Mata uang Jepang adalah yen (¥) sebagai alat tukar dan pembayaran resmi. Yen Jepang memiliki sejarah panjang dan menarik yang berlangsung lebih 1400 tahun. Faktanya, Yen adalah mata uang ketiga yang paling banyak diperdagangkan di dunia, setelah dolar AS (USD) dan euro (EUR). Yen juga digunakan sebagai mata uang cadangan (currency reserve) oleh banyak bank sentral di seluruh dunia.
Mengenal Yen: Mata Uang Jepang dan Simbolnya
Mata uang Jepang, yang dikenal sebagai Yen (¥), merupakan salah satu mata uang paling populer dan paling diperdagangkan di dunia. Simbol mata uang Jepang adalah “¥”, dan kode internasionalnya adalah JPY. Yen tidak hanya digunakan secara luas di Jepang, tetapi juga dianggap sebagai mata uang cadangan internasional karena stabilitas ekonomi Jepang. Yen tersedia dalam berbagai denominasi uang kertas, seperti 1000 yen, 5000 yen, dan 10,000 yen, serta koin mulai dari 1 yen hingga 500 yen.
Fungsi Mata Uang Yen di Pasar Internasional
Sebagai salah satu mata uang cadangan utama dunia, yen sering digunakan dalam transaksi perdagangan internasional, terutama di kawasan Asia. Stabilitas ekonomi Jepang menjadikan yen sebagai pilihan investasi bagi para pelaku pasar yang ingin menghindari risiko tinggi. Selain itu, yen juga merupakan mata uang utama dalam pasangan perdagangan forex, seperti USD/JPY dan EUR/JPY, di mana nilainya berfluktuasi setiap hari sesuai dengan sentimen pasar dan kondisi ekonomi global.
Sejarah Mata Uang Jepang
Sebelum mata uang Jepang adalah yen, perkembangan currency ini melibatkan histori panjang. Sejarah mata uang Jepang berasal dari abad ke-8, ketika koin pertama dicetak di Jepang. Koin-koin ini dimodelkan setelah koin Cina dan terbuat dari tembaga dan perunggu.
Selama periode Edo (1603-1868), Jepang diperintah oleh keshogunan Tokugawa, dan sistem mata uang didasarkan pada standar emas. Koin emas yang digunakan selama periode ini dikenal sebagai koban dan dihargai empat ryō, satuan currency yang setara dengan berat beras yang dapat dibeli dengannya.
Pada 1869, pemerintah Meiji memperkenalkan sistem mata uang baru berdasarkan yen, yang setara dengan dolar AS pada saat itu. Yen dibagi menjadi 100 sen, dan pemerintah mulai menerbitkan uang kertas, yang dikenal sebagai chitsū, yang dapat ditukar dengan emas.
Selama Perang Dunia II, ekonomi Jepang rusak berat, dan nilai yen menurun tajam. Pada 1949, Bank of Japan (BOJ) didirikan sebagai bank sentral, dan yen dipatok ke dolar AS pada tingkat 360 yen hingga satu dolar.
Pada 1971, dolar AS tidak lagi didukung oleh emas, dan yen diizinkan untuk mengambang bebas di pasar valuta asing (valas). Sejak saat itu, nilai mata uang Jepang ini berfluktuasi yang dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk ekonomi dan politik.
Desain dan Denominasi Yen
Sebagai mata uang resmi di Jepang, Yen tersedia dalam enam denominasi, yaitu 1.000 yen, 2.000 yen, 5.000 yen, 10.000 yen, 20.000 yen, dan 50.000 yen. Uang kertas 2.000 yen adalah tambahan yang relatif baru, diperkenalkan pada tahun 2000 untuk memperingati KTT G8 ke-26 di Okinawa.
Desain uang kertas dan koin Jepang menampilkan tokoh-tokoh penting dan landmark dari sejarah dan budaya Jepang. Misalnya, uang kertas 10.000 yen memamerkan potret Yukichi Fukuzawa, seorang intelektual dan pendidik terkemuka yang memainkan peran kunci dalam modernisasi Jepang pada abad ke-19. Sisi sebaliknya dari catatan ini menampilkan Gunung Fuji, yang dianggap sebagai simbol Jepang.
Jenis Mata Uang Jepang
Mata uang Jepang diterbitkan oleh Bank of Japan (BOJ), yang merupakan bank sentral Jepang. Mata uang Jepang adalah yen (¥), yang secara resmi dibagi menjadi unit yang lebih kecil yang disebut sen (銭) dan rin (厘). Namun, unit yang lebih kecil ini tidak lagi digunakan dalam praktik sehari-hari.
Berikut ini adalah jenis mata uang Jepang yang beredar:
1. Koin (Coins)
Koin Jepang memiliki enam denominasi: 1 yen, 5 yen, 10 yen, 50 yen, 100 yen, dan 500 yen. Koin 1 yen terbuat dari aluminium dan merupakan satu-satunya koin Jepang tanpa lubang di tengahnya. Koin 5 yen, 10 yen, 50 yen, dan 100 yen terbuat dari kuningan, sedangkan koin 500 yen terbuat dari kombinasi nikel dan kuningan.
