Moneynesia telah melakukan wawancara secara terbatas untuk orang pribadi dan rumah tangga. Kami menemukan bahwa sebagian besar responden khawatir terhadap masalah keuangan. Ini menyoroti bagaimana mereka merasa gaji per bulan dan total pendapatan saat ini tidak cukup untuk menutupi biaya hidup. Namun, ketika sesi tanya jawab dilakukan, mereka tampak masih bingung atau bahkan tidak memiliki pemahaman sama sekali terkait money management atau cara mengatur keuangan.
Sebagai contoh, mereka hampir tidak pernah membuat anggaran pengeluaran sehingga uang keluar (cash outflow) sering kali tidak tepat sasaran. Akibatnya, mereka belum memiliki tabungan yang cukup serta dana darurat dan sama sekali belum mulai berinvestasi untuk mempersiapkan kebutuhan masa depan, seperti biaya nikah, pendidikan anak, dan masa pensiun. Kami telah memberikan sejumlah saran dan tips cara mengatur keuangan secara sederhana kepada mereka yang diharapkan bisa berguna serta memberi perubahan lebih baik bagi kehidupan pribadi dan keluarga mereka.
Apa yang telah kami sampaikan kepada mereka terkait money management atau pengelolaan uang untuk keperluan pribadi dan rumah tangga juga akan disajikan dalam panduan ini dengan lebih banyak penyempurnaan. Namun, sebelum masuk ke strategi utama, ada baiknya Anda memahami konsep dasar tentang apa itu money management.
Apa itu money management: konsep dasar mengelola uang
Secara sederhana, money management artinya manajemen uang. Manajemen mengacu pada upaya memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan, sedangkan uang merupakan harta atau kekayaan yang menjadi sumber daya berharga.
Dengan demikian, money management berbicara tentang cara mengoptimalkan uang untuk mencapai target tertentu. Dalam definisi yang lebih kompleks, money management adalah proses untuk merencanakan anggaran, pengeluaran, tabungan, investasi, dan pengawasan dana.
Setiap orang boleh saja punya tujuan finansial tertentu, seperti persiapan nikah, beli rumah, punya mobil, pendidikan anak, atau bahkan persiapan hari tua setelah pensiun. Untuk mencapai semua ini dengan lebih mudah, maka dibutuhkan money management atau cara mengatur keuangan terbaik.
Cara mengelola keuangan yang benar
Agar panduan ini dapat dikonsumsi dan diterapkan dengan lebih mudah oleh semua orang, baik pemula maupun profesional, berikut beberapa tips dan cara mengatur keuangan secara sederhana:
1. Bangun pola pikir (mindset) keuangan yang tepat
Tahap pertama dimulai dari membentuk pola pikir (mindset) yang benar terkait keuangan agar Anda tidak salah dalam memaknai uang.
Pada dasarnya, uang hanya salah satu instrumen atau alat untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidup. Kita mungkin sepakat bahwa kebahagiaan dalam hidup lebih penting daripada sekadar memiliki banyak uang karena kekayaan berlimpah sekali pun tidak selalu bisa membawa kebahagiaan. Oleh karena itu, yang dibutuhkan sebenarnya adalah harta yang cukup. Namun, ini tidak semudah kedengarannya.
Sebagian besar orang enggan untuk merasa cukup. Mereka lebih tertarik untuk melayani nafsu dan ego sehingga mendorong mereka untuk selalu merasa butuh uang lebih. Rasa syukur itu tampak tidak nyata. Pada gilirannya, ini menjauhkan mereka dari kebahagiaan.
Buku the psychology of money dari Morgan Housel juga menjelaskan bahwa salah satu tantangan dalam mengelola keuangan adalah mengontrol ego karena inilah sumber dari semua masalah. Orang-orang cenderung memiliki keinginan atau kemauan yang tidak terbatas, dan untuk memenuhinya, uang selalu menjadi sandaran.
Menurut Housel, untuk bisa memiliki tabungan, misalnya, itu lebih mudah dicapai dengan menahan ego sehingga pendapatan (income) yang dihasilkan (baik dari gaji maupun bisnis) bisa menutupi biaya-biaya atau pengeluaran. Dengan kata lain, tabungan = pendapatan – ego.
Ini tampak masuk akal karena sering kali orang-orang mengeluh bahwa semakin tinggi penghasilan, semakin besar pengeluaran. Sumber masalah utamanya berasal dari ego. Ketika gaji naik, orang-orang cenderung meningkatkan gaya hidup (life style). Jika peningkatan yang terjadi seimbang, itu mungkin masih baik-baik saja. Namun, ini menjadi masalah besar ketika gaya hidup meningkat lebih besar daripada kenaikan pendapatan. Inilah kemudian yang mendorong utang (debt).
