• Latest
Makan Tabungan: Krisis Ekonomi Kelas Menengah di Indonesia

Makan Tabungan: Krisis Ekonomi Kelas Menengah di Indonesia

28/10/2024
ADVERTISEMENT
Pasar Pasang Surut, Presale Solaxy Mampu Dekati $20 Juta

Presale Solaxy Capai $38 Juta, Kurang dari Sebulan Sebelum Ditutup

22/05/2025
dividen PTBA di 2025

Dividen Saham PTBA di 2025: Yield & Jadwal

15/05/2025
Dividen Saham Telkom (TLKM) di 2025: Jadwal dan Yield

Dividen Saham Telkom (TLKM) di 2025: Jadwal dan Yield

15/05/2025
paud adalah investasi terbaik

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah Investasi Terbaik untuk Jangka Panjang

30/04/2025
ilustrasi prospek saham bbtn cerah

Banjir Sentimen Positif, Prospek Saham BBTN Cerah di 2025

28/04/2025
Harga Saham Tesla Hari Ini: Profil, Prospek, & Prediksi

Pendapatan & Laba Tesla di Q1 2025 Anjlok, Ini Penyebabnya!

23/04/2025
gambar emas atau gold

Harga Emas Antam Tembus Rp2 Juta per Gram, Ini Penyebabnya

23/04/2025
Modus Penipuan Atas Nama Pegawai Pajak Lewat WhatsApp, Telepon, atau SMS, Waspada!

Modus Penipuan Atas Nama Pegawai Pajak Lewat WhatsApp, Telepon, atau SMS, Waspada!

08/04/2025
Tokocrypto Peringkat Ke-1 di Indonesia, Kalahkan Pintu, Indodax, dan Exchange Lokal Lainnya

Tokocrypto Peringkat Ke-1 di Indonesia, Kalahkan Pintu, Indodax, dan Exchange Lokal Lainnya

22/03/2025
ilustrasi emas sebagai produk bullion bank

Bank Emas (Bullion) di Indonesia: Peran, Peluang, & Tantangan

27/02/2025
website IDX untuk cari data emiten dan saham di BEI

Daftar Emiten di 12 Sektor di BEI (Klasifikasi IDX-IC)

27/02/2025
ilustrasi Danantara

Kejanggalan Investasi Telkomsel di GoTo, Danantara Jadi Korban Berikutnya?

25/02/2025
ADVERTISEMENT
Moneynesia
Friday, May 30, 2025
No Result
View All Result
  • Berita
  • Markets
    • Saham
      • Saham AS
      • Rasio Keuangan
    • Forex
    • Komoditas
    • Energi
    • Derivatif
    • Crypto
    • Currency
  • Finansial
  • Personal Finance
    • Investasi
    • Trading
      • Analisis Teknikal
      • Candlestick Patterns
      • Chart Patterns
    • Gaji
    • Asuransi
    • Kredit
    • Koperasi
  • Lainnya
    • Ekonomi
    • Banking
    • Teknologi
    • Internasional
    • Syariah
    • Lifestyle
    • Politik
    • Football
Moneynesia
No Result
View All Result

Makan Tabungan: Krisis Ekonomi Kelas Menengah di Indonesia

Makan Tabungan: Krisis Ekonomi Kelas Menengah di Indonesia

Fenomena makan tabungan di kalangan ekonomi menengah di Indonesia semakin memprihatikan, ada kerentanan kelas menengah merosot menjadi kelas bawah.

Redaksi by Redaksi
28/10/2024
in Ekonomi, Finansial
0
Share on FacebookShare on Twitter

Di tengah gempuran pandemi COVID-19 dan ketidakpastian ekonomi yang menyertainya, kelas menengah di Indonesia menghadapi tantangan yang semakin berat. Salah satu fenomena yang muncul dari kondisi ini dikenal dengan istilah “makan tabungan” atau disingkat “mantab”. 

Fenomena makan tabungan (mantab) menggambarkan keadaan di mana kelas menengah terpaksa menguras tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena kurangnya dukungan dari pemerintah. 

Definisi dan Latar Belakang

“Makan tabungan” atau mantab adalah istilah yang menggambarkan situasi di mana individu atau rumah tangga terpaksa menggunakan tabungan mereka untuk membiayai kebutuhan sehari-hari akibat hilangnya pendapatan atau sumber pendapatan lainnya. Di Indonesia, fenomena ini semakin marak terjadi di kalangan kelas menengah, terutama sejak pandemi COVID-19 melanda.

Kelas menengah sering kali dianggap sebagai tulang punggung ekonomi suatu negara. Mereka adalah konsumen utama yang mendorong permintaan barang dan jasa, serta kontributor signifikan dalam pembayaran pajak. 

