Utang nasional Amerika Serikat kini berada di ambang tonggak sejarah yang suram, hampir mencapai $35 triliun. Namun, mengejutkan bahwa isu ini kurang dibahas dalam Konvensi Nasional Partai Republik (GOP) yang berlangsung minggu ini.
Baik Presiden Joe Biden maupun para pemimpin GOP tampaknya menghindari pembicaraan tentang beban utang yang semakin membengkak ini. Mengapa isu yang begitu signifikan ini tampak tidak menjadi prioritas dalam kampanye politik saat ini? Mari kita selami lebih dalam.
Skala Utang Nasional AS
Per data terbaru dari Departemen Keuangan, utang pemerintah AS mencapai $34,9 triliun ($34.940.154.000.000). Angka ini mewakili lebih dari 120% Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Tahun ini, biaya pembayaran bunga utang telah melampaui pengeluaran untuk pertahanan. Jika tren saat ini berlanjut, utang nasional akan mencapai 166% dari PDB pada tahun 2054.
Apa Itu PDB: Pengertian, Pentingnya, dan Dampak pada Ekonomi
Peningkatan utang ini bukanlah hal yang baru. Selama masa jabatan Presiden Donald Trump, utang meningkat hampir $8 triliun. Presiden Biden pun berada di jalur yang sama, dengan proyeksi peningkatan serupa selama masa jabatannya. Dalam tujuh setengah tahun terakhir, utang nasional telah meningkat lebih dari 70%, didorong oleh lonjakan pengeluaran baru serta kewajiban yang sudah ada sejak beberapa dekade lalu.
Minimnya Pembahasan Utang dalam Konvensi GOP
Selama Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, pembahasan mengenai utang nasional dan defisit hampir tidak terdengar. Meskipun beberapa pembicara, seperti Gubernur Florida Ron DeSantis, mengangkat isu fiskal, mereka lebih banyak berbicara tentang pengurangan pajak dan pengeluaran pemerintah yang boros tanpa menyentuh masalah utang secara langsung.
Vivek Ramaswamy, mantan calon presiden, juga menyinggung utang nasional dalam pidatonya, tetapi lebih fokus pada kesalahan masa lalu seperti perang di Irak dan krisis keuangan 2008. Padahal, kebijakan pemotongan pajak tahun 2017 yang diimplementasikan oleh Trump juga berkontribusi besar terhadap peningkatan utang saat ini.
Respons Partai Demokrat dan Biden
Partai Demokrat dan Presiden Biden juga tidak banyak membahas masalah utang dalam kampanye mereka. Dalam wawancara dan pidatonya, Biden lebih banyak berbicara tentang rencana ekonominya yang mencakup penerapan pajak minimum 25% bagi para miliarder, yang menurutnya akan menghasilkan $500 miliar dalam satu dekade mendatang. Namun, rencana ini kemungkinan besar tidak akan lolos di Kongres, bahkan jika Biden terpilih kembali.
Realitas Politik dan Fokus Kampanye
Mengapa isu utang nasional yang begitu besar tampaknya tidak menjadi fokus dalam kampanye politik? Gallup menemukan bahwa 51% responden sangat khawatir tentang pengeluaran federal dan defisit anggaran, tetapi isu ini belum diterjemahkan menjadi fokus kampanye baik bagi Partai Republik maupun Demokrat.
Salah satu alasannya mungkin karena kompleksitas isu ini dan sulitnya mencari solusi yang cepat dan mudah. Selain itu, topik lain seperti pajak tampaknya lebih menarik perhatian para pemilih. Pada tahun 2025, berbagai ketentuan pemotongan pajak dari era Trump akan berakhir, yang berarti pemilih bisa menghadapi kenaikan pajak yang signifikan jika Washington tidak bertindak.
Dampak Kebijakan Pajak Terhadap Utang
Rencana pajak dari kedua belah pihak diproyeksikan akan menambah lebih banyak utang. Trump berjanji akan memperpanjang pemotongan pajak, yang dapat menambah antara $4 hingga $5 triliun jika tidak ada kompensasi. Sementara itu, Biden berencana memperpanjang pemotongan pajak bagi mereka yang berpenghasilan di bawah $400.000, yang masih bisa menambah lebih dari $2 triliun ke dalam utang nasional.
Biden telah menawarkan rencana rinci untuk mengimbangi sebagian dari biaya ini dengan kenaikan pajak di tempat lain. Namun, Trump belum memberikan detail yang jelas tentang bagaimana ia akan menangani utang nasional, selain menyebutkan bahwa ia akan menggunakan pengeboran minyak sebagai solusi.
Kesimpulan
Utang nasional AS yang hampir mencapai $35 triliun merupakan masalah besar yang seharusnya mendapat perhatian serius dari para pemimpin politik. Namun, dalam realitas politik saat ini, isu ini tampaknya tenggelam di tengah isu-isu lain yang lebih menarik perhatian pemilih. Meskipun ada janji-janji untuk menangani pengeluaran pemerintah yang boros, kurangnya pembahasan yang mendalam tentang utang nasional menunjukkan betapa kompleksnya masalah ini dan betapa sulitnya mencari solusi yang tepat dan dapat diterima oleh semua pihak.
Isu utang nasional harus menjadi fokus yang lebih besar dalam diskusi politik jika Amerika ingin menghindari konsekuensi ekonomi yang serius di masa depan.