Poin-poin penting terkait uang komoditas:
- Uang komoditas adalah barang fisik yang memiliki nilai intrinsik atau memiliki fungsionalitas selain daripada sebagai uang.
- Contoh uang komoditas yaitu tembaga, emas, perak, teh, minyak mentah, garam, tembakau, dan sebagainya.
- Ada empat karakteristik utama dari uang komoditas, yaitutahan lama, dapat dibagi, mudah ditukar, dan langka.
- Uang komoditas berbeda dengan uang fiat: uang komoditas mengandung nilai instrinsik, sedangkan uang fiat tidak.
Pengertian uang komoditas
Uang komoditas adalah barang fisik yang digunakan oleh konsumen secara universal untuk bertransaksi dengan barang lain. Dengan kata lain, uang komoditas mirip seperti uang fiat saat ini kita. Namun, uang komoditas memiliki nilai instrinsik, sedangkan uang fiat tidak. Sebagai contoh, emas merupakan salah satu bentuk komoditas yang digunakan sebagai uang, tetapi juga berfungsi sebagai perhiasan. Dengan kata lain, selain sebagai alat pembayaran, uang komoditas mengandung value lain. Dalam ilmu ekonomi, value ini dikenal sebagai nilai intrinsik.
Uang komoditas bersifat unik, artinya bahwa itu adalah satu-satunya bentuk uang yang memiliki nilai yang mendasarinya (underlying value). Meskipun di hampir semua negara tidak lagi menggunakan komoditas seperti emas sebagai bentuk uang, aset ini masih mengandung nilai sebagai perhiasan atau penyepuhan. Sebaliknya, uang kertas tidak memiliki nilai instrinsik karena value yang dimilikinya hanya dihasilkan dari kepercayaan.
Asal-usul uang komoditas
Sejarah uang komoditas terhitung sudah berabad-abad dan ribuan tahun. Asal-usul uang komoditas hampir tidak mungkin ditentukan secara akurat. Namun, ada catatan yang menunjukkan bahwa adanya aktivitas penggunaan selama periode 700-500 SM ketika emas menjadi bentuk uang yang umum. Selama periode ini, orang-orang menghasilkan koin emas yang dicampur perak, atau dikenal sebagai elektrum. Penciptaan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perdagangan antar negara. Emas dan perak dianggap sebagai penyimpan nilai yang baik, tahan lama, dan dapat diterima luas.
Contoh uang komoditas
Pada dasarnya, tidak semua uang komoditas diciptakan sama. Tidak sedikit yang telah dicoba dan gagal karena sejumlah faktor, tetapi berikut adalah beberapa contoh uang komoditas yang telah digunakan sepanjang sejarah:
- Emas
- Tembaga
- Garam
- Perak
- Teh
- Tembakau
- Gandum
- Beras
Karakteristik uang komoditas
Anda telah memahami apa itu uang komoditas dan alasan mengapa orang-orang mempercayainya. Untuk mengenal lebih jelas, berikut ciri-ciri atau karakteristik uang komoditas:
1. Tahan lama
Ada banyak sekali contoh komoditas, tetapi hanya sedikit yang tahan lama. Daging juga termasuk komoditas, tetapi itu relatif cepat busuk. Selain itu, logam juga relatif mudah berkarat. Oleh karena itu, komoditas yang paling berharga biasanya akan mampu bertahan lama, dan inilah yang menjadi sumber kepercayaan orang-orang. Contoh uang komoditas yang paling baik dalam mempertahankan nilai instrinsiknya adalah emas (gold).
2. Dapat dibagi secara terukur
Uang komoditas harus dapat diukur dengan jelas, misalnya dalam penciptaan satuan pengukuran tertentu, seperti per gram dan ons. Dengan pengukuran yang jelas, orang-orang lebih mudah menukarkannya dengan barang yang berbeda dan mengetahui berapa banyak yang akan diperoleh.
3. Mudah ditukar
Pada dasarnya, uang sebagai alat pembayaran harus mudah ditukar atau fleksibilitas yang baik. Bayangkan ketika seeorang sapi di bawa ke pasar untuk menukarkannya dengan barang lain, jelas ini tidak nyaman dan rumit. Oleh karena itu, uang komoditas seperti koin emas jauh lebih ringan dan mudah dibawa.
4. Kelangkaan
Uang komoditas harus bersifat langka sehingga inilah yang memberinya nilai. Dengan kata lain, pasokan komoditas ini harus terbatas. Uang fiat, misalnya, jenis mata uang yang tidak memiliki nilai instrinsik dan jumlah pasokan yang tudaj terbatas sehingga dapat dicetak berapa pun dan mendorong inflasi.
Perbedaan antara uang komoditas dan uang fiat
Perbedaan utama antara uang komoditas dan uang fiat adalah uang komoditas memiliki nilai intrinsik, sedangkan uang fiat tidak. Nilai instrinsik di sini mengacu pada fungsionalitas atau kegunaan lain selain daripada penggunaannya sebagai mata uang.
Sebagai contoh, emas dapat digunakan sebagai perhiasan serta uang. Jadi, meskipun tidak digunakan sebagai uang, emas akan tetap memiliki nilai. Sebaliknya, nilai uang fiat diperoleh hanya dari kepercayaan dan peraturan pemerintah. Sebagai contoh, jika pemerintah Indonesia mengatakan tidak lagi menggunakan rupiah, uang kertas tersebut menjadi tidak lagi berharga.