Namun, di Indonesia, kelas menengah sering kali terabaikan dalam kebijakan pemerintah yang lebih fokus pada bantuan sosial untuk kelas bawah. Hal ini menimbulkan tekanan finansial yang besar bagi kelas menengah, yang pada akhirnya memaksa mereka untuk “makan tabungan”.

Jumlah Tabungan Ideal di Usia 25 & 30 Tahun: Lebih 100 Juta?

Dampak Ekonomi Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 telah memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap perekonomian di Indonesia. Banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang mengarah pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan pengurangan gaji. Situasi ini memperburuk kondisi finansial banyak keluarga kelas menengah yang bergantung pada pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, pendapatan di banyak sektor bisnis anjlok, seperti pariwisata, perhotelan, dan transportasi. Akibatnya, banyak pekerja di sektor-sektor ini yang kehilangan pekerjaan atau pendapatannya menurun. Tanpa adanya jaring pengaman sosial yang memadai dari pemerintah, mereka terpaksa mengandalkan tabungan untuk bertahan hidup.

Kebijakan Pemerintah dan Ketidakadilan Sosial

Selama pandemi hingga saat ini, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan bantuan sosial untuk membantu masyarakat yang terdampak. Namun, sebagian besar bantuan ini difokuskan pada kelas bawah, sementara kelas menengah sering kali luput dari perhatian. 

Program bantuan seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) ditujukan untuk masyarakat dengan penghasilan rendah, meninggalkan kelas menengah tanpa bantuan yang memadai.

Kelas menengah juga diharapkan untuk berkontribusi lebih dalam mendukung kebijakan pemerintah, seperti melalui pembayaran pajak yang lebih tinggi dan partisipasi dalam program gotong royong. Namun, tanpa adanya dukungan yang sepadan dari pemerintah, mereka merasa terbebani dan tidak mendapatkan imbalan yang adil atas kontribusi mereka.

Dampak Jangka Panjang

Mengandalkan tabungan secara terus-menerus memiliki dampak jangka panjang yang merugikan. Tabungan yang idealnya hanya dipakai untuk investasi pendidikan anak dan persiapan masa pensiun menjadi terkuras habis. Ini membuat kelas menengah rentan jatuh ke dalam kategori kelas bawah jika situasi ekonomi tidak segera membaik.

Selain itu, penurunan daya beli kelas menengah juga berdampak negatif pada perekonomian secara keseluruhan. Kelas menengah adalah konsumen utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengeluaran mereka. Ketika mereka harus mengurangi pengeluaran karena tabungan mereka habis, permintaan terhadap barang dan jasa menurun, yang pada gilirannya menghambat pertumbuhan ekonomi.

Solusi dan Rekomendasi Kebijakan

Untuk mengatasi fenomena “makan tabungan” dan mencegah kelas menengah terjerumus ke dalam kemiskinan, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang lebih inklusif dan adil. Berikut beberapa rekomendasi kebijakan yang bisa dipertimbangkan:

1. Perluasan Jaring Pengaman Sosial

Pemerintah perlu memperluas cakupan jaring pengaman sosial untuk mencakup kelas menengah yang terdampak. Program bantuan yang ada saat ini harus diperluas untuk mencakup mereka yang kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan signifikan.

2. Insentif Pajak

Pemerintah bisa memberikan insentif pajak bagi kelas menengah, seperti pengurangan tarif pajak penghasilan atau pembebasan pajak tertentu, untuk meringankan beban finansial mereka.

3. Program Bantuan Khusus

Membangun program bantuan khusus untuk kelas menengah, seperti subsidi pendidikan atau kesehatan, dapat membantu mereka mengatasi biaya-biaya yang signifikan dan mencegah penggunaan tabungan secara berlebihan.

4. Peningkatan Akses Kredit

Mempermudah akses kredit dengan bunga rendah atau memberikan pinjaman tanpa bunga bagi keluarga kelas menengah yang membutuhkan dana darurat dapat menjadi solusi jangka pendek yang efektif.

5. Dukungan untuk UMKM

Banyak kelas menengah yang memiliki usaha mikro, ikecil dan menengah. Memberikan dukungan berupa bantuan modal atau pelatihan untuk UMKM dapat membantu mereka mempertahankan usahanya dan mencegah kejatuhan ekonomi lebih lanjut.

6. Investasi dalam Pendidikan dan Keterampilan

Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan serta pelatihan keterampilan bagi kelas menengah dapat membantu mereka meningkatkan daya saing di pasar kerja dan menciptakan peluang ekonomi yang lebih baik.

