McDonald’s, salah satu raksasa dalam industri makanan cepat saji, baru-baru ini menghadapi tantangan besar dengan hasil kuartal kedua yang mengecewakan. Penjualan toko yang sama secara global turun sebesar 1%, menandai penurunan kuartalan pertama sejak kuartal keempat 2020 saat pandemi COVID-19 memaksa penutupan.
Salah satu strategi yang diharapkan dapat menarik pelanggan kembali ternyata malah memberikan dampak yang tidak diinginkan. Inilah kisah di balik penawaran makanan seharga $5 (McDonald’s $5 Meal Deals) yang justru menggerogoti bisnis McDonald’s.
Tantangan Ekonomi dan Harga Bahan Makanan
Nick Setyan, Managing Director di Wedbush dan peneliti ekuitas untuk sektor restoran, menjelaskan bahwa kenaikan harga di restoran dibandingkan dengan harga bahan makanan menjadi faktor utama penurunan penjualan.
“Setiap kali harga restoran naik lebih tinggi dari harga bahan makanan, kita melihat sepertiga dari transaksi di restoran cepat saji (QSR), terutama dari rumah tangga berpenghasilan rendah, berkurang. Mereka lebih memilih bahan makanan sebagai pengganti makan di luar,” ujar Setyan.
McDonald’s $5 Meal Deals: Harapan dan Realitas
Untuk mengatasi permasalahan ini, McDonald’s meluncurkan penawaran makanan seharga $5 (McDonald’s $5 Meal Deals). Penawaran ini dirancang untuk menarik pelanggan yang beralih ke bahan makanan yang lebih murah.
Namun, hasilnya tidak sesuai harapan. McDonald’s $5 Meal Deals ini tidak hanya gagal menarik kembali pelanggan berpenghasilan rendah tetapi juga “mengkanibal” pelanggan berpenghasilan lebih tinggi yang sebenarnya tidak membutuhkannya.
Dampak Negatif Penawaran Makanan $5
McDonald’s $5 Meal Deals ini menunjukkan bahwa strategi nilai yang tidak tepat sasaran dapat berdampak negatif. Pelanggan berpenghasilan lebih tinggi yang memanfaatkan penawaran ini sebenarnya merugikan perusahaan, karena mereka seharusnya membayar harga penuh untuk menu lainnya. Hal ini menyebabkan penurunan penjualan yang lebih signifikan dari yang diharapkan.
Setyan menekankan bahwa McDonald’s perlu menemukan solusi yang lebih baik untuk mengatasi masalah ini. Penawaran nilai yang tidak tepat sasaran dapat menyebabkan dampak negatif, baik dari segi penjualan maupun profitabilitas. McDonald’s harus terus berinovasi dan menyesuaikan strategi mereka agar tetap relevan di pasar yang terus berubah.
Langkah Selanjutnya untuk McDonald’s
Secara keseluruhan, hasil kuartal kedua McDonald’s menunjukkan tantangan signifikan yang dihadapi perusahaan dalam menarik dan mempertahankan pelanggan di tengah perubahan ekonomi dan perilaku konsumen.
Hancur! Pendapatan McDonald’s di Q2 2024 Anjlok 12%, Ini Penyebabnya!
Strategi penawaran nilai harus lebih tepat sasaran untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan memaksimalkan keuntungan. McDonald’s perlu mengkaji ulang pendekatan mereka terhadap penawaran nilai dan mencari cara untuk menarik pelanggan tanpa merusak margin keuntungan mereka.
Dengan perubahan yang tepat dan inovasi berkelanjutan, McDonald’s dapat mengatasi tantangan ini dan kembali mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin dalam industri makanan cepat saji. Tantangan ini bukanlah akhir, tetapi peluang untuk beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan ekonomi yang dinamis.