Setiap koin Jepang memiliki simbol penting dan ikon budaya, seperti sakura (bunga sakura) pada koin 100 yen dan lambang Paulownia pada koin 10 yen.
2. Uang kertas (banknotes)
Uang kertas Jepang memiliki empat denominasi: 1.000 yen, 2.000 yen, 5.000 yen, dan 10.000 yen. Uang kertas 2.000 yen adalah tambahan yang relatif baru sebagai sistem mata uang, dipublikasikan pada tahun 2000 untuk memperingati KTT G8 yang diadakan di Okinawa.
Setiap uang kertas Jepang memamerkan tokoh sejarah dan ikon budaya yang penting. Misalnya, uang kertas 1.000 yen menampilkan potret Higuchi Ichiyo, seorang novelis wanita terkemuka dari era Meiji. Uang kertas 5.000 yen itu memajang Tsuda Umeko, seorang feminis dan pendidik perintis. Uang kertas 10.000 yen memperlihatkan potret Yukichi Fukuzawa, seorang intelektual dan pendidik terkemuka yang memainkan peran kunci dalam modernisasi Jepang pada abad ke-19.
3. Koin peringatan (commemorative coins)
Selain koin dan uang kertas biasa, Bank of Japan juga mengeluarkan koin peringatan untuk memperingati hari atau acara khusus. Koin-koin ini sering terbuat dari logam mulia, seperti emas dan perak.
Misalnya, pada 2020, Bank of Japan mengeluarkan koin peringatan 10.000 yen untuk menandai peringatan 75 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Desain koin ini terinspirasi dari foto “V-J Day in Times Square” yang diambil oleh Alfred Eisenstaedt.
4. Koin prefektur (prefecture coins)
Beberapa prefektur di Jepang juga telah menerbitkan koin peringatan sendiri dengan desain yang unik, seperti landmark lokal dan ikon budaya.
Misalnya, prefektur Niigata mengeluarkan koin 500 yen pada 2015 untuk menandai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Desain koin ini terinspirasi dari lukisan “Swallows and Willows” oleh Taikan Yokoyama, seorang seniman Jepang terkenal dari Niigata.
Fakta Menarik tentang Mata Uang Jepang
- Mata uang Jepang adalah yen, tetapi uniknya nama “yen” berasal dari yuan Cina, yang merupakan mata uang resmi Cina pada saat Jepang mulai mencetak koin.
- Di Jepang, dianggap tidak sopan untuk melipat uang kertas atau koin, karena ini dapat dilihat sebagai sikap tidak hormat kepada orang-orang dan simbol yang digambarkan pada mata uang.
- Bank of Japan (BOJ) memiliki aturan dan regulasi yang ketat mengenai ekspor dan impor mata uang Jepang. Wisatawan hanya diperbolehkan membawa hingga 1 juta yen tanpa harus menyatakannya, sedangkan ekspor yen sangat dilarang.
- Koin 1 yen terbuat dari aluminium, yang menjadikannya salah satu koin paling ringan yang beredar. Ini juga satu-satunya koin yang tidak memiliki lubang di tengah.
- Uang kertas dan koin Jepang dikenal karena fitur keamanannya yang tinggi, yang dirancang untuk mencegah pemalsuan. Fitur-fitur ini termasuk hologram, watermarks, dan microprinting.
- Desain uang kertas dan koin berubah setiap beberapa tahun untuk mencegah pemalsuan dan mencerminkan perubahan dalam budaya dan masyarakat Jepang.
Central Bank Digital Currency (CBDC) di Jepang
Popularitas Bitcoin dan crypto secara keseluruhan terus meningkat sebagai alternatif alat pembayaran. Ini seolah-olah fiat dalam bentuk tradisional, seperti uang kertas, tampak tidak relevan dengan era digital. Faktor inilah yang mendorong Bank of Japan untuk menjajaki mata uang digital bank sentral (CBDC).
Berikut ini adalah informasi ringkas terkait perkembangan Central Bank Digital Currency (CBDC) di Jepang:
- Pada 2016, Bank of Japan (BOJ) mulai mempelajari potensi CBDC dan melakukan penelitian dan eksperimen untuk mengevaluasi kelayakannya.
- Pada 2018, BOJ membentuk tim riset CBDC dan mulai melakukan riset bersama dengan bank sentral lain, termasuk Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris.
- Pada 2020, BOJ mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan tahap pertama proyek proof of concept (PoC) CBDC, yang berfokus pada kelayakan teknis CBDC dan potensinya untuk pembayaran lintas batas.
- Pada 2021, BOJ mengumumkan bahwa mereka telah memasuki tahap kedua proyek PoC CBDC, yang bertujuan untuk menguji fungsionalitas dan pengoperasian CBDC dalam simulasi lingkungan kehidupan nyata.
