Pada akhir pekan yang penuh gejolak, pasar saham AS menunjukkan tanda-tanda kebangkitan, mengakhiri periode yang menantang dengan kenaikan yang signifikan. Meskipun demikian, ketenangan ini terasa kontras dengan volatilitas yang telah mengguncang dunia keuangan global sepanjang minggu.
Kabar Positif! Data Pengangguran Turun, Pasar Saham AS Meroket!
Dengan banyaknya fluktuasi—termasuk aksi jual besar-besaran pada awal minggu—indeks S&P 500 berhasil hampir menghapus kerugian yang terjadi sebelumnya.
Volatilitas Pasar yang Menantang
Bulan Agustus ini membawa drama yang tidak sedikit, menambah beban pada pasar yang sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin tertinggal dalam upaya mengendalikan ekonomi setelah beberapa data ekonomi yang lemah membuat para pelaku pasar berada di ujung tanduk.
Kabar Baik! Ada Sinyal The Fed Pangkas Suku Bunga di Masa Depan
Pandangan yang bertentangan tentang arah kebijakan Jepang turut memperparah gejolak, terutama melalui efek carry trade yen yang berdampak luas pada berbagai kelas aset.
Strategi Carry Trade Terbesar dalam Sejarah Bikin Pasar Panik!
Liz Young Thomas dari SoFi menyatakan bahwa, meskipun peristiwa yang menegangkan ini mungkin sudah berakhir, pasar sekarang menjadi sangat sensitif terhadap data ekonomi AS yang lebih dingin, serta dampak luas dari carry trade yen. Hal ini menunjukkan betapa kondisioner investor untuk mengharapkan penurunan suku bunga sebagai solusi untuk setiap masalah ekonomi yang muncul.
Peluang di Tengah Penurunan
Ronald Temple dari Lazard mencatat bahwa kejatuhan pasar yang parah baru-baru ini merupakan pengingat bahwa valuasi saham telah meningkat secara material, mencapai tingkat yang banyak orang setuju sudah terlalu tinggi. Namun, dia melihat penurunan ini sebagai peluang besar bagi investor jangka panjang, asalkan fundamental pasar tidak berubah secara signifikan.
Meskipun S&P 500 naik 0,5% pada akhir minggu, indeks ini masih mengalami penurunan untuk keempat kalinya berturut-turut, periode terburuk sejak September 2023. Namun, beberapa saham seperti Expedia Group Inc. mengalami kenaikan setelah hasil yang lebih baik dari perkiraan, sementara Cisco Systems Inc. berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar untuk kedua kalinya tahun ini.
Prospek Masa Depan
Dalam pandangan John Stoltzfus dari Oppenheimer Asset Management, pasar bull masih memiliki ruang untuk bergerak. Dia tetap optimis terhadap saham, dengan keyakinan bahwa fundamental ekonomi AS tetap kuat meskipun adanya tekanan dari kebijakan moneter yang ketat. Dia juga percaya bahwa kebijakan moneter yang ketat ini akan segera dilonggarkan, memberikan dorongan lebih lanjut bagi pasar saham.
Sementara itu, “fear gauge” Wall Street—indeks VIX—kembali mereda pada hari Jumat, setelah lonjakan yang tidak biasa yang membawa indeks ini melampaui 65 pada awal minggu, sebuah level yang biasanya menandakan kepanikan ekstrem. Lonjakan ini memicu pertanyaan tentang apakah indeks tersebut sebenarnya “membesar-besarkan” stres di pasar saham AS.
Mantan Menteri Keuangan Lawrence Summers mendesak Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) serta bursa terkait untuk menyelidiki lonjakan historis dalam indeks VIX ini, mengingat pentingnya indikator ini bagi para pelaku pasar.
Indikasi Sentimen Pasar
Saat aksi jual melanda pasar ekuitas di awal minggu, sinyal sentimen jatuh ke salah satu titik terendah dalam sejarah. Rasio saham-obligasi, yang membandingkan S&P 500 dengan obligasi Treasury jangka panjang untuk menguji apakah ekuitas lebih murah atau lebih mahal dibandingkan obligasi, juga berfungsi sebagai ukuran sentimen pasar. Periode ketakutan yang dipicu oleh panik seperti ini di masa lalu sering kali diikuti oleh pengembalian yang luar biasa.
Michael Hartnett dari Bank of America Corp. mengatakan bahwa gejolak saat ini belum mencapai proporsi yang akan menandakan kekhawatiran tentang pendaratan keras ekonomi. Dia mencatat bahwa ekspektasi penurunan suku bunga Fed membuat preferensi investor terhadap saham dibandingkan obligasi tetap kuat, meskipun adanya gejolak pasar.
Dengan absennya berita ekonomi besar hingga rilis indeks harga konsumen minggu depan, volatilitas pasar kemungkinan akan mereda. Namun, perlu dicatat bahwa bulan Agustus dan September secara historis merupakan periode yang lemah untuk ekuitas, sehingga volatilitas diperkirakan akan terus hadir, terutama di tengah pemilihan presiden yang diperebutkan.
Kesimpulan
Dalam situasi pasar yang tidak nyaman seperti ini, investor dituntut untuk tetap tenang dan terus mencermati fundamental ekonomi. Meskipun gejolak pasar memberikan tantangan, peluang investasi yang signifikan masih bisa ditemukan, terutama jika investor mampu menjaga perspektif jangka panjang dan tetap berpegang pada fundamental yang kuat.