Gaji nett merupakan jumlah gaji yang diterima oleh seorang karyawan setelah melalui serangkaian pemotongan, termasuk pajak penghasilan, iuran jaminan sosial, dan potongan lainnya. Konsep ini menjadi krusial dalam sistem penggajian, bersama dengan gaji gross dan gross up.
Gaji nett, gaji gross, dan gross up memiliki rumus serta cara perhitungan yang berbeda. Masing-masingnya memiliki perbedaan yang unik. Namun, sebelum membahas lebih lanjut, termasuk cara menghitung gaji nett, gross, dan gross up, mari kita memahami konsep gaji nett lebih lanjut.
Apa Itu Gaji Nett?
Gaji nett adalah total gaji yang diterima oleh seorang karyawan setelah melalui berbagai pemotongan. Pemotongan tersebut dapat mencakup pajak penghasilan, iuran asuransi jiwa/kesehatan, dana pensiun, dan potongan lainnya seperti absen tanpa alasan atau pelanggaran tertentu.
Meskipun demikian, ada situasi di mana perusahaan tetap membayar gaji karyawan meskipun tidak masuk kerja, seperti saat sakit, hari pertama haid, pernikahan, kelahiran, atau kematian anggota keluarga, pelaksanaan kewajiban terhadap negara, menjalankan ibadah agama, cuti, atau melaksanakan tugas pendidikan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Cara Menghitung Gaji Nett
Sebagai contoh perhitungan gaji nett, kita dapat menggunakan kasus Asti, seorang karyawan di suatu perusahaan FMCG dengan gaji 5 juta rupiah per bulan. Jika perusahaan menerapkan sistem gaji nett, perhitungan pajak penghasilan (PPh) 21 dapat dilakukan berdasarkan Penghasilan Kena Pajak (PKP). Dalam contoh ini, Asti memiliki PKP sebesar 6 juta rupiah, sehingga PPh 21 yang terutang adalah sebesar 250 ribu rupiah per bulan.
Perlu dicatat bahwa gaji nett merupakan sistem di mana perusahaan menanggung pajak, dan karyawan akan menerima gaji bersih setelah pemotongan. Dalam contoh Asti, meskipun terdapat pemotongan pajak, gaji yang diterimanya tetap 5 juta rupiah, dengan iuran BPJS dan pensiun ditanggung sendiri.
Baca juga: Pekerjaan bagi Wanita dengan Gaji Tinggi
Perbedaan Gaji Nett, Gross, dan Gross Up
Meskipun sering disamakan, gaji nett, gaji gross, dan konsep gross up memiliki perbedaan signifikan.
Gaji gross adalah jumlah gaji sebelum adanya pemotongan pajak dan biaya lainnya, sehingga disebut juga sebagai gaji kotor. Karyawan yang menerima gaji gross akan membayar pajak penghasilan mereka sendiri.
Di sisi lain, gaji nett adalah gaji bersih yang telah mengalami pemotongan pajak, iuran, dan tunjangan pensiun oleh perusahaan.
Sedangkan, konsep gross up merujuk pada sistem pengupahan di mana perusahaan dan karyawan berbagi tanggung jawab dalam membayar pajak atau biaya lainnya. Dalam konsep gross up, gaji yang diterima sudah termasuk pemotongan dan pembayaran pajak, namun jumlahnya tidak sebesar gaji gross.
Perbedaan antara gaji nett, gaji gross, dan konsep gross up melibatkan pengelolaan pajak dan potongan oleh pihak perusahaan dan karyawan. Keputusan untuk menggunakan salah satu sistem ini akan memengaruhi pemotongan pajak, tunjangan, dan manfaat lainnya.
Lebih Baik Gaji Nett atau Gross?
Keputusan antara gaji nett dan gross bergantung pada kebutuhan masing-masing karyawan dan perusahaan. Masing-masing sistem ini menawarkan kelebihan dan kekurangan yang unik tersendiri.
Sebagai contoh, dalam sistem gaji nett, THR dibayarkan sesuai dengan gaji bulanan, sementara dalam sistem gaji gross, THR mengalami pemotongan pajak. Evaluasi keuntungan dan kerugian dari masing-masing sistem diperlukan untuk memutuskan mana yang sesuai dengan kebutuhan.
Dengan memahami konsep gaji nett dan perbedaannya dengan gaji gross dan gross up, karyawan dan perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dalam pengelolaan keuangan dan penggajian.
Informasi Tambahan
Berikut informasi penting untuk melengkapi informasi seputar gaji nett, gaji gross, dan gross up:
- Tunjangan dan Fasilitas Lainnya: Dalam konteks gaji nett, tunjangan dan fasilitas tambahan juga dapat menjadi bagian dari pemotongan, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan transportasi, atau insentif lainnya. Penting untuk memahami bagaimana tunjangan ini memengaruhi total gaji yang diterima karyawan.
- Kewajiban Pajak Karyawan: Dalam sistem gaji gross, karyawan memiliki tanggung jawab untuk membayar pajak penghasilan mereka sendiri. Informasi mengenai perhitungan pajak yang dibebankan kepada karyawan dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang dampak fiskal bagi para pekerja.
- Aspek Hukum dan Peraturan Terkait: Memahami peraturan perpajakan dan regulasi terkait ketenagakerjaan yang berlaku di wilayah tertentu sangat penting. Informasi ini dapat membantu perusahaan dan karyawan untuk mematuhi aturan yang berlaku dan menghindari masalah hukum.
- Pengelolaan Dana Pensiun: Dalam perhitungan gaji nett, pemotongan untuk dana pensiun dapat menjadi salah satu komponen. Pemahaman tentang bagaimana dana pensiun dikelola dan berkontribusi terhadap keamanan finansial karyawan di masa pensiun merupakan informasi berharga.
- Sistem Pajak dan Kesejahteraan Sosial: Pengetahuan tentang perbedaan sistem pajak dan program kesejahteraan sosial di berbagai negara atau wilayah dapat memberikan perspektif yang lebih luas tentang pengelolaan gaji dan hak-hak karyawan.
- Pertimbangan Penggunaan Konsep Gross Up: Bagi perusahaan yang mempertimbangkan konsep gross up, penting untuk mengevaluasi apakah pembagian tanggung jawab 50:50 antara perusahaan dan karyawan merupakan pilihan yang tepat, serta bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi motivasi dan kesejahteraan karyawan.
- Sumber Daya untuk Pendidikan Keuangan: Mendorong karyawan untuk memahami lebih dalam tentang sistem penggajian dapat melibatkan penyediaan sumber daya pendidikan keuangan. Pelatihan atau seminar mengenai manajemen keuangan pribadi dapat membantu karyawan membuat keputusan finansial yang lebih cerdas.