Ray Dalio, investor legendaris dan pendiri salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia, Bridgewater Associates, telah memberikan peringatan keras tentang kondisi ekonomi saat ini. Investor dengan kekayaan lebih $15,4 miliar ini percaya bahwa krisis ekonomi berikutnya akan lebih parah daripada krisis tahun 2008.
Tiga Faktor Utama yang Mempengaruhi Harga Pasar
Dalio menjelaskan bahwa sepanjang sejarah, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi harga pasar: peningkatan uang dan kredit, konflik internal, dan munculnya kekuatan besar.
1. Peningkatan Uang dan Kredit
Ketika pemerintah mencetak uang, ini dapat menyebabkan inflasi. Dalam kondisi saat ini, individu dan negara menghabiskan lebih dari yang mereka peroleh, menghasilkan banyak utang dan suku bunga riil negatif. Kondisi ini mendorong uang mengalir ke aset lain, termasuk saham, yang tidak terlalu mahal dibandingkan dengan obligasi dan uang tunai, tetapi masih memiliki pengembalian yang rendah.
2. Konflik Internal
Kesenjangan kekayaan dan politik mempengaruhi kebijakan pajak dan aliran modal. Ketidaksetaraan yang semakin melebar dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik, yang pada gilirannya mempengaruhi pasar.
3. Munculnya Kekuatan Besar
Cina sebagai kekuatan besar yang muncul menantang tatanan dunia yang ada. Pergeseran kekuatan global ini memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi global dan pasar.
Selain tiga faktor utama tersebut, Dalio juga menyebutkan dua faktor historis lainnya: perubahan teknologi dan inovasi, serta peristiwa alam.
Depresi Global 2025 Tak Terhindarkan: Suku Bunga Melonjak & Inflasi Lebih 13,5%
Pola Historis Penciptaan Utang
Dalio menyoroti bahwa sepanjang sejarah, selalu ada debitur dan kreditur, serta kemampuan untuk menciptakan permintaan dengan menghasilkan utang dan uang. Namun, ada lingkungan di mana suku bunga riil yang tinggi membuat menabung menarik, dan suku bunga riil yang rendah memerlukan penciptaan banyak uang dan kredit.
Contoh dari sejarah, seperti akhir tahun 1970-an ketika Ketua Federal Reserve Paul Volcker memperketat kebijakan moneter, dan tahun 1960-an dengan perang Vietnam dan kebijakan “Guns and Butter”, menunjukkan bagaimana kondisi ekonomi ini muncul. Dalio menekankan bahwa memahami pola-pola ini dapat memberikan wawasan tentang apa yang kemungkinan besar akan terjadi di masa depan.
Kondisi Inflasi Saat Ini
Dalio percaya bahwa kita saat ini mengalami dua jenis inflasi: siklis dan moneter. Inflasi siklis terjadi ketika permintaan melebihi penawaran, sementara inflasi moneter dihasilkan dari produksi utang dan devaluasi uang. Permintaan berlebih untuk barang dan jasa didorong oleh kredit mudah dan defisit besar. Isu struktural utama seperti perubahan iklim dan kebutuhan energi bersih juga mendorong peningkatan inflasi di masa depan.
Dalio memperingatkan bahwa inflasi ini tidak bersifat sementara dan bahwa konsekuensi dari mengatasinya melalui kebijakan moneter akan berdampak buruk bagi pasar dan ekonomi. Sejarah menunjukkan, seperti pada Depresi Besar dan krisis keuangan tahun 2008, krisis utang dan suku bunga nol membuat bank sentral harus mencetak uang dan membeli aset keuangan untuk mengatasi krisis.
Siklus Ekonomi Saat Ini
Menurut Dalio, ekonomi dan pasar keuangan mengikuti siklus utang jangka panjang, dan kita saat ini berada di tahap akhir dari siklus ini. Pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral, seperti Federal Reserve, akan mengarah pada fase seperti depresi. Kesenjangan kekayaan dan isu populis yang lebih buruk daripada saat Depresi Besar akan memperburuk masalah sosial dan politik selama penurunan ekonomi berikutnya.
Dalio memprediksi bahwa penurunan ekonomi berikutnya akan berbeda dari tahun 2008 dan akan ditandai dengan konflik yang lebih besar akibat kesenjangan kekayaan yang semakin melebar dan sentimen populis.
Krisis Utang dan Krisis Dolar AS
Dalio juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang efektivitas kebijakan moneter selama penurunan ekonomi berikutnya. Kapasitas maksimum alat kebijakan moneter, seperti suku bunga dan pelonggaran kuantitatif, telah tercapai, membuatnya kurang efektif dalam membalikkan penurunan ekonomi.
Dalio memperingatkan bahwa krisis berikutnya tidak hanya akan menjadi krisis utang, tetapi juga krisis dolar, dengan kewajiban pensiun, kewajiban kesehatan, dan kewajiban yang tidak didanai menambah masalah. Dia memprediksi bahwa Federal Reserve harus mencetak lebih banyak uang untuk menutupi defisit, yang akan mengarah pada depresiasi nilai dolar hingga 30% selama periode tersebut.
Stimulus fiskal yang saat ini meningkatkan produktivitas pada akhirnya akan berlalu dan berkurang, yang dapat menyebabkan krisis pinjaman.
Saran Dalio untuk Investor
Dalio menekankan pentingnya mempelajari siklus ekonomi dan memahami cara kerjanya. Alih-alih mencoba berinvestasi secara aktif berdasarkan waktu pasar, ia menyarankan memiliki portofolio yang seimbang. Portofolio yang seimbang akan membantu mengurangi risiko selama periode ketidakpastian ekonomi dan memberikan stabilitas jangka panjang.
Dalio juga menyoroti bahwa memahami sejarah pola ekonomi dapat memberikan wawasan tentang ekspektasi pengembalian di masa depan. Sebagai contoh, dia mencatat bahwa setelah periode suku bunga riil yang rendah dan penciptaan banyak uang dan kredit, ekspektasi pengembalian biasanya rendah.
Kesimpulan
Peringatan Ray Dalio tentang kondisi ekonomi saat ini dan masa depan tidak boleh diabaikan. Dengan memahami tiga faktor utama yang mempengaruhi harga pasar, pola historis penciptaan utang, kondisi inflasi saat ini, dan siklus ekonomi yang sedang berlangsung, kita dapat lebih siap menghadapi krisis ekonomi berikutnya.
Dalio menyarankan untuk mempelajari siklus ekonomi, memiliki portofolio yang seimbang, dan memahami sejarah pola ekonomi untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti. Dengan pendekatan yang hati-hati dan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor ini, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi investasi kita dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan ekonomi yang mungkin terjadi.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk mendengarkan peringatan Dalio dan mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi diri kita dari kemungkinan krisis ekonomi yang lebih parah daripada tahun 2008.