Jadi, untuk memiliki finansial yang sehat, selain harus memastikan bahwa pendapatan selalu lebih besar daripada pengeluaran, Anda harus menahan ego, dan ini hanya bisa dilakukan dengan sikap bijaksana.
2. Buat anggaran bulanan
Setelah membangun mindset yang baik tentang uang, Anda bisa mulai masuk ke bagian teknis dari cara mengatur keuangan, dimulai dari buat anggaran. Ini penting karena orang-orang sering kali mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu secara implusif, alih-alih berdasarkan kebutuhan.
Sebagai contoh, Anda mungkin tidak butuh sepatu tambahan karena persediaan di lemari sudah cukup. Namun, ketika Anda melihat diskon menarik di online marketplace tertentu, Anda tiba-tiba ingin membelanjakan uang. Dorongan ini merupakan kegagalan dalam mengendalikan ego.
Oleh karena itu, untuk mencegah perilaku impulsif dalam keputusan pembelian, Anda perlu membuat anggaran keuangan. Semakin jelas dan rinci anggaran yang dibuat, semakin baik keputusan finansial yang diambil.
Secara umum, tujuan penganggaran (budgeting) dalam finansial adalah untuk memastikan bahwa Anda memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga sambil tetap membangun tabungan dan investasi untuk masa depan.
Berikut langkah-langkah sederhana untuk membuat anggaran keuangan bulanan:
- Pertama-tama, catat pendapatan utama Anda, misalnya penghasilan dari gaji bulanan. Anda juga bisa menambahkan sumber pemasukan lain, seperti pekerjaan sampingan. Dengan demikian, Anda akan melihat jumlah uang masuk setiap bulan.
- Tentukan pengeluaran bulanan, mencakup biaya-biaya kebutuhan primer seperti makan, minum, tagihan utilitas (listrik dan air), paket internet, transportasi, dan cicilan rumah atau mobil jika ada. Semakin detail, semakin baik untuk mendapat gambaran yang lebih jelas. Anda juga bisa mengambil pengeluaran rata-rata dari periode sebelumnya.
- Setelah itu, kurangi total pendapatan dan pengeluaran. Jika nilanya masih positif, keuangan Anda masih aman, tetapi jika selisih positif sangat tipis, Anda bisa mempertimbangkan untuk menekan pengeluaran. Jika pengeluaran lebih besar sehingga bernilai negatif, ini pertanda bahaya dan Anda harus memangkas biaya-biaya secara radikal, termasuk memotong biaya makan jika itu memang harus dilakukan. Jika tidak, Anda akan menambah utang baru, dan ini akan membuat finansial Anda semakin tertekan.
3. Pastikan anggaran menyesuaikan kebutuhan, bukan gaya hidup
Ini merupakan kelanjutan dari tips mengatur keuangan yang pertama, sekaligus menjadi sebuah penegasan. Dalam membuat anggaran, selalu pastikan untuk mengedepankan kebutuhan daripada keinginan. Jika gaya hidup Anda saat ini membuang lebih banyak uang, Anda harus mengubahnya.
Selain itu, pastikan pembuatan anggaran ini dapat membawa Anda pada kebiasaan yang lebih baik. Sebagai contoh, alih-alih setiap hari makan di luar, Anda bisa menguranginya dengan memasak sendiri di rumah. Jika Anda harus ke kantor, Anda bisa membawa bekal.
Kemudian, Anda juga bisa mempertimbangkan peraturan 50/30/20 saat mengalokasikan dana: 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk memanjakan keinginan, dan 20% untuk tabungan. Anda tidak harus terpaku dengan 50/30/20 rules ini. Anda juga bisa memodifikasi, misalnya dengan mengurangi persentase dana untuk keinginan dan mengalihkannya ke investasi atau menambah dana darurat.
4. Simpan untuk dana darurat
Anda mungkin telah menganggarkan uang untuk tabungan dan mungkin juga telah memisahkan berdasarkan tujuan. Sebagai contoh, tabungan untuk menikah, tabungan untuk pendidikan anak, tabungan untuk masa pensiun, dan sebagainya. Nah, salah satu anggaran yang penting dan terlebih dahulu harus dipenuhi sebelum tabungan adalah dana darurat.
