed, tidak ada kebutuhan untuk terburu-buru dengan permintaan domestik swasta yang tumbuh pada laju yang solid selama kuartal kedua. Juli tetap menjadi pertemuan persiapan untuk September,” tulis Dutta dalam catatannya setelah rilis data pada hari Kamis.
Prospek Ekonomi Amerika Serikat ke Depan
Meskipun pertumbuhan yang kuat pada kuartal kedua memberikan gambaran optimis, tantangan ke depan tetap ada. Konsumen mungkin akan memperketat pengeluaran mereka di tengah inflasi yang masih ada, dan perusahaan mungkin akan lebih berhati-hati dalam berinvestasi dan merekrut. Hal ini berpotensi menyumbat pertumbuhan ekonomi pada kuartal-kuartal mendatang.
Namun, pelonggaran inflasi memberikan harapan bahwa tekanan harga akan terus mereda, memungkinkan konsumen untuk meningkatkan daya beli mereka dan perusahaan untuk merencanakan investasi jangka panjang. Dengan inflasi yang mulai mereda, ada kemungkinan bahwa Fed dapat mulai mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter, yang akan memberikan dorongan tambahan bagi perekonomian.
Dampak pada Mata Uang dan Pasar Forex
Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari perkiraan dan pelonggaran inflasi memiliki dampak signifikan pada pasar mata uang dan forex. Berikut beberapa dampaknya:
- Penguatan Dolar AS (USD): Pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan biasanya mengarah pada penguatan mata uang negara tersebut. Dalam hal ini, USD kemungkinan besar akan menguat terhadap mata uang lainnya karena investor melihat ekonomi AS sebagai tempat yang lebih menarik untuk investasi.
- Ekspektasi Kebijakan Moneter: Dengan data GDP yang lebih kuat, Federal Reserve mungkin merasa kurang terburu-buru untuk memangkas suku bunga, atau setidaknya memberikan indikasi yang lebih hati-hati dalam pendekatan mereka. Ekspektasi bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk periode yang lebih lama juga dapat mendorong penguatan USD.
- Pergerakan Mata Uang Lainnya: Mata uang lain, terutama yang memiliki hubungan erat dengan USD seperti EUR, GBP, dan JPY, mungkin akan mengalami pelemahan relatif terhadap USD. Pasangan forex seperti EUR/USD, USD/JPY, dan GBP/USD berpotensi menunjukkan volatilitas yang lebih tinggi.
- Sentimen Pasar: Sentimen positif terhadap ekonomi AS dapat meningkatkan aliran modal masuk ke aset berbasis USD, seperti obligasi dan ekuitas, yang juga dapat memperkuat USD. Sebaliknya, jika investor mulai khawatir tentang potensi perlambatan di masa depan, mereka mungkin mencari aset safe haven lainnya, yang dapat mempengaruhi pergerakan mata uang.
Kesimpulan
Laporan PDB atau GDP AS pada Q2 2024 yang lebih baik dari perkiraan menunjukkan bahwa ekonomi negeri Paman Sam ini masih memiliki kekuatan untuk tumbuh meskipun ada tantangan global dan domestik.
Penurunan dalam indeks PCE inti menunjukkan bahwa inflasi mulai mereda, memberikan ruang bagi konsumen dan perusahaan untuk bernafas lega. Namun, kehati-hatian tetap diperlukan karena pertumbuhan yang kuat ini mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka panjang jika tekanan inflasi kembali meningkat atau jika permintaan domestik melemah.
Secara keseluruhan, data ini memberikan pandangan yang lebih jelas tentang arah ekonomi AS dan memberikan gambaran yang lebih baik bagi pembuat kebijakan dalam menentukan langkah selanjutnya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencapai tujuan inflasi mereka.