Google, melalui induk perusahaannya Alphabet Inc. (GOOG, GOOGL), baru saja melaporkan kinerja keuangannya untuk kuartal kedua yang mengalahkan ekspektasi analis. Meskipun ada tantangan di beberapa area, seperti penurunan pendapatan iklan YouTube, perusahaan ini berhasil mencatat keuntungan signifikan dari bisnis cloud-nya.
Di tengah persaingan yang semakin ketat di sektor teknologi, terutama dalam hal kecerdasan buatan (AI), Alphabet menunjukkan bahwa mereka masih memiliki kemampuan untuk berinovasi dan tumbuh.
Kinerja Keuangan Alphabet Inc. Q2 Tahun 2024
Untuk kuartal kedua (Q2) tahun 2024, Alphabet Inc. melaporkan pendapatan per saham sebesar $1.89 dengan total pendapatan mencapai $84.7 miliar. Ini mengalahkan perkiraan analis yang memprediksi pendapatan per saham sebesar $1.85 dengan pendapatan total $84.3 miliar.
Angka ini juga menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perusahaan melaporkan pendapatan per saham sebesar $1.44 dan total pendapatan $74.6 miliar, masing-masing meningkat 31% dan 14%.
Pendapatan iklan Alphabet mencapai $64.6 miliar, sedikit di atas ekspektasi analis sebesar $64.5 miliar, dan naik dari $58.1 miliar tahun lalu. Namun, pendapatan iklan YouTube sebesar $8.66 miliar tidak memenuhi ekspektasi yang dipatok sebesar $8.95 miliar.
Bisnis Cloud dan Artificial Intelligence (AI)
Salah satu titik terang dalam laporan ini adalah bisnis cloud Alphabet yang melaporkan pendapatan sebesar $10.35 miliar dengan pendapatan operasional mencapai $1.17 miliar. Ini melampaui ekspektasi analis yang memperkirakan pendapatan $10.1 miliar dan pendapatan operasional $982.2 juta. Ini juga menunjukkan peningkatan signifikan dari pendapatan $8 miliar dan pendapatan operasional $395 juta yang dilaporkan pada kuartal kedua tahun 2023.
Alphabet juga menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan kecerdasan buatan. Pada kuartal kedua, perusahaan menghabiskan $2.2 miliar untuk membangun model AI di organisasi DeepMind dan Google Research, naik dari $1.1 miliar pada kuartal kedua tahun 2023. Meskipun investasi ini belum menghasilkan pendapatan yang signifikan, para analis memperkirakan bahwa manfaat AI baru akan terlihat pada tahun 2025-2026.
Tantangan dan Peluang
Meskipun Alphabet menunjukkan kinerja yang solid, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah memastikan bahwa investasi besar mereka di AI dan cloud computing benar-benar menghasilkan pengembalian yang signifikan. Daniel Morgan, manajer portofolio senior di Synovus Trust, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa para investor membutuhkan bukti yang lebih jelas tentang pengembalian investasi dari pengeluaran besar-besaran ini.
Dalam hal AI, Google masih berusaha menemukan langkah yang tepat dengan fitur AI generatif yang mereka perkenalkan di Google Search. Pada bulan Mei, perusahaan meluncurkan fungsi pencarian yang menggunakan AI generatif, namun beberapa jawaban yang diberikan ternyata tidak akurat, seperti menyarankan pengguna untuk menambahkan lem pada pizza atau makan batu setiap hari. Hal ini memaksa Google untuk menarik kembali beberapa fitur AI generatifnya.
Pengurangan Biaya dan Fokus pada Inti Bisnis
Di tengah pengeluaran besar untuk pengembangan AI (artificial intelligence), Alphabet juga melakukan penghematan di area lain. Perusahaan melaporkan memiliki 179.582 karyawan pada kuartal kedua, turun dari 181.798 pada periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa Alphabet berusaha untuk menjaga keseimbangan antara investasi besar dan efisiensi operasional.
Pendapatan iklan pencarian Google tetap menjadi kontributor utama, dengan pendapatan mencapai $48.5 miliar, dibandingkan dengan proyeksi analis sebesar $47.6 miliar. Evelyn Mitchell-Wolf, analis dari EMarketer, menyatakan bahwa jika pengguna merasa lebih mudah untuk tetap menggunakan Google untuk pencarian, Google akan terus memonetisasi lalu lintas pencarian lebih tinggi daripada pesaingnya.
Potensi Pertumbuhan di Masa Depan
Google Cloud, meskipun masih berada di belakang Amazon dan Microsoft dalam pasar cloud computing, menunjukkan potensi besar untuk mendorong pertumbuhan Alphabet secara keseluruhan. Dalam panggilan dengan media, Chief Investment Officer Alphabet, Ruth Porat, menyatakan bahwa mereka melihat manfaat dari kekuatan mereka dalam infrastruktur AI serta solusi AI generatif untuk pelanggan cloud.
Alphabet juga menunjukkan minat dalam mengakuisisi perusahaan lain untuk memperkuat penawaran cloud dan keamanan sibernya. Meskipun dua upaya akuisisi besar untuk HubSpot Inc. dan Wiz Inc. gagal, perusahaan tetap mencari peluang untuk diversifikasi portofolio mereka.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, laporan kuartal kedua (Q2) tahun 2024 Alphabet menunjukkan bahwa perusahaan ini terus tumbuh dan berinovasi di tengah tantangan yang ada. Dengan pendapatan dari bisnis cloud yang meningkat dan investasi besar dalam artificial intelligence (AI), induk perusahaan Google ini berusaha untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam industri teknologi.
Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal memastikan pengembalian investasi yang signifikan dari pengeluaran besar, perusahaan ini menunjukkan bahwa mereka memiliki strategi yang jelas untuk masa depan.