Pada dasarnya, hidup ini penuh ketidakpastian. Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bisa saja Anda kehilangan pekerjaan sehingga kehilangan pemasukan. Ini terjadi terbukti terjadi ketika pandemi Covid-19 menyerang penduduk dunia. Dampak yang dihasilkan sangat signifikan, perekonomian global runtuh dan orang-orang kehilangan pekerjaan, pengangguran meningkat.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi situasi buruk yang tidak terduga, maka dana darurat sangat dibutuhkan. Dana darurat ini hanya digunakan untuk kepentingan sangat mendesak, dan ini sama sekali berbeda dengan alokasi dana untuk tabungan. Dana darurat yang ideal umumnya 6 (enam) kali pengeluaran bulanan, misalnya biaya bulanan Anda Rp 3 juta sebulan, maka dana darurat Rp 18 juta.
Setelah Anda memiliki dana darurat, Anda baru bisa bergerak ke alokasi untuk tabungan. Jadi, dana darurat ini harus lebih dahulu dipenuhi.
5. Lacak pengeluaran harian
Cara mengatur keuangan yang sehat baik untuk individu maupun rumah tangga adalah dengan mencatat pengeluaran harian. Ini tampak mudah, tetapi sulit dilakukan jika tidak terbiasa. Oleh karena itu, untuk membangun kebiasaan finansial yang baik, pelacakan ini mesti dilaksanakan. Tidak perlu ribet, saat ini sudah banyak aplikasi online gratis yang membantu Anda untuk mencatat uang keluar. Terlebih lagi, sejumlah platform pencatatan keuangan menyediakan fitur untuk mengelompokkan jenis-jenis pengularan berdasarkan kategori. Ini akan lebih memudahkan Anda.
6. Bayar pada harga terbaik
Ini berkaitan dengan keputusan pembelian. Selain menyesuaikan dengan kebutuhan, Anda bisa menghemat uang dengan membeli produk atau barang dan jasa pada harga terbaik. Dapatkan harga lebih murah dengan memanfaatkan promo seperti diskon dan kupon melalui program keanggotaan. Selain itu, Anda juga dapat membandingkan harga produk di berbagai toko atau marketplace dan yang paling penting ialah fokus pada kegunaan barang daripada sekadar mementingkan merek atau brand.
7. Menabung untuk pembelian besar
Menahan diri dari kredit merupakan tantangan besar bagi kebanyakan orang. Sering kali orang-orang melompat sangat jauh untuk memiliki sesuatu, yang pada dasarnya, ini merupakan kebiasaan yang tidak sehat. Ini dapat mendorong budaya utang dan menjadikannya sebagai sesuatu yang lumrah. Ketika Anda ingin melakukan pembelian besar, seperti beli rumah dan kredit mobil, pertimbangkan untuk lebih memprioritaskan menabung atau mengumpulkan uang terlebih dahulu daripada langsung mengajukan kredit. Ini untuk menjaga agar finansial Anda tidak tertekan, apalagi bagi orang tua yang sedang memiliki anak. Kebutuhan utama seperti pendidikan harus terpenuhi dengan baik.
8. Alokasikan dana untuk investasi
Cara mengelola keuangan secara produktif adalah dengan berinvestasi. Ini juga merupakan salah satu sumber passive income. Melalui investasi, uang Anda akan bertumbuh. Investasi dapat menjadi strategi untuk melawan inflasi. Sebagaimana diketahui, harga barang-barang setiap waktu cenderung naik akibat inflasi sehingga nilai uang dari waktu ke waktu melemah. Untuk melawan itu, Anda harus membuat nilai uang meningkat, dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan investasi.
Baca juga: Tips mengelola duit saat inflasi
Ada beberapa instrumen investasi terpopuler dan aman untuk membuat uang Anda berkembang, seperti saham, reksa dana, obligasi atau sukuk, dan emas. Anda juga bisa mempertimbangkan investasi di cryptocurrency dan mata uang asing (forex). Namun, proses alokasi dana untuk investasi ini harus disesuaikan dengan tujuan dan profil risiko Anda.
Jika dana investasi ini dipersiapkan untuk kebutuhan pendidikan anak dan jaminan pensiun di masa tua, sebaiknya hindari investasi berisiko tinggi, seperti crypto, forex, dan derivatif. Anda bisa membuat portofolio investasi dengan menempatkan uang ke beberapa instrumen yang relatif aman, seperti reksa dana, saham, dan emas, misalnya 30% di saham, 30% di emas, dan sisanya 40% di emas.
Jika Anda seorang yang agresif, dana Anda yang tidak terpakai bisa dimasukkan ke instrumen berisiko tinggi, seperti cryptocurrency, forex, dan derivatif. Instrumen investasi yang mengandung risiko tinggi juga memberi hasil (return) atau keuntungan yang lebih tinggi. Bagaimanapun juga, sebelum mengambil keputusan investasi, pastikan Anda mengisi pikiran Anda dengan pengetahuan yang cukup dan buat tujuan yang matang serta strategi yang jelas.