Simpulan

Fenomena “makan tabungan” adalah cerminan dari ketidakadilan dan ketidakseimbangan dalam kebijakan ekonomi di Indonesia. Kelas menengah, yang seharusnya menjadi tulang punggung ekonomi, justru terabaikan dan tertekan oleh beban finansial yang berat. 

Tanpa adanya dukungan yang memadai dari pemerintah, mereka terpaksa menguras tabungan dan menghadapi risiko jatuh ke dalam kemiskinan. Pemerintah perlu menyadari pentingnya peran kelas menengah dalam perekonomian dan mengambil langkah-langkah konkret untuk meringankan beban mereka. 

Dengan kebijakan yang lebih inklusif dan adil, diharapkan kelas menengah dapat kembali bangkit dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Tags: ekonomifinansialkelas menengahkrisis ekonomitabungan

Related Posts

ilustrasi emas sebagai produk bullion bank
Banking

Bank Emas (Bullion) di Indonesia: Peran, Peluang, & Tantangan

27/02/2025
ilustrasi #KaburAjaDulu yang viral di Indonesia
Biaya Hidup

Mengurai Fenomena #KaburAjaDulu dan Solusi Konkret

19/02/2025
ilustrasi demo terhadap oligarki
Ekonomi

Oligarki Manfaatkan Negara & Pasar Modal untuk Cetak Uang

16/02/2025
apa itu emotional spending dan cara mengatasinya
Financial Psychology

Apa Itu Emotional Spending: Penyebab & Cara Mengatasinya

24/01/2025
penyebab financial burnout dan cara mengatasinya
Financial Psychology

Financial Burnout: Penyebab, Dampak, & Cara Mengatasinya

24/01/2025
cara mencapai financial freedom
Finansial

Financial Freedom: Cara Mencapai Kebebasan Finansial

24/01/2025
Cara Memotivasi Diri agar Mau Menabung dan Berinvestasi
Financial Psychology

Cara Memotivasi Diri untuk Menabung dan Berinvestasi

24/01/2025
Cara Mengajarkan Anak tentang Uang Sejak Dini
Financial Psychology

Cara Mengajarkan Anak tentang Uang Sejak Dini

23/01/2025
penyebab kecanduan belanja online dan cara mengatasinya
Financial Psychology

Penyebab Kecanduan Belanja Online dan Cara Mengatasinya

24/01/2025
cara menghentikan kebiasaan berutang
Financial Psychology

Kebiasaan Berutang: Penyebab dan Cara Menghentikannya

23/01/2025
Next Post
Prediksi & Analisis Crypto yang Berpotensi Naik 2025

Prediksi & Analisis Crypto yang Berpotensi Naik 2025

Please login to join discussion
ADVERTISEMENT

Recent Posts

  • Presale Solaxy Capai $38 Juta, Kurang dari Sebulan Sebelum Ditutup 22/05/2025
  • Dividen Saham PTBA di 2025: Yield & Jadwal 15/05/2025
  • Dividen Saham Telkom (TLKM) di 2025: Jadwal dan Yield 12/05/2025
  • Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah Investasi Terbaik untuk Jangka Panjang 30/04/2025
  • Banjir Sentimen Positif, Prospek Saham BBTN Cerah di 2025 28/04/2025
Moneynesia

Moneynesia membantu publik untuk naik kelas dengan menanamkan mind set yang benar terkait uang, dan mendorong investor untuk berpikir logis dan lebih bijaksana dalam mengelola keuangan dan mengambil keputusan investasi.

Follow us on social media

Disclaimer

Konten yang ada di Moneynesia hanya sebagai informasi dan referensi, bukan saran investasi. Perdagangan di instrumen keuangan dan aset-aset digital selalu memiliki risiko. Sebelum berinvestasi, lakukan riset, analisis, dan pertimbangan secara menyeluruh. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada investor setelah memahami risiko dan potensi keuntungannya.

  • Home
  • About us
  • Contact us
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

© 2024 Moneynesia. All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Markets
    • Saham
      • Saham AS
      • Rasio Keuangan
    • Forex
    • Komoditas
    • Energi
    • Derivatif
    • Crypto
    • Currency
  • Finansial
  • Personal Finance
    • Investasi
    • Trading
      • Analisis Teknikal
      • Candlestick Patterns
      • Chart Patterns
    • Gaji
    • Asuransi
    • Kredit
    • Koperasi
  • Lainnya
    • Ekonomi
    • Banking
    • Teknologi
    • Internasional
    • Syariah
    • Lifestyle
    • Politik
    • Football

© 2024 Moneynesia. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In