- BOJ telah menekankan bahwa mereka melanjutkan pengembangan CBDC dengan hati-hati dan telah menyatakan akan terus mengevaluasi potensi manfaat dan risiko CBDC sebelum membuat keputusan apakah akan menerbitkannya.
- BOJ juga menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk CBDC, khususnya di bidang-bidang seperti pembayaran lintas batas dan stabilitas keuangan.
- Mulai April 2023, BOJ melanjutkan penelitian dan pengembangan CBDC, dengan fokus mengeksplorasi potensi manfaat dan risiko CBDC bagi perekonomian dan sistem keuangan Jepang. Namun, belum ada tanggal peluncuran resmi untuk CBDC yang diumumkan.
Konversi Mata Uang Jepang ke Rupiah
Bagi wisatawan atau pelaku bisnis dari Indonesia yang ingin bertransaksi di Jepang, memahami nilai tukar mata uang Jepang ke Rupiah sangat penting. Kurs yen terhadap rupiah bervariasi setiap harinya, bergantung pada kondisi pasar keuangan internasional dan kebijakan moneter Bank of Japan serta Bank Indonesia.
Contoh konversi:
- 1000 Yen ke Rupiah: Dengan asumsi kurs sekitar Rp130 per yen, maka 1000 yen setara dengan sekitar Rp130.000.
- 100 Yen berapa Rupiah: Dengan asumsi kurs yang sama, 100 yen bernilai sekitar Rp13.000.
- 1 Yen Berapa Rupiah: Jika nilai tukar tetap di kisaran Rp130, maka 1 yen sekitar Rp130.
Kurs Mata Uang Jepang: Memahami Kurs Beli dan Jual Yen
Nilai tukar yen ke rupiah biasanya disajikan dalam dua kurs, yaitu kurs beli dan kurs jual. Kurs beli yen hari ini adalah nilai yang digunakan bank atau penyedia layanan penukaran uang untuk membeli yen dari masyarakat, sementara kurs jual adalah harga jual yen yang akan dibeli oleh masyarakat. Kurs beli biasanya sedikit lebih rendah dari kurs jual, karena margin ini adalah keuntungan yang diambil oleh penyedia layanan.
Jika Anda ingin melakukan penukaran yen ke rupiah, memeriksa kurs beli yen hari ini adalah langkah penting untuk mendapatkan nilai tukar terbaik. Biasanya, kurs yen ini bisa diperiksa secara real-time di bank atau situs keuangan. Fluktuasi kurs dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi global, inflasi, kebijakan bank sentral, dan sentimen pasar.
Panduan Mengonversi Yen untuk Kebutuhan Wisata dan Bisnis
Jika Anda berencana bepergian ke Jepang, sebaiknya siapkan sejumlah yen untuk transaksi sehari-hari. Jepang masih banyak menggunakan uang tunai, terutama di toko-toko kecil, pasar, dan transportasi umum. Dengan memperhatikan kurs mata uang Jepang yang terkini, Anda dapat merencanakan budget lebih efektif.
Konversi seperti 1000 Yen ke Rupiah atau 100 Yen ke Rupiah dapat memudahkan Anda dalam menghitung biaya sehari-hari, seperti biaya transportasi, makanan, dan oleh-oleh. Disarankan untuk selalu memeriksa kurs terbaru dan mengonversi dalam jumlah yang sesuai kebutuhan agar lebih efisien.
Yen dalam Bentuk Koin dan Uang Kertas
Mata uang yen Jepang tersedia dalam berbagai pecahan koin dan uang kertas. Pecahan koin yen meliputi 1 yen, 5 yen, 10 yen, 50 yen, 100 yen, dan 500 yen, sementara uang kertas yang umum digunakan adalah 1000 yen, 2000 yen (jarang), 5000 yen, dan 10,000 yen. Setiap pecahan uang kertas memiliki desain yang khas, dengan gambar tokoh bersejarah dan simbol budaya Jepang yang menambah nilai estetika.
Dengan pemahaman mendalam tentang mata uang yen, nilai tukar, dan konversi yang diperlukan, Anda dapat lebih siap untuk bertransaksi di Jepang atau memahami pergerakan yen di pasar internasional.
Simpulan
Jadi, mata uang Jepang adalah yen (¥), yang namanya terinspirasi dari yuan China. Yen Jepang digunakan sebagai mata uang resmi, baik untuk alat tukar maupun pembayaran.
Yen adalah simbol penting dari sejarah ekonomi dan budaya Jepang, dan telah mengalami banyak perubahan selama berabad-abad untuk menjadi mata uang modern seperti sekarang ini. Desain dan denominasi yen juga mencerminkan aspek penting dari budaya dan sejarah Jepang.
Secara keseluruhan, yen Jepang adalah mata uang yang menarik dengan sejarah dan budaya yang kaya di baliknya. Karena Jepang terus menjadi pemain utama dalam ekonomi global, yen diprediksi akan tetap menjadi mata uang penting untuk tahun-tahun mendatang.