Cara mengelola keuangan untuk melunasi utang
Cara mengatur keuangan yang lebih baik adalah dengan membayar utang. Selain dapat mengurangi kecemasan, melunasi kewajiban lebih awal juga membantu Anda untuk terhindar dari biaya denda, yang mana ini akan menambah beban Anda. Ada dua strategi yang dapat digunakan untuk membereskan atau bebas dari utang, yaitu metode bola salju (debt snowball method) dan metode longsoran (debt avalanche method).
1. Metode bola salju utang (debt snowball)
Cara membayar utang dengan metode bola salju atau debt snowball adalah dengan memprioritaskan utang dengan sisa cicilan atau saldo terkecil terlebih dahulu, tanpa harus mengabaikan kewajiban yang lain yang lebih besar. Jadi, asumsinya Anda memiliki beberapa kredit sekaligus. Anda tetap harus membayar semua tagihan per bulan dalam jumlah minimum, dan jika uang masih tersisa, itu dialokasikan ke kredit dengan sisa cicilan paling sedikit. Berikut contoh perhitungan kasus debt snowball:
- Katakanlah Anda memiliki tiga kredit yang harus dibayar setiap bulan, yaitu angsuran kredit HP Rp 1 juta, cicilan mobil 2 juta, dan tagihan KPR 3 juta.
- Cicilan HP tersisa 3 bulan (Rp 3 juta), sisa angsuran mobil 10 bulan (Rp 20 juta), dan cicilan rumah tersisa 24 bulan (Rp 72 juta).
- Anda memiliki uang sebesar Rp 8 juta untuk membayar angsuran. Menurut metode bola salju atau debt snowball, Anda harus mendahulukan utang dengan sisa angsuran yang paling sedikit, tanpa harus mengorbankan tagihan lain. Dengan demikian, dari dana Rp 8 juta tersebut, sebanyak Rp 3 juta digunakan untuk pelunasan HP dan sisanya untuk membayar cicilan mobil dan KPR bulanan sekaligus dalam jumlah minimum, yaitu Rp 2 juta dan Rp 3 juta.
- Jika misalnya uang Anda hanya Rp 7 juta, artinya Anda hanya bisa membayar utang HP untuk dua angsuran saja karena Anda harus tetap membayar utang mobil dan KPR.
2. Metode longsoran utang (debt avalanche)
Strategi membayar utang dengan metode longsoran atau debt avalanche adalah dengan memprioritaskan pelunasan kredit berbunga tertinggi terlebih dahulu, tanpa mengabaikan kewajiban angsuran lainnya. Dengan kata lain, Anda tetap melibatkan pembayaran minimum untuk semua akun terutang, dan jika uang yang tersedia masih tersisa, itu dapat digunakan untuk menambah pembayaran pada utang berbunga paling besar.
Katakanlah Anda memiliki tiga utang yang harus dibayar setiap bulan, yaitu sebagai berikut:
- Angsuran HP Rp 1 juta per bulan dan tersisa 3 bulan lagi. Bunga kredit ini 10% per tahun.
- Angsuran mobil Rp 2 juta per bulan dan tersisa 10 bulan lagi. Bunga kredit ini 11% per tahun.
- Ansuran rumah KPR Rp 3 juta per bulan dan tersisa 24 bulan lagi. Bunga KPR 8% per tahun.
Anda memiliki dana yang tersedia Rp 8 juta untuk membayar angsuran. Menurut metode debt avalanche, Anda harus harus memprioritaskan pelunasan lebih cepat untuk utang dengan bunga paling tinggi, sambil juga membayar cicilan minimum untuk kredit lain. Dengan demikian, Anda akan menggunakan Rp 1 juta untuk bayar tagihan HP dan Rp 3 juta untuk KPR. Kemudian, sisa uang Rp 4 juta akan digunakan semuanya untuk membayar angsuran kredit mobil.
Well, itulah berbagai tips dan cara mengatur keuangan untuk orang pribadi dan keluarga (rumah tangga). Selain itu, Anda juga telah diberikan strategi untuk melunasi utang yang mana ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam mengelola finansial. Proses money management ini mungkin tampak sulit bagi pemula, tetapi percayalah bahwa ini sederhana untuk diterapkan. Anda hanya perlu niat dan tekad yang kuat untuk belajar sesuatu yang baru dan bahkan belum pernah dilakukan. Seiring berjalannya waktu, Anda akan terbiasa, dan semuanya akan tampak lebih mudah.