Rupiah Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan, mencapai 0,4% menjadi 16.135 per dolar AS pada hari Jumat. Ini merupakan hari kedelapan berturut-turut di mana rupiah menguat, yang menjadi rally terpanjang sejak September 2016. Lonjakan ini dipicu oleh langkah-langkah yang diambil untuk meredakan kekhawatiran mengenai outlook fiskal negara dan ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
Langkah Tim Prabowo untuk Menenangkan Investor
Tim presiden terpilih Prabowo Subianto berusaha menenangkan kekhawatiran investor terkait kebijakan utang dan fiskal pada hari Kamis. Mereka berjanji untuk mempertahankan batasan pengeluaran meskipun ada pernyataan dari saudara Prabowo yang menyebutkan bahwa rasio utang akan dinaikkan. Langkah ini diambil untuk menunjukkan bahwa pemerintah yang akan datang tetap bijaksana dalam pengelolaan keuangan, meskipun dengan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih tinggi.
Pengaruh Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga AS
Prospek pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS yang mungkin terjadi pada bulan September juga memberikan dorongan bagi mata uang pasar berkembang, termasuk rupiah dan ringgit Malaysia yang mengalami kenaikan terbaik dalam 17 bulan. Saktiandi Supaat, kepala penelitian valuta asing di Malayan Banking Bhd di Singapura, menyatakan bahwa Indonesia masih menjadi titik terang di kawasan Asia seiring dengan pemulihan ekonomi global.
Tantangan yang Dihadapi
Namun, rally ini mungkin tidak bertahan lama jika pemotongan suku bunga AS tidak terealisasi. Selain itu, kenaikan harga pangan global dan ancaman tarif perdagangan baru dari AS juga menjadi risiko yang harus diwaspadai. Supaat memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di 16.600 per dolar pada akhir September.
Menurut Bank Toronto-Dominion, Prabowo mungkin perlu mengambil langkah lebih lanjut untuk meyakinkan investor terkait rencana fiskalnya. Alex Loo, seorang ahli strategi makro di TD di Singapura, memperkirakan rupiah akan melemah menjadi 16.350 pada akhir kuartal ini. Ketidakpastian mengenai rencana fiskal akan membebani pikiran investor dalam beberapa bulan mendatang.
Kesimpulan
Rally yang dialami rupiah Indonesia mencerminkan upaya pemerintah untuk menenangkan kekhawatiran investor dan dampak dari ekspektasi pemotongan suku bunga AS. Meskipun ada tantangan dan risiko yang perlu dihadapi, langkah-langkah ini menunjukkan komitmen untuk menjaga stabilitas fiskal dan keuangan negara. Di tengah dinamika global yang kompleks, kebijakan fiskal yang bijaksana dan responsif akan menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan investor dan kestabilan ekonomi.