Pasar saham Jepang mengalami penurunan setelah dua hari reli, dipicu oleh penguatan yen dan kemunduran saham AS yang mengurangi minat terhadap aset berisiko.
Pada penutupan perdagangan saham di Tokyo hari ini (8/8/2024), indeks Nikkei 225 melemah 0,74% ke 34.831,15 sementara Topix merosot 1,11% ke 2.461,70. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh saham teknologi, termasuk Hitachi Ltd., setelah Nasdaq 100 di AS anjlok lebih dari 1%.
Sementara itu, penguatan mata uang yen Jepang sebesar 0,4% terhadap dolar AS, yang mencatat kenaikan sebesar 2,7% sepanjang bulan ini, turut membebani eksportir Jepang.
Tekanan Pada Sektor Perbankan dan Obligasi
Sektor perbankan mengalami penurunan signifikan sebesar 2,8% setelah imbal hasil jangka panjang turun pasca lelang obligasi pemerintah 30 tahun yang menunjukkan permintaan yang cukup baik. Di sisi lain, indeks S&P 500 di AS menghapus keuntungannya pada Rabu setelah penjualan obligasi AS menyoroti kerapuhan pasar.
Divergensi Pasar Jepang dan AS
Masahiro Ichikawa, kepala strategi di Sumitomo Mitsui DS Asset Management, mengomentari bahwa indeks Nikkei telah menunjukkan divergensi dari pasar AS untuk beberapa waktu, namun hari ini bergerak seirama.
“Indeks berada dalam kondisi pasar panik, sehingga tidak peduli bagaimana pasar AS bergerak, ada keinginan psikologis yang besar untuk melikuidasi posisi terlebih dahulu,” jelas Ichikawa.
Sejak akhir Juli, ketika Bank of Japan (BOJ) mendongkrak suku bunga dan mengumumkan rencana pengurangan pembelian obligasi, kedua indeks saham utama Jepang Nikkei 225 dan Topix telah pulih hampir setengah dari kerugiannya.
Namun, kedua indeks utama itu masih anjlok lebih dari 15% dari rekor tertingginya pada bulan lalu, setelah memasuki pasar bearish pada 5 Agustus saat kerugian melampaui 20%.
Mengapa Carry Trade Yen Jepang Menyebabkan Kepanikan di Pasar Global?
Analisis Teknikal dan Prospek Pasar
Reli Nikkei selama dua hari terakhir membantu meredakan volatilitas implisit, yang mencapai level tertinggi sejak 2008 pada awal pekan ini. Grafik teknikal memberikan sinyal bahwa pasar saham Jepang berpotensi mendekati titik terendahnya.
Pada hari Selasa, indeks Nikkei membentuk pola candlestick yang tubuhnya berada dalam kisaran hari sebelumnya, menghasilkan pola harami yang menunjukkan kemungkinan pembalikan tren turun.
Secara keseluruhan, meskipun ada tanda-tanda potensi pemulihan, pasar saham Jepang masih menghadapi tantangan besar dari volatilitas global dan kebijakan moneter domestik.
Penguatan yen yang terus berlanjut dapat menekan eksportir, sementara ketidakpastian di pasar obligasi global menambah kompleksitas situasi. Investor perlu terus memantau perkembangan ini dengan cermat dan mempertimbangkan strategi diversifikasi untuk mengelola risiko portofolio mereka.